Kamis, 10 Maret 2016

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR DAN ILMU BUDAYA DASAR



MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR DAN ILMU BUDAYA DASAR
“PERKEMBANGAN DAN PENGEMBNGAN IPA”














DISUSUN OLEH :
Ø  ASMI SHAUTA QOLBI
Ø  DIAN SALAMAH
Ø  KRIS WINARNI
Ø  PURWANINGSIH
Ø  TETI MELASARI
Ø  TIA RESTI LUTFIANA
Ø  TUNISYA FEBBY SAFITRI

DOSEN PENGAMPU :
SARJA, S.Sos.I., MM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia, Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Fakta tentang gejala alam diselidiki, diuji, berulang-ulang melalui percobaan (eksperimen), kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori pun tidak dapat berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan.
Saat ini perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam baik dibidang industri maupun kesehatan semakin meningkat dan sangat penting sebagai bahan pertimbangan segala keputusan termasuk keputusan ekonomi. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam yang pesat dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Munculnya penemuan-penemuan baru yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut tidak terlepas dari sebuah penelitian. Suatu penelitian akan berhasil dengan baik apabila dilakukan sesuai dengan struktur metode ilmiah.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana sejarah dan perkembangan IPA ?
2.      Apa saja ruang lingkup IPA dan bagaimana pengembangannya?

PEMBAHASAN

A.      PERKEMBANGAN IPA
1.      Penelitian dan Strata Ilmu
Perkembangan ilmu  maksudnya adalah suatu penlitian  yang dikelilingi atau didukung landasan/strata ilmu. Diawali dwngan adanya  rasa ingin tahu manusia tentang alam yang tidak ada habisnya, maka upaya mencari jawaban mengenai fenomena alam pun terus dilakukan melalui berbagai pengamatan dan penelitian. Untuk melakukan sebuah penelitian, dibutuhkan landasan teori yang jelas. Sebaliknya, melalui sebuah penelitian juga dapat diperoleh teori baru mengenai objek yang diteliti. Hal ini mengindikasikan perkembangan ilmu pengetahuan alam yang senantiasa dikelilingi landasan ilmu. Berdasarkan urutan stratanya. Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
a.       Hipotesis
Hipotesis merupakan strata ilmu yang paling rendah,merupakan dugakan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab masalah penelitian yang sedang dilakukan.
b.      Teori
Teori merupakan strata yang lebih tinggi dari hipotesis.Teori merupakan landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya,namun demikian teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat,agar teori tersebut menjadi lebih tepat atau benar.
c.       Hukum
Hukum atau dalil merupakan strata yang paling tinggi.Hukum atau Dalil,berasal dari teori yang telah diuji terus –menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.Landasan ilmu yang sudah tidak diragukan keberadaannya.

2.      Sejarah Perkembanngan IPA
a.       Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus menerus. Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi kira-kira 3000 S.Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.
b.      Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima.Pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.Adapun tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu:
1)      Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
2)      Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernafasan.
3)      Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat jika langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya separohnya.
4)      Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
5)      Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6)      Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik,  sedang yang berlawanan akan tolak menolak.
7)      Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan penguraian atom menurut hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan kehampaan.
8)      Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam yang gaib.

9)      Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau “quint essentia”. Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas.
Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi emas.
Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.
10)  Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
c.       Zaman Pertengahan
1)      Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam.
2)      Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Adalah masa dimana banyak tokoh-tokoh cendikiawan islam, Beberapa cendekiawan Islam diantaranya :
Ø  Al Khowarisni (825), Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong penggunaan sistim desimal. Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628).
Ø  Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi
Ø  Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang kedokteran.
d.      Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan metode eksperimen. Adapun tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu:
1)      Roger Bacon (1214-1294), Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
2)      Leonardo da Vinci (1452-1519), Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.
3)      Francis Bacon (1561-1626), Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam.
4)      Nicolas Copernicus (1473-1543), Ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Karyanya:
Ø  Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
Ø  Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
5)      Johannes Keppler (1571-1630), Pendapatnya: 1). Orbit dari semua planet berbentuk elips. 2). Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama. 3). Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
6)      Galileo Galilei (1546-1642),  menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan IPA Modern.

3.      IPA Klasik Vs IPA Modern
a.       Pengertian IPA Klasik
IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.
b.      Pengertian IPA Modern
IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
c.       Apa perbedaan IPA KLASIK dan IPA MODERN..?
Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA Modern didasarkan pada konsepsi, yang meliputi cara berfikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu gejala alam. Namun pada IPA Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu penelitian. Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian dari IPA Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu fenomena alam. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA Modern merupakan pengembangan dari IPA Klasik.

B.       RUANG LINGKUP IPA DAN PERKEMBANGANNYA
1.      Ruang Lingkup IPA dan Perkembangannya
Secara garis besar ilmu pengetahuan alam dibagi atas 3 yaitu :
a.       Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
1)      Psikologi
2)      Pendidikan
3)      Antropologi
4)      Etnologi
5)      Sejarah
6)      Ekonomi
7)      Sosiologi
b.      Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
1)      Fisika
2)      Kimia
3)      Biologi
4)      Botani
5)      Zoologi
6)      Morfologi
7)      Anatomi
8)      Fisiologi
9)      Sitologi
10)  Histologi
11)  Palaentologi
c.       Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
1)      Geologi
2)      Astronomi

2.      Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu
a.        Pemfokusan Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus disiplin ilmu tertentu.
b.      Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.


PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa seiring berjalannya waktu teori tentang ilmu pengetahuan alam semakin maju pula. Ilmu pengetahuan alam memberikan sumbangsih yang besar terhadap kemajuan peradaban sekarang. Karena melalui teori yang di terapkan untuk memudahkan pekerjaan manusia.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dimulai sejak Zaman Kuno, Zaman Yunani Kuno, Zaman Pertengahan, hingga Zaman Modern serta terbagi atas masa IPA Klasik dan IPA ModernDengan adanya perkembangan IPA di berbagai bidang saat ini banyak terdapat penemuan-penemuan baru yang berguna dalam kehidupan manusia.
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).


















DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen IAD. 2004. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Makassar: Universitas Negeri Makassar.
IAD KLH 1-iv 2008.doc. 7 Oktober 2010.
http://elhite-education.blogspot.co.id/2014/06/saat-kita-mempelajari-mata-kuliah-ilmu_6.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar