MAKALAH
SUMBER DAYA MANUSIA
“ORIENTASI, PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN”
DISUSUN OLEH:
1.
DIAN
SALAMAH
2.
SOFIYATUN
3.
PUTRI
WIDYA PRATIWI
4.
TETI
MELASARI
DOSEN PENGAMPU:
FAIZIN, S.Sos.I,M.Kesos
SEKOLAH
TINGGIAGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
(STAIBN) TEGAL
TAHUN 2016
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
BAB 1
PENDAHULUAN
Fungsi
operasional merupakan dasar dalam pelaksanaan manajemen sumber daya manusia
(SDM) yang efisien dan efektif untuk pencapaian tujuan organisasi/ perusahaan
tersebut.Fungsi operasional tersebut terdiri dari orientasi, pelatihan, dan
pengembangan SDM.Sistem orientasi tersebut sangat dibutuhkan sebagai wahana
pembinaan ketenagakerjaan yang mampu beroperasi secara efektif dan menghasilkan
tenaga kerja yang siap pakai.Dalam suatu organisasi adanya orientasi dan
pelatihan mutlak diperlukan.Kinerja karyawan menjadi fokus pelatihan utama yang
dapat ditingkatkan melalui progam orientasi kerja kerja bagi karyawan baru,
pelatihan bahkan pengembangan.Oleh karena itu pemkalah membahas dalam materi
ini dengan tema orientasi, penilaian dan pengembangan sumber daya manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN, KONSEP DAN TUJUAN
ORIENTASI, PELATIHAN, DAN PENGEMBANGAN
1.Definisi
orientasi
Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi
terhadap suatu situasi atau lingkungan.Dimaksud orientasi disini adalah
pengembangan dan pelatihan awal bagi para karyawan baru yang memberi mereka
informasi bagi perusahaan, pekerjaan, maupun kelompok
kerja. Pengenalan dan orientasi perlu diprogamkan karena
adanya sejumlah aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan
kerja, yang baru. Materi-materi yang diberikan pada masa orientasi kepada para
SDM/ Karyawan baru meliputi :
·
Profil organisasi termasuk didalamnya
sejarah berdirinya perusahaan, visi dan
misi yang ingin dicapai perusahaan, struktur organisasi perusahaan berikut para
pemangku jabatan pada seluruh departemen yang perlu diketahui.
·
Peraturan-peraturan dan berbagai
kebijakan perusahaan dalam hubungannya dengan hak dan kewajiban karyawan.
·
Berbagai fasilitas yang mungkin dapat
digunakan atau tidak boleh digunakan oleh karyawan.
·
Pengenalan kondisi lingkungan kerja
dimana karyawan tersebut akan berja seperti siapa yang menjadi
atasanlangsung,atasan tidak langsung, rekan kerja, bawahan, kondisi ruangan
kerja, dan fasilitasnya.
·
Pengenalan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh SDM yang bersangkutan sesuai dengan job description.
Tujuan
orientasi
ü menutupi
gap antara kecakapan pegawai dgn permintaan pekerjaan/jabatan
ü mengurangi
waktu yg dibutuhkan untuk penyesuaian diri dengan pekerjaan yang dihadapi
(reduce learning time to teach acceptable performance)
ü meningkatkan
prestasi kerja dalam pelaksanaan tugas sekarang (improve performance on present
job)
ü membentuk
sikap & tingkah laku yang diharapkan dalam pelaksanaan tugas (attitude
formation)
ü membantu
memecahkan masalah operasional perusahaan sehari-hari, seperti mengurangi
absen, mengurangi kecelakaan kerja, dll. (aid in solving operation problem)
ü mempersiapkan
pegawai utk memperoleh keahlian tertentu yg dibutuhkan perusahaan di masa depan
(fill manpower needs)
ü menambah
nilai bagi pegawai (benefits to employee themselves)
2.Pengertian
pelatihan (training)
Pelatihan
(training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga
kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun
2003.Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.Pelatihan adalah aktifitas
yang dirancang untuk memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.Pelatihan dimaksudkan untuk
memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu, rutin dan terinci.Serta menyiapkan karyawan untuk melakukan pekerjaan
sekarang.
Tujuan
diadakan pelatihan yang diselenggarakan organisasi/perusahaan terhadap SDM
karena ,menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja SDM sehingga dapat
sesuai dengan tujuan perusahaan. Jadi sebelum melakukan pelatihan akan
dijelaskan terlebih dahulu tujuan perusahaan tersebut
Ø Konsep
Pelatihan Menurut, Mustofa Kamil (2010 : 8 ) konsep pelatihan bisa diterapkan
ketika, (1) ada sejumlah jenis keterampilan yang harus dikuasai, (2) latiahan
diperlukan untuk menguasai keterampilan tersebut, (3) hanya diperlukan sedikit
penekanan pada teori.
Pelatihan
mempunyai ciri-ciri dalam Siti Maryam (2010 : 15) yaitu : (1) direncanakan
dengan sengaja, ( 2 ) ada tujuan yang hendak dicapai, (3) ada kegiatan belajar
dan berlatih, (4) isi belajar dan berlatihmenekankan pada keahlian dan
keterampilan, ( 5 ) dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat, ( 6 ) ada
tambahan tempat belajar dan berlatih.
Ø Tujuan
dari pelatihan
ü Memperbaiki
kinerja.
ü Memutakhirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
ü Membantu
memecahkan masalah operasional.
ü Mempersiapkan
karyawan untuk promosi.
ü Mengorientasikan
karyawan terhadap organisasi.
ü Memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi
ü Meningkatkan
kuantitas dan kualitas kerja.
ü Mencapai
standar kinerja yang dapat diterima.
ü Menciptakan
sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
ü Memenuhi
kebutuhan perencanaan SDM.
ü Mengurangi
jumlah dan biaya kecelakan kerja.
ü Membantu
karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Analisa
Dari Kebutuhan Pelatihan
Secara umum analisis kebutuhan pelatihan
didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka
mengidentifikasi bidang-bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di dalam
perusahaan yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai dan
produktivitas perusahaan menjadi meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk
menyelenggarakan pelatihan.
Mengingat
bahwa pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk
menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara
kinerja yang ada saat ini dengan kinerja standard atau yang diharapkan untuk
dilakukan oleh si pegawai, maka dalam hal ini analisis kebutuhan pelatihan
merupakan alat untuk mengidentifikasi gap-gap yang ada tersebut dan melakukan
analisis apakah gap-gap tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu
pelatihan. Selain itu dengan analisis kebutuhan pelatihan maka pihak
penyelenggara pelatihan (HRD atau Diklat) dapat memperkirakan manfaat-manfaat
apa saja yang bisa didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi peserta pelatihan
sebagai individu maupun bagi perusahaan.
Jika
ditelaah secara lebih lanjut, maka analisis kebutuhan pelatihan memiliki
beberapa tujuan, diantaranya adalah:
ü Memastikan
bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan
ü Memastikan
bahwa para peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang
yang tepat
ü Memastikan
bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar
sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan tertentu
ü Mengidentifikasi
bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi
pelatihan
ü Memastikan
bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah disebabkan karena
kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap kerja; bukan oleh
alasan-alasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan
ü Memperhitungkan
untung-ruginya melaksanakan pelatihan mengingat bahwa sebuah pelatihan pasti
membutuhkan sejumlah dana.
3.Pengertian
pengembangan
Pengembangan
(development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab
yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau
instansi pendidikan,
Menurut
(Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda.
Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal
ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan
rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang.Sedangkan pengembangan (Developrnent)
mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
Ø Konsep
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas
Konsep sumber daya manusia (human
resource) berkembang ketika diketahui dan disadari bahwa manusia itu mengandung
berbagai aspek sumber daya bahkan sebagai sumber energi. Manusia tidak hanya
berunsur jumlah, seperti terkesan dari pengertian tentang penduduk, tetapi juga
mutu, dan mutu ini tidak hanya ditentukan oleh aspek keterampilan atau kekuatan
tenaga fisiknya, tetapi juga pendidikannya atau kadar pengetahuannya,
pengalaman atau kematangannya, dan sikapnya atau nilai-nilai yang dimilikinya.
Pengembangan
SDM berkualitas adalah proses kontekstual, sehingga pengembangan SDM melalui
upaya pendidikan bukanlah sebatas menyiapkan manusia yang menguasai pengetahuan
dan keterampilan yang cocok dengan dunia kerja pada saat ini, melainkan juga
manusia yang mampu, mau, dan siap belajar sepanjang hayat. Program peningkatan
kualitas SDM melalui pendidikan akan memberikan manfaat pada lembaga berupa
produktifitas, moral, efisiensi kerja, stabilitas, serta fleksibilitas lembaga
dalam mengantisipasi lingkungan, baik dari dalam maupun dari luar lembaga yang
bersangkutan. Fungsi dan orientasi pendidikan dan peningkatan kualitas SDM
telah dibuat dalam suatu kebijakan Depdiknas dalam tiga strategi pokok
pembangunan pendidikan nasional, yaitu:
1)
Pemerataan kesempatanpendidikan,
2)
Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan
3)
Peningkatankualitas manajemen pendidikan.
Ø Tujuan
pengembangan
1.Memperbaiki kinerja
karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak
memuaskan karena kekurangan keterampilan merupakan calon utama
pelatihan, kendatipun tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang
efektif, progaram pelatihan dan pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam
meminimalkan masalah ini.
2.Memuktahirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan,
pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru secara
efektif.Perubahan teknologi pada gilirannya, berarti bahwa pekerjaan senantiasa
berubah dan keahlian serta kemampuan karyawan haruslah dimuktahirkan melalui
pelatihan, sehingga kemajuan teknologi dapat diintgrasikan dalam organisasi
secara sukses.
3.Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten
dalam pekerjaan. Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan
kemampuan yang dibutukan untuk menjadi ”job comotent” yaitu mencapai
output dan standar mutu yang diharapkan.
4.Membantu
memecahkan msalah orperasional. Para manejer harus mencapai tujuan mereka
dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: kelangkaan sumberdaya finansial
dan sumberdaya teknologis manusia (human tecnilogical resourse), dan
kelimpahan masalah keuangan, manusia dan teknologis.
5.Mempersiapkan
karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi
karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis.
Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan kebijakan sumberdaya
manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem
pengembangan karir. Dengan secara berkesinambungan mengembangkan dan
mempromosikan semberdaya manusianya melalui pelatihan, manejer dapat menikmati
karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6.Mengorientasikan
karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa penyelenggara
orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan mengorientasikan para karyawan
baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
7.Memenuhi
kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer adalah
berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru dipekerjaannya.Pelatihan
dan pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan
aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektifitas organisasional yang lebih
besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.
v Jenis
pelatihan dan pengembangan
Terdapat banyak pendekatan untuk
pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang
dapat diselenggarakan:
1.Pelatihan
Keahlian.
Pelatihan
keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam
organisasi.program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan
diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas
pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap
penilaian.
2.Pelatihan
Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah
subset pelatihan keahilan.Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para
karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja
yang berubah-ubah.Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya
bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin
computer atau akses internet.
3.Pelatihan
Lintas Fungsional.
Pelatihan
lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan
untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang
ditugaskan.
4.Pelatihan
Tim.
Pelatihan
tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan
pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5.Pelatihan
Kreatifitas.
Pelatihan
kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas
dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan
gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan
kelaikan.
v Metode
pelatihan dan pengembangan
1.Metode
On the job Training
§ Job
Intruction tecnique Training
Progam
diberikan langsung ditempat pekerjaan dibawah instruksi seorang senior yang
sudah berpengalaman.
§ Job
Rotation
Pelatihan
dilakukan dengan cara memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan
lain. Dengan ini peserta progam dapat mengetahui dan mengerti tugasnya
masing-masing.
§ Apprenticeship
Disini
karyawan belajar dengan karyawan lain yang lebih berpengalaman.
§ Coaching
Manajemen
memberikan bombingan atau contoh model kepada karyawan dalam pelaksanaan
pekerjaan rutin mereka.
2.Off
The Job Technique
§ Lecture
Lebih
menekankan kepada pemberian teori secara lisan dan diorganisasikan secara
formal.Biasanya digunakan apabila jumlah peserta progam banyak sehingga biaya
relatif murah.
§ Video
Presentation
Hampir
sama dengan sebelumnya, tetapi metode ini menggunakan televisi, slide, film,
dan sebagainya.
§ Vestibule
training
Dilaksanakan
disuatu tempat yang khusus terpisah dari tempat sebenarnya dengan menggunakan
peralatan sebenarnya sehingga tidak mengganggu jalannya operasional perusahaan.
§ Simulation
Berusaha
menciptakan suatu tempat yang serupa dengan keadaan kondisi demikian.
§ Self-study
Teknik
ini menghgunakan modul-modul tertulis, kaset-kaset rekaman, kaset video yang
diberikan kepada peserta pelatihan.
3.Laboratory Training
ü Bentuk
pelatihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan interpersonal
skills.
ü Dalam
pelatihan metode mana yang akan digunakan oleh suatu perusahaan dalam
melaksanakan progam pelatihan tidak ada satupun metode yang paling baik.
Diperlukan suatu kombinasi antara satu metode dengan metode lainnya.
Manfaat
dan Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
a.Manfaat
Pelatihan
mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan
(Simamora:2006:278) adalah:
1.Meningkatkan
kuantitas dan kualitas produktivitas.
2.Mengurangi
waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang
dapat diterima.
3.Membentuk
sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.Memenuhi
kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
5.Mengurangi
frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6.Membantu
karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat
di atas membantu baik individu maupun organisasi.Program pelatihan yang efektif
adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap
sebagai penyembuh penyakit organisasional.Apabila produktivitas tenaga kerja
menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan.Program
pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu saja
program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program
dijalankan secara benar.
b.kelemahan
Beberapa
kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program
peltihan. Suatu pemahaman terhadap masalah potensial ini harus dijelaskan
selama pelatihan pata trainer. Kelemahan-kelemahan meliputi:
1.Pelatihan
dan pengembangan dianggap sebagai obat untuk semua penyakit organisasional.
2.Partisipan
tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
3.Sebuah
teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi, dengan
keberhasilan yang sama.
4.Kinerja
partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
5.Informasi
biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
6.Ketidakadaan
atau kurangnya dukungan manajemen.
7.Pera n utama penyelia/atasan tidak
diakui.
8.Pelatihan
bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja yang
dapat diveifikasi.
B.
PENDEKATAN ORIENTASI,PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Padahal orientasi, walaupun termasuk bentuk
pendekatan pelatihan yang sederhana, di dalam penyelenggaraannya tetap harus
dilaksanakan sesuai pendekatan edukatif, untuk mencapai tujuan tertentu,
seperti: orientasi harus memiliki tujuan instruksional yang jelas,
rancangan edukatif, mempertimbangkan sumber belajar (peserta, fasilitator
maupun bahan belajarnya) dan sebagainya.
DosenPendidikan.Com – Sebuah sistem yang
dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen dalam organisasi untuk mencapai
suatu tujuan yang menyajikan informasi. Proses pengembangan sistem informasi
sering disebut (System Development). Siklus hidup sistem adalah penerapan
pendekatan sistem untuk tugasmengembangkan dan penggunaan sistem berbasis
komputer yang denganmotivasi untuk memanfaatkan komputer sebagai alat yang
dikenal sebagaialat cepat, akurat, tidak lelah, dan tidak tahu kata bosan,
untuk melaksanakan instruksi dari pengguna
Beberapa
pendekatan yang baik diterapkan dalam pengembangan sistem adalah :
a.)
Structured approach
Diklasifikasikan
berdasarkan sudut pandang metodologi yang digunakan.Pendekatan ini tidak
sekedar mengikuti tahapan-tahapan system life cycle tetapi juga diiengkapi
dengan alat dan teknik yang mendukung agartingkat keberhasilan pengembangan
system menjadi lebih baik.
b.)
System approach
Diklasifikasikan
berdasarkan sudut pandang dari sasaran yang akan dicapai. Pendekatan ini
merupakan pendekatan pengembangan sistem yang memperhatikan sistem informasi
untuk satu kesatuan yang terintegrasi untuk masing-masing kegiatan atau
aplikasinya.
c.)
Top-down approach
Diklasifikasikan
berdasarkan sudut pandang cara menentukan kebutuhan dari sistem. Top-down
approach dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi
kemudian ke level operasional.
d.)
Modular approach
Diklasifikasikan
berdasarkan sudut pandang cara mengembangkannya. Pendekatan ini berusaha
memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang sederhana,
Jadi sistem akan terasa lebih mudah untuk dipahami dan dikembangkan.
e.)
Evolutionary approach
Diklasifikasikan
berdasarkan sudut pandang teknologi yang digunakan. Pendekatan ini menerapkan
teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang akan memerlukan saja pada
saat itu dan akan terus akan berkembang untuk periode-periode berikutnya
mengikuti kebutuhannya sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada.
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Orientasi
adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi atau lingkungan. Dimaksud
orientasi disini adalah pengembangan dan pelatihan awal bagi para karyawan baru
yang memberi merka informasi bagi perusahaan, pekerjaan, maupun kelompok kerja.
Pelatihan
adalah aktifitas yang dirancang untuk memberi para pembelajar pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.
Pengembangan
manajemen terdiri atas seluruh pengalaman pelatihan yang diberikan oleh
organisasi yang menghasilkan peningkatan keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan dalam posisi-posisi manajerial saat ini dan dimasa pendatang.
Tujuan
diadakan pelatihan yang diselenggarakan organisasi/perusahaan terhadap SDM
karena , menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja SDM sehingga dapat
sesuai dengan tujuan perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hani
Handoko. 1987,. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua
: Yogyakarta.
Mondy,
R. Wayne. 2008,. Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid 1 Edisi 10, PT.
Gelora Aksara Pratama: Jakarta.
Sofyadi,
Heman. 2008,. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Graha Ilmu : Yogyakarta.
http://epsmanajemensdm.blogspot.com/2009/12/analisis-kebutuhan-pelatihan-training.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar