MAKALAH
ILMU ALAMIAH
DASAR DAN ILMU BUDAYA DASAR
“PERKEMBANGAN DAN PENGEMBNGAN IPA”
DISUSUN OLEH :
Ø ASMI
SHAUTA QOLBI
Ø DIAN
SALAMAH
Ø KRIS
WINARNI
Ø PURWANINGSIH
Ø TETI
MELASARI
Ø TIA
RESTI LUTFIANA
Ø TUNISYA
FEBBY SAFITRI
DOSEN PENGAMPU :
SARJA, S.Sos.I., MM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap
peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini
terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal
sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang penjelasannya
memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan kombinasi
dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia, Biofisika,
dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk
lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun
di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang diselidiki,
diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang meliputi: asal mula
alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda
maupun peristiwa yang terjadi. Fakta tentang gejala alam diselidiki, diuji,
berulang-ulang melalui percobaan (eksperimen), kemudian berdasarkan hasil
eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori pun tidak
dapat berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan.
Saat ini
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam baik dibidang industri maupun kesehatan
semakin meningkat dan sangat penting sebagai bahan pertimbangan segala
keputusan termasuk keputusan ekonomi. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam yang pesat dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Munculnya penemuan-penemuan baru yang berkaitan dengan Ilmu
Pengetahuan Alam tersebut tidak terlepas dari sebuah penelitian. Suatu
penelitian akan berhasil dengan baik apabila dilakukan sesuai dengan struktur
metode ilmiah.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana sejarah dan perkembangan
IPA ?
2. Apa saja
ruang lingkup IPA dan bagaimana pengembangannya?
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN IPA
1.
Penelitian dan Strata Ilmu
Perkembangan
ilmu maksudnya adalah suatu penlitian yang dikelilingi atau didukung
landasan/strata ilmu. Diawali dwngan adanya rasa ingin tahu manusia
tentang alam yang tidak ada habisnya, maka upaya mencari jawaban mengenai
fenomena alam pun terus dilakukan melalui berbagai pengamatan dan penelitian.
Untuk melakukan sebuah penelitian, dibutuhkan landasan teori yang jelas.
Sebaliknya, melalui sebuah penelitian juga dapat diperoleh teori baru mengenai
objek yang diteliti. Hal ini mengindikasikan perkembangan ilmu pengetahuan alam
yang senantiasa dikelilingi landasan ilmu. Berdasarkan urutan stratanya. Landasan
atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
a.
Hipotesis
Hipotesis merupakan strata ilmu yang
paling rendah,merupakan dugakan atau prediksi yang diambil berdasarkan
pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab masalah penelitian yang
sedang dilakukan.
b.
Teori
Teori merupakan strata yang lebih
tinggi dari hipotesis.Teori merupakan landasan ilmu yang telah teruji
kebenarannya,namun demikian teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori
baru yang lebih tepat,agar teori tersebut menjadi lebih tepat atau benar.
c.
Hukum
Hukum atau dalil merupakan strata
yang paling tinggi.Hukum atau Dalil,berasal dari teori yang telah diuji terus
–menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.Landasan ilmu yang
sudah tidak diragukan keberadaannya.
2.
Sejarah Perkembanngan IPA
a.
Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada
zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari
hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk
mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki
kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat
secara tertib dan berlangsung terus menerus. Demikian pula ahli Babilonia dapat
meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari.
Ini terjadi kira-kira 3000 S.Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun
piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di
sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa pengetahuan teknik
bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju. Kurang
lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran sama
dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua
belas kuadrat kelilingnya.
b.
Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan
berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir
rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya
menerima.Pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba
mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.Adapun
tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu:
1)
Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika,
pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan
dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala
sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan
kembali. Disamping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya
sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
2)
Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah
udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini
mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada
pernafasan.
3)
Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat jika langit dengan
segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya
separohnya.
4)
Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal
segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam
semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal
hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
5)
Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu
bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang
terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6)
Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut
Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran
keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah
sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas
dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan
panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik
menarik, sedang yang berlawanan akan tolak menolak.
7)
Leukippos dan Demokritos (460-370
SM)
Dalam mencari unsur dasar dari
segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan teori atom sebagai
berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak
dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda
dalam jumlah dan susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan
penguraian atom menurut hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan
ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan kehampaan.
8)
Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang
menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik.
Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah
ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah
bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh
roh dari alam yang gaib.
9)
Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah,
udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau “quint
essentia”. Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure yang
lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi
masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung
tanah. Logam perak, tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak
mengandung tanah. Semua logam akan mengalami proses memasak menjadi logam
mulia, yaitu emas.
Pendapat bahwa unsur berubah menjadi
unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa
menjadi emas.
Pendapat Aristoteles yang lain
adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran
secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan
yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan
yang diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.
10) Ptolomeus
(127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat
jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet
beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya
Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian
oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu
perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari
Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang
zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti dengan
heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
c.
Zaman Pertengahan
1)
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat
buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan
garam.
2)
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Adalah masa dimana banyak
tokoh-tokoh cendikiawan islam, Beberapa cendekiawan Islam diantaranya :
Ø
Al Khowarisni (825), Menyusun buku
Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong penggunaan sistim desimal.
Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya
bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628).
Ø
Omar Khayam (1043-1132) ahli
matematika dan astronomi
Ø
Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980-
1137) menulis buku tentang kedokteran.
d.
Zaman Modern, Timbulnya Ilmu
Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak
zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan
belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai
cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna
dikembangkan metode eksperimen. Adapun tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini
yaitu:
1)
Roger Bacon (1214-1294), Menyatakan
bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada
kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan
percobaan. Matematika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk
mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
2)
Leonardo da Vinci (1452-1519),
Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah
pandangan dan pertimbangan kita.
3)
Francis Bacon (1561-1626),
Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk
mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang menumbuhkan
pengertian terhadap keadaan alam.
4)
Nicolas Copernicus (1473-1543), Ahli
astronomi, matematika dan pengobatan. Karyanya:
Ø
Matahari adalah pusat dari sitim
tatasurya (heliosentrisme)
Ø
Bumi mengelilingi matahari sedangkan
bulan mengelilingi bumi.
5)
Johannes Keppler (1571-1630),
Pendapatnya: 1). Orbit dari semua planet berbentuk elips. 2). Dalam waktu yang
sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang
yang luasnya sama. 3). Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet
untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak
rata-rata planet itu dengan matahari.
6)
Galileo Galilei (1546-1642),
menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung
heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa
bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak
memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter.
Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan IPA sangat pesat
setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan relativitas pada abad 20.
Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan
menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang
modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA
Klasik dan IPA Modern.
3.
IPA Klasik Vs IPA Modern
a.
Pengertian IPA Klasik
IPA klasik merupakan suatu proses
IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan
memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu
pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara
tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik
adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.
b.
Pengertian IPA Modern
IPA modern adalah suatu proses IPA
di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada praktek. IPA modern
memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail
dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana
ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
c.
Apa perbedaan IPA KLASIK dan IPA
MODERN..?
Berdasarkan pengertian IPA Klasik
dan IPA Modern yang dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa penggolongan IPA
menjadi IPA Klasik dan IPA Modern didasarkan pada konsepsi, yang meliputi cara
berfikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu gejala alam. Namun pada
IPA Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil
eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena
terbatas pada media atau alat bantu penelitian. Sedangkan pada IPA Modern,
suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat
pada teori yang telah ada dan dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan
maju, maka kajian dari IPA Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu fenomena alam. Dengan kata lain,
dapat disimpulkan bahwa IPA Modern merupakan pengembangan dari IPA Klasik.
B.
RUANG LINGKUP IPA DAN
PERKEMBANGANNYA
1.
Ruang Lingkup IPA dan
Perkembangannya
Secara garis besar ilmu pengetahuan
alam dibagi atas 3 yaitu :
a.
Ilmu Sosial dan Budaya; membahas
hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
1)
Psikologi
2)
Pendidikan
3)
Antropologi
4)
Etnologi
5)
Sejarah
6)
Ekonomi
7)
Sosiologi
b.
Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas
tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
1)
Fisika
2)
Kimia
3)
Biologi
4)
Botani
5)
Zoologi
6)
Morfologi
7)
Anatomi
8)
Fisiologi
9)
Sitologi
10) Histologi
11) Palaentologi
c.
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa,
Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa
dengan benda angkasa lainnya.
1)
Geologi
2)
Astronomi
2.
Pemfokusan
dan pembentukan multidisiplin ilmu
a.
Pemfokusan Ilmu
Dengan
pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20
menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih
spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan
menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran, magnet,
listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu
tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak memungkinkan
lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu
dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli
akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus
disiplin ilmu tertentu.
b.
Multidisiplin
dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin ilmu
merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari
satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin
ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu
merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok
disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang
dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun
cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat
mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu
ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak
sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi
multidisiplin ilmu.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas kami dapat
menyimpulkan bahwa seiring berjalannya waktu teori tentang ilmu pengetahuan
alam semakin maju pula. Ilmu pengetahuan alam memberikan sumbangsih yang besar
terhadap kemajuan peradaban sekarang. Karena melalui teori yang di terapkan
untuk memudahkan pekerjaan manusia.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
dimulai sejak Zaman Kuno, Zaman Yunani Kuno, Zaman Pertengahan, hingga Zaman
Modern serta terbagi atas masa IPA Klasik dan IPA ModernDengan adanya
perkembangan IPA di berbagai bidang saat ini banyak terdapat penemuan-penemuan
baru yang berguna dalam kehidupan manusia.
Ilmu ini terus berkembang, bertambah
luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru,
menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia,
Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Dosen IAD. 2004. Ilmu Alamiah
Dasar (IAD). Makassar: Universitas Negeri Makassar.
IAD KLH 1-iv 2008.doc. 7 Oktober 2010.
http://elhite-education.blogspot.co.id/2014/06/saat-kita-mempelajari-mata-kuliah-ilmu_6.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar