MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
“RAGAM BAHASA”
DISUSUN OLEH :
Ø ASMI SHAUTA QOLBI
Ø DIAN SALAMAH
Ø FUTIKHATUN RIZKI
DOSEN PENGAMPU :
EKO FABIANTO, M.Pd.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia merupakan bahasa
dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala
sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata
cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk
mempelajari Bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas
kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa
Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa
saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam Bahasa Indonesia
ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi Bahasa
Indonesia yang digunakannya berbeda-beda, ada ragam bahasa lisan ada juga ragam
bahasa tulisan.
Pada
dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai
alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat
untuk melakukan kontrol sosial.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu ragam bahasa?
2.
Apa saja ciri berbagai ragam bahasa?
3.
Bagaimana contoh pemakaian ragam bahasa dalam
konteksnya?
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN RAGAM BAHASA
Ragam
bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari
media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
1.
Ragam bahasa lisan.
2.
Ragam bahasa tulisan.
Bahasa
yang dihasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem
sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan
ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan
lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan
(ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur
dasarnya ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan
antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam
bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat
kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
B.
MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
Macam-macam ragam
Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media,
berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan topik pembicaraan.
1.
Ragam Bahasa Berdasarkan Media
a. Ragam
Bahasa Media (Lisan)
Ragam
bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta
kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri
kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi
pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara
lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara
lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan,
ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya
tidak menunjukan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan
dengan tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan
sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
1)
Memerlukan orang kedua/teman bicara.
2)
Tergantung kondisi, ruang dan waktu.
3)
Tidak harus memperhatikan
gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4)
Berlangsung cepat.
Contohnya : “Sudah saya baca buku itu”
b.
Ragam Tulis
Dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkannya
ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur
bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di
dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1)
Tidak memerlukan orang kedua/teman
bicara
2)
Tidak
tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
3)
Harus memperhatikan unsur gramatikal
4)
Berlangsung
lambat
5)
Selalu memakai
alat bantu
6)
Kesalahan tidak
dapat langsung dikoreksi
7)
Tidak dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya : “Saya sudah membaca buku
itu”.
Perbedaan antara ragam lisan dan
tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata):
Tata Bahasa :
a.
Ragam Bahasa lisan
1)
Nia sedang baca surat kabar.
2)
Ari mau nulis surat.
3)
Tapi kau tak boleh menolak lamaran
itu.
b. Ragam
Bahasa Tulisan.
1)
Nia sedang membaca surat kabar.
2)
Ari mau menulis surat.
3)
Namun, engkau tidak boleh menolak
lamaran itu.
Kosa Kata :
a. Ragam
Bahasa Lisan
1) Ariani
bilang kalau kita harus belajar.
2) Kita
harus bikin karya tulis.
3) Rasanya
masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam
Bahasa Tulisan
1) Ariani
mengatakan bahwa kita harus belajar.
2) Kita
harus membuat karya tulis.
3) Rasanya
masih telalu muda bagi saya, Pak.
2. Ragam
Bahasa Indonesia dari Cara Pandang Penutur
Berdasarkan
cara pandang penutur, ragam Bahasa Indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam
terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
Contoh:
a. Ragam Bahasa
Dialek
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal
di Jakarta berbeda
dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Contohnya : “Gue udah baca itu buku ”.
b. Ragam
Terpelajar
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang
berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan
kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo,
pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa,
misalnya mbawa seharusnya membawa,
nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun
sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
Contohnya : “Saya sudah membaca buku itu”.
c. Ragam Bahasa
Resmi
Ragam
bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana resmi atau
formal, misalnya surat dinas, pidato dan
makalah atau karya tulis.
Ciri
– cirinya :
1) Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan
konsisten.
2) Digunakan dalam situasi resmi.
3) Nada bicara yang cenderung datar.
4) Kalimat yang digunakan kalimat lengkap.
5) Menggunakan EYD.
6) Menggunakan kata ganti resmi.
7) Menggunakan kata baku.
Contoh : “Saya sudah membaca buku itu”.
d. Ragam Bahasa
Tidak Resmi
Ragam bahasa
tidak resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasanatidak resmi.
Misalnya surat pribadi dan surat untuk keluarga atau yang berbentuk lisan,
contohnya dalam percakapan sehari – hari.
Ciri –
cirinya :
1) Digunakan
dalam situasi tidak resmi
2) Sering
menggunakan kalimat – kalimat yang tidak lengkap.
Contoh : “Saya sudah baca buku itu”.
3.
Ragam Bahasa Indonesia Menurut Topik Pembicaraan
Berdasarkan
topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum,
ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
a. Ragam Bahasa Hukum
Ragam bahasa hukum adalah
bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum,
mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa
hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Ciri-ciri
ragam bahasa hukum :
1) Mempunyai gaya bahasa yang khusus.
2) Lugas dan eksak karena menghindari
kesamaran dan ketaksaan.
3) Objektif dan menekan prasangka pribadi.
4) Memberikan definisi yang cermat tentang
nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.
5)
Tidak
beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.
Contohnya : Dia dihukum karena melakukan
tindak pidana.
b.
Ragam Bahasa Bisnis
Ragam
bahasa bisnis adalah ragam
bahasa yang digunakan dalam berbisnis, yang biasa digunakan oleh para
pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
Ciri-ciri
ragam bahasa bisnis :
1) Menggunakan bahasa yang komunikatif.
2) Bahasanya cenderung resmi.
3) Terikat ruang dan waktu.
4)
Membutuhkan adanya orang lain.
Contoh
: Setiap pembelian diatas nilai
tertentu akan diberikan diskon.
c. Ragam Sastra
Ragam
bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak
efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna
konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.
Ciri-ciri
ragam bahasa sastra :
1) Menggunakan kalimat yang tidak efektif.
2) Menggunakan kata-kata yang tidak baku.
3) Adanya rangkaian kata yang bermakna
konotasi
Contohnya : Cerita itu menggunakan flashback.
C.
RAGAM BAHASA NON ILMIAH , SEMI
ILMIAH , ILMIAH
1.
Non Ilmiah
Karya
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah,
yaitu:
a.
Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b.
Fakta yang disimpulkan subyektif
c.
Gaya bahasa konotatif dan populer
d.
Tidak memuat hipotesis
e.
Penyajian dibarengi dengan sejarah
f.
Bersifat imajinatif
g.
Situasi didramatisir
h.
Bersifat persuasif
i.
Tanpa dukungan bukti.
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah,
yaitu:
a.
Dongeng
b.
Cerpen
c.
Novel
d.
Drama
e.
Roman.
2.
Semi Ilmiah
Karya
tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi
dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya
teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya
tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam
satu tulisan dan penulisannya tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam
karya tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
3.
Ilmiah
Karangan
ilmiah biasa disebut dengan karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada
berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar
atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di
perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan
karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir).
Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan
cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih
merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan
terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan
yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa
sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Tujuan
karya ilmiah, antara lain:
a.
Sebagai wahana melatih mengungkapkan
pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis
dan metodologis.
b.
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan
mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga
mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
c.
Karya ilmiah yang telah ditulis itu
diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan
masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
d.
Membuktikan potensi dan wawasan
ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam
bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan
pendidikan dari jurusannya.
e.
Melatih keterampilan dasar untuk
melakukan penelitian.
Manfaat
penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
a.
Melatih untuk mengembangkan
keterampilan membaca yang efektif
b.
Melatih untuk menggabungkan hasil
bacaan dari berbagai sumber
c.
Mengenalkan dengan kegiatan
kepustakaan
d.
Meningkatkan pengorganisasian
fakta/data secara jelas dan sistematis
e.
Memperoleh kepuasan intelektual
f.
Memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan
g.
Sebagai bahan acuan/penelitian
pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ragam
bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media, berdasarkan cara pandang penutur dan
berdasarkan topik pembicaraan.
Pada
ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan yang telah disempurnakan
(EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai
pedoman yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://sekapursirihpunya.blogspot.co.id/2013/05/contoh-makalah-ragam-bahasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar