Selasa, 18 Oktober 2016

MAKALAH BAHASA INDONESIA “RAGAM BAHASA”


MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“RAGAM BAHASA”


Description: H:\STAIBN.jpg















DISUSUN OLEH :
Ø  ASMI SHAUTA QOLBI
Ø  DIAN SALAMAH
Ø  FUTIKHATUN RIZKI


DOSEN PENGAMPU :
EKO FABIANTO, M.Pd.




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
          Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
          Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam Bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi Bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda, ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan.
          Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu ragam bahasa?
2.      Apa saja ciri berbagai ragam bahasa?
3.      Bagaimana contoh pemakaian ragam bahasa dalam konteksnya?








PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN RAGAM BAHASA
          Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
1.      Ragam bahasa lisan.
2.      Ragam bahasa tulisan.
          Bahasa yang dihasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.

B.       MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
          Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media, berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan topik pembicaraan.
1.      Ragam Bahasa Berdasarkan Media
a.      Ragam Bahasa Media (Lisan)
         Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
         Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak  menunjukan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
         Ciri-ciri ragam lisan:
1)      Memerlukan orang kedua/teman bicara.
2)      Tergantung kondisi, ruang dan waktu.
3)      Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4)      Berlangsung cepat.
Contohnya : “Sudah saya baca buku itu”
b.      Ragam Tulis
         Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
         Ciri-ciri ragam tulis:
1)      Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara
2)      Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
3)      Harus memperhatikan unsur gramatikal
4)      Berlangsung lambat
5)      Selalu memakai alat bantu
6)      Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
7)      Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya : “Saya sudah membaca buku itu”.


Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata):
Tata Bahasa :
a.       Ragam Bahasa lisan
1)     Nia sedang baca surat kabar.
2)     Ari mau nulis surat.
3)     Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.      Ragam Bahasa Tulisan.
1)     Nia sedang membaca surat kabar.
2)     Ari mau menulis surat.
3)     Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
Kosa Kata :
a.       Ragam Bahasa Lisan
1)     Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)     Kita harus bikin karya tulis.
3)     Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.      Ragam Bahasa Tulisan
1)     Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)     Kita harus membuat karya tulis.
3)     Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
2.      Ragam Bahasa Indonesia dari Cara Pandang Penutur
        Berdasarkan cara pandang penutur, ragam Bahasa Indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
Contoh:
a.       Ragam Bahasa Dialek
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Contohnya : “Gue udah baca itu buku ”.
b.      Ragam Terpelajar
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
Contohnya : “Saya sudah membaca buku itu”.
c.       Ragam Bahasa Resmi
Ragam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya surat dinas, pidato dan makalah atau karya tulis.
Ciri – cirinya :
1)     Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
2)     Digunakan dalam situasi resmi.
3)     Nada bicara yang cenderung datar.
4)     Kalimat yang digunakan kalimat lengkap.
5)     Menggunakan EYD.
6)     Menggunakan kata ganti resmi.
7)     Menggunakan kata baku.
Contoh : “Saya sudah membaca buku itu”.
d.      Ragam Bahasa Tidak Resmi
Ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasanatidak resmi. Misalnya surat pribadi dan surat untuk keluarga atau yang berbentuk lisan, contohnya dalam percakapan sehari – hari.
Ciri – cirinya :
1)     Digunakan dalam situasi tidak resmi
2)     Sering menggunakan kalimat – kalimat yang tidak lengkap.
Contoh : “Saya sudah baca buku itu”.
3.      Ragam Bahasa Indonesia Menurut Topik Pembicaraan
        Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.


a.       Ragam Bahasa Hukum
Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Ciri-ciri ragam bahasa hukum :
1)     Mempunyai gaya bahasa yang khusus.
2)     Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.
3)     Objektif dan menekan prasangka pribadi.
4)     Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.
5)     Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.
Contohnya : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
b.      Ragam Bahasa Bisnis
Ragam bahasa bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis, yang biasa digunakan  oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :
1)     Menggunakan bahasa yang komunikatif.
2)     Bahasanya cenderung resmi.
3)     Terikat ruang dan waktu.
4)     Membutuhkan adanya orang lain.
Contoh : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
c.       Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.
Ciri-ciri ragam bahasa sastra :
1)     Menggunakan kalimat yang tidak efektif.
2)     Menggunakan kata-kata yang tidak baku.
3)     Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi
Contohnya : Cerita itu menggunakan flashback.


C.       RAGAM BAHASA NON ILMIAH , SEMI ILMIAH , ILMIAH
1.      Non Ilmiah
        Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
a.       Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b.      Fakta yang disimpulkan subyektif
c.       Gaya bahasa konotatif dan populer
d.      Tidak memuat hipotesis
e.       Penyajian dibarengi dengan sejarah
f.       Bersifat imajinatif
g.      Situasi didramatisir
h.      Bersifat persuasif
i.        Tanpa dukungan bukti.
 Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
a.       Dongeng
b.      Cerpen
c.       Novel
d.      Drama
e.       Roman.
2.      Semi Ilmiah
        Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam karya tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.



3.      Ilmiah
        Karangan ilmiah biasa disebut dengan karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
        Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
        Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Tujuan karya ilmiah, antara lain:
a.       Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
b.      Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
c.       Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
d.      Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
e.       Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.


Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
a.       Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
b.      Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
c.       Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
d.      Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
e.       Memperoleh kepuasan intelektual
f.       Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
g.      Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

























PENUTUP

A.      KESIMPULAN
          Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
          Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media, berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan topik pembicaraan.
          Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.



















DAFTAR PUSTAKA

http://sekapursirihpunya.blogspot.co.id/2013/05/contoh-makalah-ragam-bahasa.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar