MAKALAH
MANAJEMEN
STRATEGIK
“STRATEGI PEMASARAN”
DISUSUN OLEH :
Ø ASMI
SHAUTA QOLBI
Ø DIAN
SALAMAH
Ø NUR
AJIZAH
Ø TUNISYA
FEBBY SAFITRI
DOSEN PENGAMPU :
ALIP TOTO HANDOKO, SE., MM.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli
ataupun peminatnya. Oleh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk
atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang
dihasilkannya. Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen
tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan
berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa
perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas.
Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan
harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan
pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan
gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan atau panduan pada beberapa sasaran pasar.
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan
untuk menjalankan atau membuat strategi-strategi yang tepat agar dapat memenuhi
sasaran yang efektif. Strategi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan
perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan
besarnya manfaat yang diperoleh dari kegiatan strategi yang dijalankan
perusahaan.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
DAN FUNGSI PEMASARAN
Apabila
seseorang ditanya tentang apa yang dimaksud pemasaran atau apa yang dimaksud
memasarkan barang, maka orang pada umumnya memberikan jawaban termasuk jawaban
yang diberikan oleh para mahasiswa bahwa memasarkan barang adalah menjual
barang atau memasang advertensi terhadap barang tersebut agar laku terjual.
Jawaban ini hanya benar untuk sebagian kecil saja, sebab penjualan dan
advertensi itu hanyalah merupakan sebagian kecil saja, sebab penjualan dan
advertensi itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari kegiatan pemasaran.
Pemasaran memiliki cakupan kegiatan yang lebih luas dari itu. Pemasaran
meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh konsumen, perhitungan
berapa banyak kebutuhan akan produk itu, bagaimana cara menyalurkan produk
tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang seharusnya ditetapkan
terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi konsumennya, bagaimana cara
promosi untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta
bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan dan
sebagainya. Oleh karena itu perusahaan harus mampu untuk menjalin hubungan yang
akrab antara perusahaannya dengan masyarakat yang menjadi konsumen bagi
produk-produk yang dihasilkan dan dipasarkannya. Hubungan yang baik antara
perusahaan dengan konsumennya akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah
pihak. Masyarakat yang menggunakan barang hasil produksi perusahaan itu akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk mendapatkan barang sebagai pemenuhan
kebutuhannya dengan kualitas yang baik, sedangkan perusahaan memperoleh
keuntungan dalam bentuk diperolehnya penghasilan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut. Kegiatan yang berupa menjalin hubungan
baik antara perusahaan dengan masyarakat konsumen itu perupakan “Proses
Pemasaran”. Jadi proses pemasaran merupakan kegiatan yang berupa penentuan
jenis produk yang dihasilkan, jumlah yang harus dipasarkan, harga yang
ditetapkannya, cara penyalurannya, bentuk promosinya dan sebagainya. Jadi dalam
proses pemasaran itu terjadi proses timbal balik dimana perusahaan menyajikan
barang-barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen, sedangkan konsumen
menyerahkan uang sebagai imbalan atas terpenuhinya kebutuhan mereka secara
cepat dan memuaskan. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk
mempengaruhi konsumen atau masyarakat agar tertarik dan menyenangi produknya
dapat ditempuh dengan memberikan stimulan atau rangsangan tertentu baik
stimulan yang bersifat internal maupun rangsangan yang bersifat eksternal.
Dengan adanya rangsangan atau stimulus tersebut maka konsumen akan terpengaruh
dan apabila berhasil maka konsumen tersebut akan tertarik dan kemudian membeli
produk perusahaan itu dan selanjutnya diharapkan akan selalu terjadi pembelian
yang berulang-ulang karena konsumen menjadi puas akan produk yang dibelinya
itu. Dari uraian tersebut maka ditinjau dari sudut pandangan para pengusaha
maka proses pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat
mempengaruhi konsumen agar konsumen tersebut menjadi tertarik, senang, kemudian
membeli dan akhirnya puas terhadap produk yang dipasarkannya.
B.
PENGERTIAN
PASAR
Pasar
dimata pandangan pengusaha atau pemasaran adalah berupa orang atau kumpulan
orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan serta mempunyai kemampuan untuk
membayar guna memenuhi kebutuhannya itu. Dengan pengertian ini maka pasar pada
hakikatnya adalah anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan akan produk yang
ditawarkan oleh pengusaha itu. Dengan definisi ini pula maka pengusaha dapat
melakukan stimulan tertentu agar pengusaha dapat mempengaruhi pasar dan
kemudian dapat mempengaruhinya.
Langkah
awal yang biasanya dilakukan oleh manajer pemasaran dalam rangka upaya untuk
menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan “Analisis Pasar”
atau “Analisis Potensi Pasar”. Dalam hal ini kita berusaha untuk dapat
memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan.
Perhitungan
terhadap besarnya potensi pasar itu tentu saja akan ditentukan oleh beberapa
faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah berupa jumlah orang yang
membutuhkan barang tersebut, tingkat rata-rata penggunaan per orang serta harga
produk yang berlaku. Semakin banyak orang yang membutuhkan tentu semakin besar
potensi pasarnya, semakin banyak tingkat penggunaan per orang juga akan semakin
tinggi potensi pasarnya sedangkan semakin tinggi harga akan mempersempit
potensi pasar.
1.
Bentuk-Bentuk
Persaingan
Beberapa
bentuk persaingan antara lain :
a.
Persaingan
Sempurna (Pure Competition)
Bentuk
persaingan sempurna merupakan bentuk persaingan dimana terdapat sangat banyak
pengusaha yang terjun di pasar untuk melayani suatu produk tertentu dan pada
umumnya pengusaha yang terjun di pasar adalah pengusaha-pengusaha kecil.
b.
Persaingan
Monopolistik (Monopolistic Competition)
Merupakan
bentuk dimana pengusaha yang terjun dalam kancah persaingan tidak terlalu
banyak sehingga dalam hal ini pengusaha dapat menanamkan pengaruhnya kepada
konsumen.
c.
Persaingan
Oligopoli (Oligopolistic Competition)
Dalam
persaingan ini hanya ada sedikit saja jumlah pengusaha yang bergerak di pasar
dan pada umumnya merupakan perusahaan besar. Dalam kondisi ini penggunaan harga
sebagai alat persaingan sangat minim atau marginal. Persaingan akan berlangsung
terutama dengan menggunakan alat-alat nonharga seperti, kualitas produk, bentuk
bungkus merek dagang, promosi serta distribusi yang lebih memuaskan para
konsumennya.
d.
Monopoli
(Monopoly)
Dalam
hal ini hanya ada satu pengusaha yang merupakan satu-satunya perusahaan yang
melayani kebutuhan seluruh masyarakat dan karena hanya ada satu maka tentu saja
merupakan perusahaan yang sangat besar atau raksasa. Sebagai misal di Indonesia
adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perum Telkom, Perumka, Pertamina dan
sebagainya.
2.
Jenis-Jenis
Pasar :
a.
Pasar
barang konsumen (konsumsi)
b.
Pasar
barang industrial (Industri)
c.
Pasar
pemerintah
d.
Pasar
Internasional
C.
MANAJEMEN
PEMASARAN
1.
Strategi
Perusahaan (Pemasaran Strategis dan Strategi Pemasaran)
Pemasaran
strategis mengacu pada faktor strategis sedangkan strategi pemasaran mengacu
pada faktor operasional atau pelaksanaan kegiatan pemasaran seperti penentuan
harga, pembungkusan, pemberian merek, penentuan saluran distribusi, pemasangan
iklan dan sebagainya.
2.
Pasar
dan Orientasi Pasar
Pasar
ditinjau dari segi pengusaha adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan
yang serupa dan bersedia untuk membayar guna memenuhi kebutuhan mereka itu.
Pengusaha yang berorientasi pasar selalu meninjau kegiatannya atas dasar
kebutuhan pasar yang dihadapinya. Sedangkan pengusaha yang berorientasikan
produksi mendasarkan diri pada barang yang dihasilkannya.
3.
Potensi
Pasar / Kesempatan Pasar
Cara
yang dapat ditempuh untuk mengetahui adanya potensi pasar adalah :
a.
Mempersempit
dimensi pasar dengan cara segmentasi pasar. Dengan melakukan segmentasi pasar
maka kita dapat melihat adanya jenis kebutuhan yang lain dari konsumen (segment
pasar) yang belum terpenuhi. Kebutuhan yang belum terpenuhi ini merupakan
potensi pasar yang terbuka. Contohnya kebutuhan beras bagi golongan konsumen
yang memerlukan status sosial.
b.
Memperluas
dimensi pasar dengan cara melihat pasar kebutuhan pangkal (Generic Market atau
generic need).
c.
Melihat
adanya lobang pasar (kebocoran pasar, market leakage). Kebocoran pasar adalah
pasar yang seharusnya dapat dilayani akan tetapi pada saat ini belum terlayani.
D.
SASARAN
PASAR
Manajer
yang berorientasi pada pasar harus dapat menyebutkan siapa sasaran pasarnya
yaitu kelompok orang yang mana, bukan semua orang. Sasaran pasar mengacu pada
sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat-sifat serupa. Dengan kemiripan
sifat-sifat mereka itu maka pengusaha akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan,
keinginan, sikap, tingkah laku, gaya hidup, kelompok sosial serta kebudayaan
mereka. Di dalam masyarakat akan terdapat kelompok-kelompok yang memiliki
sifat-sifat yang identik dari kelompoknya itu berbeda dengan kelompok yang
lain. Tiap kelompok memiliki sifat yang berbeda dengan kelompok yang lain.
Misalnya : orang tua dengan orang muda, remaja modern dengan remaja
tradisional, kelompok sosial dengan bawah/menengah, pedagang dengan pegawai
negeri.
Pengusaha
dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda-beda itu dan kemudian
memperlakukannya secara berbeda-beda pula sesuai dengan faktor-faktor pribadi,
kelompok kecil maupun kelompok sosial dan budayanya yang berbeda-beda tersebut.
Cara ini disebut “Differentiated Marketing”. Dalam hal ini pengusaha
memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan (marketing mix) yang
berbeda terhadap segmen pasar yang berbeda. Cara ini lebih menjamin adanya
kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi persaingan yang lebih baik
(Competitive Advantage). Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumennya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
E.
BAURAN
PEMASARAN (MARKETING MIX)
Bagaimana
caranya pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang
memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan
tindakan-tindakan konkret. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan
tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam yaitu tindakan mengenai : produk
(product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), promosi
(promotion). Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “BAURAN
PEMASARAN” atau “MARKETING MIX”.
1.
Strategi
Produk
Agar
strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen
untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus
mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu :
a.
Konsep
Produk
Konsep
produk merupakan suatu pengertian atau pandangan konsumen terhadap suatu produk
yang dibutuhkan dan diinginkannya. Konsumen akan memiliki konsep atau pandangan
tertentu terhadap suatu produk misalnya saja terhadap suatu barang berupa
“sepatu”. Biasanya dalam memberikan arti “sepatu” konsumen memiliki dua arti.
Arti pertama adalah arti teknis dari sepatu tersebut bagi konsumen yaitu sepatu
adalah sebagai pelindung telapak kakinya. Dengan memakai sepatu itu maka
telapak kakinya akan dapat terlindung dari berbagai barang yang dapat melukai
ataupun mengganggu telapak kakinya. Arti teknis atau fungsi teknis dari suatu
produk merupakan pangkal tolak dari esensi suatu produk oleh karena itu maka
fungsi teknis ini sering disebut sebagai “Produk Pangkal” atau “Generic
Product” atau “Produk Generik”.
Disamping
arti teknis tersebut maka masih terdapat arti yang kedua yang biasanya bersifat
nonteknis yaitu sepatu juga dipandangnya tidak hanya semata-mata pelindung
telapak kakinya akan tetapi juga terdapat harapan agar dengan memakai sepatu
itu dia (konsumen) akan dapat menjadi semakin “bergengsi”, atau agar tampak
sebagai remaja masa kini, atau agar tampak dewasa dan sebagainya.
Produk
yang mampu memberikan arti terhadap kedua sifat tersebut akan mampu untuk menarik
konsumen dan kemudian membuat konsumen tersebut terdorong untuk membelinya dan
setelah membeli mereka akan dapat menjadi puas sehingga akan terjadilah
pembelian yang berulang-ulang oleh konsumen terhadap produk tersebut.
b.
Siklus
Kehidupan Produk
Tahap
yang paling awal dari masa hidupnya suatu produk dimulai dari suatu tahap yang
disebut sebagai tahap perkenalan atau introduction. Pada masa ini produk
tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada masyarakat. Pada masa atau
tahap perkenalan ini tentu saja akan berlangsung alot karena memang sukar untuk
memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat sehingga masyarakat banyak akan
menjadi kenal akan produk tersebut.
Tahap
berikutnya adalah tahap pertumbuhan, dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan
dari tahap perkenalan yang berhasil. Setelah banyak anggota masyarakat yang
mengenal akan produk itu maka diharapkan masyarakat tersebut akan menjadi
menyenangi produk tersebut dan apabila hal ini terjadi hal ini terjadi maka
produk tersebut akan berada pada tahap pertumbuhan. Tahap ini ditandai oleh
adanya jumlah penjualan yang meningkat terhadap produk tersebut. Itulah
sebabnya lalu disebut sebagai tahap perkembangan atau tahap pertumbuhan atau
growth.
Tahap
berikutnya lagi adalah menginjak pada tahap kedewasaan atau “maturity”. Pada
masa dewasa ini tingkat pertumbuhan menjadi sangat kecil, masih berkembang akan
tetapi sangat rendah dan tidak setinggi seperti pada tahap sebelumnya yaitu
tahap pertumbuhan.
Tahap
yang terakhir adalah tahap penurunan atau “decline”. Dalam tahap ini masyarakat
sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut sehingga penjualan akan segera
merosot tajam. Hal ini akan terjadi apabila pengusaha tidak mampu lagi untuk
mempertahankan produknya pada tahap kedewasaan.
c.
Jenis-Jenis
Produk
Dalam
hal ini kita mengenal ada beberapa penggolongan produk yaitu :
Ø Barang konsumen atau barang konsumsi
Barang
konsumsi adalah barang yang dibeli oleh masyarakat untuk dipakai sendiri atau
dikonsumsi sendiri guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Yang termasuk barang
ini misalnya saja makanan, minuman, pakaian, perabot rumah tangga, alat-alat
tulis bahkan juga sepeda motor serta mobil dan sebagainya.
Ø Barang industrial
Barang
industrial adalah merupakan barang yang memiliki sifat yang berbeda dengan
barang konsumsi. Barang industri dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen tidak
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri untuk konsumsi sendiri, akan tetapi barang
tersebut dibeli untuk dipergunakannya sebagai alat usaha atau alat berproduksi
lagi ataupun dijualnya kembali dalam menjalankan usaha bisnisnya, baik bisnis
yang bersifat mencari keuntungan maupun yang bersifat nirlaba. Adapun barang
yang termasuk jenis ini ada beberapa macam yaitu barang yang oleh pembelinya
akan digunakan sebagai : bahan baku, bahan pembantu, peralatan produksi,
mesin-mesin pabrik, peralatan administrasi kantor dan sebagainya.
2.
Strategi
Harga
Beberapa
dasar penetapan harga yaitu :
a.
Biaya
Pada
umumnya pengusaha menggunakan dasar penetapan harga jual produknya adalah atas
dasar biaya produksinya dan kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang
diinginkannya.
b.
Konsumen
Dalam
hal tertentu penetapan harga seperti disebutkan di atas tidak sesuai dengan
selera yang diinginkan konsumen. Dengan demikian maka perlu penetapan harga
jual atas dasar yang lain yaitu atas dasar kondisi selera konsumen atau
permintaan konsumen.
c.
Persaingan
Dalam
hal ini kita menetapkan harga menurut kebutuhan perusahaan dalam hal
persaingannya dengan perusahaan lain yang sejenis dan merupakan
pesaing-pesaingnya.
3.
Strategi
Promosi
Adapun
alat-alat yang dipergunakan untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat
memilih beberapa cara yaitu :
a.
Advertensi
Advertensi
ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, televisi
maupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau
tempat-tempat yang strategis. Dengan advertensi ini diharapkan para konsumen
atau calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang
diadvertensikan tersebut.
b.
Promosi
Penjualan (Sales Promotion)
Promosi
penjualan merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang
dipasarkannya sedemikian rupa sehingga menarik perhatian konsumen. Misalnya
yaitu memberikan sampel produk kepada pengunjung toko secara gratis dengan
harapan mereka akan mencoba produk tersebut dengan harapan mereka tertarik dan
senang untuk menggunakan produk tersebut.
c.
Personal
Selling
Personal
selling merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan
para calon konsumennya. Yang termasuk dalam kategori personal selling ini
adalah door to door selling, maail order, telephone selling dan direct selling.
d.
Publisitas
(Publication)
Cara
ini dilakukan dengan cara memuat berita di radio atau televisi maupun majalah
tertentu dan sebagainya.
4.
Strategi
Saluran Distribusi
Adapun
bentuk-bentuk saluran distribusi yang ada dapat dibedakan menjadi beberapa
macam yaitu :
a.
Saluran
Distribusi Langsung
Dalam
saluran distribusi ini pengusaha berusaha untuk menyalurkan barang-barangnya
yang dibeli oleh konsumen secara langsung ke tempat konsumen tinggal. Dengan
demikian maka diharapkan konsumen akan merasa puas karena konsumen tidak perlu
lagi memikirkan masalah pengangkutan barang yang dibelinya itu ke rumah mereka.
b.
Saluran
Distribusi Tidak Langsung
Dalam
hal ini pengusaha menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan
barang-barangnya kepada konsumen. Pihak luar tersebut merupakan penyalur atau
pedagang perantara (middle man). Pada umumnya pengusaha menggunakan cara
penyaluran semacam ini terutama bagi barang-barang konvinien atau kebutuhan
sehari-hari. Hal ini disebabkan karena barang konsumsi menjangkau lokasi pasar
yang sangat luas dan menyebar ke seluruh penjuru daerah pasarnya.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Proses
pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi
konsumen agar konsumen tersebut menjadi tertarik, senang, kemudian membeli dan
akhirnya puas terhadap produk yang dipasarkannya.
2.
Bagaimana
caranya pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang
memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan
tindakan-tindakan konkret. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan
tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam yaitu tindakan mengenai : produk
(product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), promosi
(promotion). Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “BAURAN
PEMASARAN” atau “MARKETING MIX”.
3.
Agar
strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen
untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus
mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu : Konsep Produk, Siklus
Kehidupan Produk, Jenis-Jenis Produk.
4.
Beberapa
dasar penetapan harga yaitu : Biaya, Konsumen, Persaingan.
5.
Adapun
alat-alat yang dipergunakan untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat
memilih beberapa cara yaitu : Advertensi, Promosi Penjualan (Sales Promotion), Personal
Selling, Publisitas (Publication).
6.
Adapun
bentuk-bentuk saluran distribusi yang ada dapat dibedakan menjadi beberapa
macam yaitu : Saluran Distribusi Langsung dan Saluran Distribusi Tidak Langsung.
DAFTAR
PENUTUP
Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Strategis: Cetakan
Pertama, Yogyakarta, BPFE.
http://chips-seven.blogspot.com/2012/06/makalah-strategi-pemasaran.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar