Senin, 09 Mei 2016

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK “STRATEGI PEMASARAN”




MAKALAH
MANAJEMEN STRATEGIK
“STRATEGI PEMASARAN”









DISUSUN OLEH :
Ø  ASMI SHAUTA QOLBI
Ø  DIAN SALAMAH
Ø  NUR AJIZAH
Ø  TUNISYA FEBBY SAFITRI

DOSEN PENGAMPU :
ALIP TOTO HANDOKO, SE., MM.




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017


PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun peminatnya. Oleh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkannya. Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas.
Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau panduan pada beberapa sasaran pasar.
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menjalankan atau membuat strategi-strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Strategi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh dari kegiatan strategi yang dijalankan perusahaan.












PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN DAN FUNGSI PEMASARAN
Apabila seseorang ditanya tentang apa yang dimaksud pemasaran atau apa yang dimaksud memasarkan barang, maka orang pada umumnya memberikan jawaban termasuk jawaban yang diberikan oleh para mahasiswa bahwa memasarkan barang adalah menjual barang atau memasang advertensi terhadap barang tersebut agar laku terjual. Jawaban ini hanya benar untuk sebagian kecil saja, sebab penjualan dan advertensi itu hanyalah merupakan sebagian kecil saja, sebab penjualan dan advertensi itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari kegiatan pemasaran. Pemasaran memiliki cakupan kegiatan yang lebih luas dari itu. Pemasaran meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh konsumen, perhitungan berapa banyak kebutuhan akan produk itu, bagaimana cara menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang seharusnya ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi konsumennya, bagaimana cara promosi untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan dan sebagainya. Oleh karena itu perusahaan harus mampu untuk menjalin hubungan yang akrab antara perusahaannya dengan masyarakat yang menjadi konsumen bagi produk-produk yang dihasilkan dan dipasarkannya. Hubungan yang baik antara perusahaan dengan konsumennya akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Masyarakat yang menggunakan barang hasil produksi perusahaan itu akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendapatkan barang sebagai pemenuhan kebutuhannya dengan kualitas yang baik, sedangkan perusahaan memperoleh keuntungan dalam bentuk diperolehnya penghasilan untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut. Kegiatan yang berupa menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat konsumen itu perupakan “Proses Pemasaran”. Jadi proses pemasaran merupakan kegiatan yang berupa penentuan jenis produk yang dihasilkan, jumlah yang harus dipasarkan, harga yang ditetapkannya, cara penyalurannya, bentuk promosinya dan sebagainya. Jadi dalam proses pemasaran itu terjadi proses timbal balik dimana perusahaan menyajikan barang-barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen, sedangkan konsumen menyerahkan uang sebagai imbalan atas terpenuhinya kebutuhan mereka secara cepat dan memuaskan. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumen atau masyarakat agar tertarik dan menyenangi produknya dapat ditempuh dengan memberikan stimulan atau rangsangan tertentu baik stimulan yang bersifat internal maupun rangsangan yang bersifat eksternal. Dengan adanya rangsangan atau stimulus tersebut maka konsumen akan terpengaruh dan apabila berhasil maka konsumen tersebut akan tertarik dan kemudian membeli produk perusahaan itu dan selanjutnya diharapkan akan selalu terjadi pembelian yang berulang-ulang karena konsumen menjadi puas akan produk yang dibelinya itu. Dari uraian tersebut maka ditinjau dari sudut pandangan para pengusaha maka proses pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar konsumen tersebut menjadi tertarik, senang, kemudian membeli dan akhirnya puas terhadap produk yang dipasarkannya.

B.       PENGERTIAN PASAR
Pasar dimata pandangan pengusaha atau pemasaran adalah berupa orang atau kumpulan orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan serta mempunyai kemampuan untuk membayar guna memenuhi kebutuhannya itu. Dengan pengertian ini maka pasar pada hakikatnya adalah anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan akan produk yang ditawarkan oleh pengusaha itu. Dengan definisi ini pula maka pengusaha dapat melakukan stimulan tertentu agar pengusaha dapat mempengaruhi pasar dan kemudian dapat mempengaruhinya.
Langkah awal yang biasanya dilakukan oleh manajer pemasaran dalam rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan “Analisis Pasar” atau “Analisis Potensi Pasar”. Dalam hal ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan.
Perhitungan terhadap besarnya potensi pasar itu tentu saja akan ditentukan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah berupa jumlah orang yang membutuhkan barang tersebut, tingkat rata-rata penggunaan per orang serta harga produk yang berlaku. Semakin banyak orang yang membutuhkan tentu semakin besar potensi pasarnya, semakin banyak tingkat penggunaan per orang juga akan semakin tinggi potensi pasarnya sedangkan semakin tinggi harga akan mempersempit potensi pasar.

1.    Bentuk-Bentuk Persaingan
Beberapa bentuk persaingan antara lain :
a.    Persaingan Sempurna (Pure Competition)
Bentuk persaingan sempurna merupakan bentuk persaingan dimana terdapat sangat banyak pengusaha yang terjun di pasar untuk melayani suatu produk tertentu dan pada umumnya pengusaha yang terjun di pasar adalah pengusaha-pengusaha kecil.
b.    Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition)
Merupakan bentuk dimana pengusaha yang terjun dalam kancah persaingan tidak terlalu banyak sehingga dalam hal ini pengusaha dapat menanamkan pengaruhnya kepada konsumen.
c.    Persaingan Oligopoli (Oligopolistic Competition)
Dalam persaingan ini hanya ada sedikit saja jumlah pengusaha yang bergerak di pasar dan pada umumnya merupakan perusahaan besar. Dalam kondisi ini penggunaan harga sebagai alat persaingan sangat minim atau marginal. Persaingan akan berlangsung terutama dengan menggunakan alat-alat nonharga seperti, kualitas produk, bentuk bungkus merek dagang, promosi serta distribusi yang lebih memuaskan para konsumennya.
d.   Monopoli (Monopoly)
Dalam hal ini hanya ada satu pengusaha yang merupakan satu-satunya perusahaan yang melayani kebutuhan seluruh masyarakat dan karena hanya ada satu maka tentu saja merupakan perusahaan yang sangat besar atau raksasa. Sebagai misal di Indonesia adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perum Telkom, Perumka, Pertamina dan sebagainya.
2.    Jenis-Jenis Pasar :
a.       Pasar barang konsumen (konsumsi)
b.      Pasar barang industrial (Industri)
c.       Pasar pemerintah
d.      Pasar Internasional

C.       MANAJEMEN PEMASARAN
1.      Strategi Perusahaan (Pemasaran Strategis dan Strategi Pemasaran)
Pemasaran strategis mengacu pada faktor strategis sedangkan strategi pemasaran mengacu pada faktor operasional atau pelaksanaan kegiatan pemasaran seperti penentuan harga, pembungkusan, pemberian merek, penentuan saluran distribusi, pemasangan iklan dan sebagainya.
2.      Pasar dan Orientasi Pasar
Pasar ditinjau dari segi pengusaha adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan yang serupa dan bersedia untuk membayar guna memenuhi kebutuhan mereka itu. Pengusaha yang berorientasi pasar selalu meninjau kegiatannya atas dasar kebutuhan pasar yang dihadapinya. Sedangkan pengusaha yang berorientasikan produksi mendasarkan diri pada barang yang dihasilkannya.
3.    Potensi Pasar / Kesempatan Pasar
Cara yang dapat ditempuh untuk mengetahui adanya potensi pasar adalah :
a.       Mempersempit dimensi pasar dengan cara segmentasi pasar. Dengan melakukan segmentasi pasar maka kita dapat melihat adanya jenis kebutuhan yang lain dari konsumen (segment pasar) yang belum terpenuhi. Kebutuhan yang belum terpenuhi ini merupakan potensi pasar yang terbuka. Contohnya kebutuhan beras bagi golongan konsumen yang memerlukan status sosial.
b.      Memperluas dimensi pasar dengan cara melihat pasar kebutuhan pangkal (Generic Market atau generic need).
c.       Melihat adanya lobang pasar (kebocoran pasar, market leakage). Kebocoran pasar adalah pasar yang seharusnya dapat dilayani akan tetapi pada saat ini belum terlayani.
D.      SASARAN PASAR
Manajer yang berorientasi pada pasar harus dapat menyebutkan siapa sasaran pasarnya yaitu kelompok orang yang mana, bukan semua orang. Sasaran pasar mengacu pada sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat-sifat serupa. Dengan kemiripan sifat-sifat mereka itu maka pengusaha akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, gaya hidup, kelompok sosial serta kebudayaan mereka. Di dalam masyarakat akan terdapat kelompok-kelompok yang memiliki sifat-sifat yang identik dari kelompoknya itu berbeda dengan kelompok yang lain. Tiap kelompok memiliki sifat yang berbeda dengan kelompok yang lain. Misalnya : orang tua dengan orang muda, remaja modern dengan remaja tradisional, kelompok sosial dengan bawah/menengah, pedagang dengan pegawai negeri.
Pengusaha dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda-beda itu dan kemudian memperlakukannya secara berbeda-beda pula sesuai dengan faktor-faktor pribadi, kelompok kecil maupun kelompok sosial dan budayanya yang berbeda-beda tersebut. Cara ini disebut “Differentiated Marketing”. Dalam hal ini pengusaha memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan (marketing mix) yang berbeda terhadap segmen pasar yang berbeda. Cara ini lebih menjamin adanya kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi persaingan yang lebih baik (Competitive Advantage). Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.

E.       BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Bagaimana caranya pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkret. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam yaitu tindakan mengenai : produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), promosi (promotion). Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “BAURAN PEMASARAN” atau “MARKETING MIX”.
1.      Strategi Produk
Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu :
a.       Konsep Produk
Konsep produk merupakan suatu pengertian atau pandangan konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan diinginkannya. Konsumen akan memiliki konsep atau pandangan tertentu terhadap suatu produk misalnya saja terhadap suatu barang berupa “sepatu”. Biasanya dalam memberikan arti “sepatu” konsumen memiliki dua arti. Arti pertama adalah arti teknis dari sepatu tersebut bagi konsumen yaitu sepatu adalah sebagai pelindung telapak kakinya. Dengan memakai sepatu itu maka telapak kakinya akan dapat terlindung dari berbagai barang yang dapat melukai ataupun mengganggu telapak kakinya. Arti teknis atau fungsi teknis dari suatu produk merupakan pangkal tolak dari esensi suatu produk oleh karena itu maka fungsi teknis ini sering disebut sebagai “Produk Pangkal” atau “Generic Product” atau “Produk Generik”.
Disamping arti teknis tersebut maka masih terdapat arti yang kedua yang biasanya bersifat nonteknis yaitu sepatu juga dipandangnya tidak hanya semata-mata pelindung telapak kakinya akan tetapi juga terdapat harapan agar dengan memakai sepatu itu dia (konsumen) akan dapat menjadi semakin “bergengsi”, atau agar tampak sebagai remaja masa kini, atau agar tampak dewasa dan sebagainya.
Produk yang mampu memberikan arti terhadap kedua sifat tersebut akan mampu untuk menarik konsumen dan kemudian membuat konsumen tersebut terdorong untuk membelinya dan setelah membeli mereka akan dapat menjadi puas sehingga akan terjadilah pembelian yang berulang-ulang oleh konsumen terhadap produk tersebut.
b.      Siklus Kehidupan Produk
Tahap yang paling awal dari masa hidupnya suatu produk dimulai dari suatu tahap yang disebut sebagai tahap perkenalan atau introduction. Pada masa ini produk tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada masyarakat. Pada masa atau tahap perkenalan ini tentu saja akan berlangsung alot karena memang sukar untuk memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat sehingga masyarakat banyak akan menjadi kenal akan produk tersebut.
Tahap berikutnya adalah tahap pertumbuhan, dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap perkenalan yang berhasil. Setelah banyak anggota masyarakat yang mengenal akan produk itu maka diharapkan masyarakat tersebut akan menjadi menyenangi produk tersebut dan apabila hal ini terjadi hal ini terjadi maka produk tersebut akan berada pada tahap pertumbuhan. Tahap ini ditandai oleh adanya jumlah penjualan yang meningkat terhadap produk tersebut. Itulah sebabnya lalu disebut sebagai tahap perkembangan atau tahap pertumbuhan atau growth.
Tahap berikutnya lagi adalah menginjak pada tahap kedewasaan atau “maturity”. Pada masa dewasa ini tingkat pertumbuhan menjadi sangat kecil, masih berkembang akan tetapi sangat rendah dan tidak setinggi seperti pada tahap sebelumnya yaitu tahap pertumbuhan.
Tahap yang terakhir adalah tahap penurunan atau “decline”. Dalam tahap ini masyarakat sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut sehingga penjualan akan segera merosot tajam. Hal ini akan terjadi apabila pengusaha tidak mampu lagi untuk mempertahankan produknya pada tahap kedewasaan.
c.       Jenis-Jenis Produk
Dalam hal ini kita mengenal ada beberapa penggolongan produk yaitu :
Ø Barang konsumen atau barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh masyarakat untuk dipakai sendiri atau dikonsumsi sendiri guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Yang termasuk barang ini misalnya saja makanan, minuman, pakaian, perabot rumah tangga, alat-alat tulis bahkan juga sepeda motor serta mobil dan sebagainya.
Ø Barang industrial
Barang industrial adalah merupakan barang yang memiliki sifat yang berbeda dengan barang konsumsi. Barang industri dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen tidak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri untuk konsumsi sendiri, akan tetapi barang tersebut dibeli untuk dipergunakannya sebagai alat usaha atau alat berproduksi lagi ataupun dijualnya kembali dalam menjalankan usaha bisnisnya, baik bisnis yang bersifat mencari keuntungan maupun yang bersifat nirlaba. Adapun barang yang termasuk jenis ini ada beberapa macam yaitu barang yang oleh pembelinya akan digunakan sebagai : bahan baku, bahan pembantu, peralatan produksi, mesin-mesin pabrik, peralatan administrasi kantor dan sebagainya.
2.      Strategi Harga
Beberapa dasar penetapan harga yaitu :
a.       Biaya
Pada umumnya pengusaha menggunakan dasar penetapan harga jual produknya adalah atas dasar biaya produksinya dan kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkannya.
b.      Konsumen
Dalam hal tertentu penetapan harga seperti disebutkan di atas tidak sesuai dengan selera yang diinginkan konsumen. Dengan demikian maka perlu penetapan harga jual atas dasar yang lain yaitu atas dasar kondisi selera konsumen atau permintaan konsumen.
c.       Persaingan
Dalam hal ini kita menetapkan harga menurut kebutuhan perusahaan dalam hal persaingannya dengan perusahaan lain yang sejenis dan merupakan pesaing-pesaingnya.
3.      Strategi Promosi
Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat memilih beberapa cara yaitu :
a.       Advertensi
Advertensi ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, televisi maupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis. Dengan advertensi ini diharapkan para konsumen atau calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang diadvertensikan tersebut.
b.      Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga menarik perhatian konsumen. Misalnya yaitu memberikan sampel produk kepada pengunjung toko secara gratis dengan harapan mereka akan mencoba produk tersebut dengan harapan mereka tertarik dan senang untuk menggunakan produk tersebut.
c.       Personal Selling
Personal selling merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya. Yang termasuk dalam kategori personal selling ini adalah door to door selling, maail order, telephone selling dan direct selling.
d.      Publisitas (Publication)
Cara ini dilakukan dengan cara memuat berita di radio atau televisi maupun majalah tertentu dan sebagainya.
4.      Strategi Saluran Distribusi
Adapun bentuk-bentuk saluran distribusi yang ada dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a.       Saluran Distribusi Langsung
Dalam saluran distribusi ini pengusaha berusaha untuk menyalurkan barang-barangnya yang dibeli oleh konsumen secara langsung ke tempat konsumen tinggal. Dengan demikian maka diharapkan konsumen akan merasa puas karena konsumen tidak perlu lagi memikirkan masalah pengangkutan barang yang dibelinya itu ke rumah mereka.
b.      Saluran Distribusi Tidak Langsung
Dalam hal ini pengusaha menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan barang-barangnya kepada konsumen. Pihak luar tersebut merupakan penyalur atau pedagang perantara (middle man). Pada umumnya pengusaha menggunakan cara penyaluran semacam ini terutama bagi barang-barang konvinien atau kebutuhan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena barang konsumsi menjangkau lokasi pasar yang sangat luas dan menyebar ke seluruh penjuru daerah pasarnya.























PENUTUP

A.      KESIMPULAN
1.      Proses pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar konsumen tersebut menjadi tertarik, senang, kemudian membeli dan akhirnya puas terhadap produk yang dipasarkannya.
2.      Bagaimana caranya pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkret. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam yaitu tindakan mengenai : produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), promosi (promotion). Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “BAURAN PEMASARAN” atau “MARKETING MIX”.
3.      Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu : Konsep Produk, Siklus Kehidupan Produk, Jenis-Jenis Produk.
4.      Beberapa dasar penetapan harga yaitu : Biaya, Konsumen, Persaingan.
5.      Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat memilih beberapa cara yaitu : Advertensi, Promosi Penjualan (Sales Promotion), Personal Selling, Publisitas (Publication).
6.      Adapun bentuk-bentuk saluran distribusi yang ada dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu : Saluran Distribusi Langsung dan Saluran Distribusi Tidak Langsung.









DAFTAR PENUTUP

Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Strategis: Cetakan Pertama, Yogyakarta, BPFE.
http://chips-seven.blogspot.com/2012/06/makalah-strategi-pemasaran.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar