Selasa, 18 Oktober 2016

MAKALAH RISET PEMASARAN “PERANAN DAN PENGERTIAN RISET PEMASARAN”


MAKALAH
RISET PEMASARAN
“PERANAN DAN PENGERTIAN RISET PEMASARAN


Description: H:\STAIBN.jpg














DISUSUN OLEH :
Ø  ASMI SHAUTA QOLBI
Ø  KRIS WINARNI
Ø  PURWANINGSIH

DOSEN PENGAMPU :
AHMAD FAQIH UDIN, S.Sos., MM.




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
          Pada dasarnya riset bertujuan untuk mengungkap suatu kebenaran dari suatu permasalahan. Dengan melakukan riset apa yang menjadi pokok permasalahan akan diketahui, namun yang menjadi masalah sebenarnya ialah bukan tentang melakukan riset, melainkan langkah-langkah yang akan di tempuh dalam riset tersebut.
          Terkadang penentuan riset menjadi kendala dalam melakukan suatu riset, maka dari itu dalam penyusunan makalah ini akan dibahas tentang riset beserta jenisnya sehingga dapat memberikan sedikit pengetahuan tentang riset itu sendiri.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari riset pemasaran?
2.      Bagaimana konsep dari pemasaran?
3.      Bagaimana proses riset pemasaran?
4.      Apa saja jenis-jenis riset pemasaran?











PEMBAHASAN

A.      DEFINISI RISET PEMASARAN
             Istilah riset pemasaran (marketing research) seringkali dirancukan dengan riset pasar (market research). Ada perbedaan tersendiri diantara kedua istilah ini. Riset pasar berfokus pada pasar yang telah ditentukan dengan produk barang atau jasa yang spesifik. Sedangkan riset pemasaran diartikan secara meluas, tidak terpaku pada penelitian aspek dari pasar atau produk saja. Dengan kata lain riset pasar merupakan bagian dari riset pemasaran. Berikut definisi riset pemasaran dari institusi, pakar, dan praktisi dibidang pemasaran :
1.      American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran, merumuskan, menyempurnakan. dan mengevaluasi tindakan pemasaran, memantau kinerja pemasaran, dan menyempurnakan pemahaman mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif (Crask, dkk., 1995).
2.      Definisi Maholtra, dkk. (1996), yang menjadi acuan banyak referensi buku riset pemasaran, adalah identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan objektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah atau peluang dalam bidang pemasaran (Rangkuti, 1999).
3.      Philip Kotler (2000), salah satu guru pemasaran dunia,mendefinisikannya sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan.
4.      Praktisi riset, Robby Susatyo (Managing Director Synovate Indonesia), mendefinisikan riset pemasaran sebagai suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan peluang dalam proses pemasaran (P3M UI, 2003).
          Perkembangan riset pemasaran sendiri dari tahun 1915 tidak bisa lepas dari perkembangan ilmu-ilmu lain seperti ilmu pemasaran itu sendiri, perilaku konsumen (psikologi), ilmu sosial, statistik, hingga teknologi aplikasi komputer.
          Pada perusahaan modern saat ini, sumber informasi pasar dari data internal, riset pasar reguler, hingga hasil intelegensi pasar, telah terintegrasikan dalam sistem informasi pemasaran perusahaan (Marketing Management Information System = MMIS). MMIS merupakan pemasok informasi pasar berbasis teknologi informasi (IT) yang berkesinambungan, terstruktur, dan cenderung baku. Sementara riset pemasaran yang dilakukan temporer umumnya bersifat ad hoc (sementara) namun berkemampuan mengeksplorasi masalah dan identifikasi peluang pasar secara lebih aktual. Baik berbasis MMIS maupun berdasar riset pemasaran, para pengambil keputusan pemasaran akan dilengkapi "peta dan amunisi" yang lengkap saat memasuki pasar dan menghadapi para kompetitor.

B.       KONSEP PEMASARAN
          Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1.      Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2.      Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3.      Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4.      Lakukanlah menurut cara anda (Burger king).
5.      Andalah yang menentukan (United Airlines).
6.      Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
          Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1.      Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2.      Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri-ciri terbaik.
3.      Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4.      Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing
5.      Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripada para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6.      Konsep pemasaran global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. Tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

C.       PROSES RISET PEMASARAN
1.      Mendefinisikan Masalah, Alternatif Keputusan, dan Tujuan Riset.
Manajer  Pemasaran harus berhati-hati agar tidak mendefinisikan suatu masalah terlalu luas atau terlalu sempit bagi periset pemasaran. Untuk membantu memikirkan perancangan riset tersebut, manajemen harus lebih dahulu menyatakan secara jelas keputusan yang mungkin dihadapi dan kemudian berpikir ke belakang.
2.      Menyusun Rencana riset
Tahap kedua riset pemasaran mengharuskan penyusunan rancangan yang paling efisien untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran tersebut perlu mengetahui biaya rencana riset tersebut sebelum menyetujuinya. Perancangan rencana riset membutuhkan keputusan tentang sumber data, pendekatan riset, instrument riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.
a.       Sumber Data. Periset dapat mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk maksud lain dan data itu telah ada di tempat tertentu. Data primer adalah data segar yang dikumpulkan untuk maksud tertentu atau untuk proyek riset tertentu. Para periset biasanya memulai penelitian mereka dengan mengkaji data sekunder untuk melihat apakah masalah mereka dapat diselesaikan sebagian atau seluruhnya tanpa pengumpulan data primer yang memerlukan biaya tinggi. Data sekunder menjadi titik awal riset dan memberikan keunggulan karena biayanya murah dan tersedia segera.
b.      Pendekatan Riset. Data primer dapat dikumpulkan dengan empat cara yaitu :
1)      Riset Observasi (Observation Research). Data segar dikumpulkan dengan mengamati para pelaku dan keadaan yang relevan.
2)      Riset Kelompok (Focus Group Research). Kelompok fokus adalah kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diseleksi secara cermat berdasarkan pertimbangan demografik, psikografik tertentu, atau pertimbangan dan bersama-sama membahas berbagai topik kepentingan.
3)      Riset Survei (Survei Research). Perusahaan mengadakan survei untuk mempelajari pengetahuan, keyakinan, preferensi, dan kepuasan orang, serta mengukur besarannya dalam populasi secara umum.
4)      Riset Eksperimen (Experimental Research). Riset yang paling sahih secara ilmiah adalah riset eksperimen, yang tujuannya adalah menangkap hubungan sebab akibat dengan menghilangkan penjelasan yang semrawut tentang hasil pengamatan.
c.       Instrumen Riset. Para periset pemasaran memiliki tiga instrument riset utama dalam rangka mengumpulkan data primer, yaitu :
1)      Kuesioner. Terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada para responden. Karena fleksibilitasnya, kuesioner merupakan instrument yang paling sering dipakai dalam pengumpulan data primer.
2)      Ukuran Kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif untuk mengukur opini konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu cocok dengan jawaban mereka terhadap pertanyaan survei.
3)      Perkakas Mekanis. Jarang digunakan dalam riset pemasaran. Sebagai contoh, galvanometers mengukur minat atau emosi yang timbul setelah melihat iklan atau gambar tertentu. Teknologi telah menggantikan catatan harian yang digunakan para peserta dalam survei media.
d.      Rencana Pengambilan Sampel. Setelah menentukan pendekatan dan instrument riset, periset pemasaran harus merancang rencana pengambilan sampel yang memerlukan tiga keputusan berikut, yaitu :
1)      Unit pengambilan sampel: Siapa yang harus disurvei ?
2)      Ukuran sampel: Berapa orang yang harus disurvei ?
3)      Prosedur pengambilan sampel: Bagaimana cara memilih responden ?
e.       Metode Kontak. Periset pemasaran harus memutuskan bagaimana cara menghubungi subjek, apakah melalui surat, telepon, bertemu muka, atau wawancara online.
3.      Mengumpulkan Informasi
Tahap pengumpulan data umumnya merupakan tahap yang paling mahal dan paling sering terjadi kesalahan. Dalam kasus survei misalnya, terdapat empat masalah utama. Sebagian responden mungkin sedang tidak ada dirumah dan harus dihubungi lagi atau diganti responden lain. Responden lain mungkin menolak untuk bekerja sama. Juga ada responden yang memberikan jawaban bias atau tidak jujur. Yang terakhir, beberapa pewawancara terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.
4.      Menganalisis Informasi
Langkah berikutnya dalam proses riset pemasaran adalah menyaring temuan-temuan yang berguna dari data yang dikumpulkan. Peneliti membuat tabulasi dan distribusi frekuensinya. Rata-rata dan ukuran dispersi dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti juga akan menetapkan sejumlah tekhnik statistik dan model keputusan yang lebih canggih dengan harapan dapat memperoleh temuan tambahan.
5.      Menyajikan Hasil Temuan
Sebagai langkah riset pemasaran yang terakhir, para peneliti menyajikan temuan-temuan mereka. Peneliti harus menyajikan temuan-temuan mereka yang relevan dengan keputusan pemasaran utama yang dihadapi manajemen.
6.      Mengambil Keputusan
Para manajer yang mengadakan riset perlu memberi bobot atas buktinya. Mereka tahu bahwa temuan-temuan itu bisa mengalami berbagai kesesatan. Sejumlah organisasi yang sedang bertumbuh menggunakan satu sistem dukungan keputusan pemasaran untuk membantu para manajer pemasaran mereka mengambil satu keputusan yang lebih baik.


D.      JENIS-JENIS RISET PEMASARAN
          Berdasarkan tujuannya, riset pemasaran dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, meski dimungkinkan adanya kombinasi. Ketiga jenis riset itu adalah :
1.      Problem Solving Research, yakni riset yang diadakan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah pemasaran. Riset ini memang berorientasi pada masa lalu. Yaitu masalah pemasaran yang pernah terjadi. Dengan mengidentifikasi masalah yang telah terjadi dan mendapatkan solusinya, hal itu merupakan investasi untuk tidak mengulanginya dimasa yang akan datang.
2.      Controlling Research, yakni riset yang diadakan untuk pengawasan atau pengendalian proses bisnis dan pemasaran yang sedang berjalan. Dengan melakukan riset ini secara reguler, proses bisnis dan pemasaran akan tetap terjaga kinerjanya. Bahkan seperti dalam riset pengendalian mutu (quality control) dapat dilakukan perbaikan berkelanjutan sehingga dalam jangka panjang dapat diperoleh zero effect.
3.      Planning Research, yakni riset yang diadakan untuk mendapatkan informasi sebagai panduan dalam merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan bisnis atau pemasaran yang baik tentunya perlu didasari informasi yang tepat dan terukur sehingga target akan tercapai secara optimal berdasarkan tahapan perencanaan yang matang.
          Sumber data dari riset, baik jenis problem solving, controlling, maupun planning research tersebut diperoleh dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah objek riset secara langsung. Melalui survei di lapangan, eksperimen, atau observasi (pengamatan). Data primer ini dapat diperoleh atau dilakukan sendiri oleh perusahaan bersangkutan atau dari perusahaan jasa riset pasar.
          Sedangkan data sekunder dapat diperoleh secara tidak langsungdari objek riset dalam bentuk yang telah dikumpulkan dan diolah untuk publik oleh institusi riset. Kelebihan data primer dibandingkan data sekunder adalah pada cakupan informasi yang digali lebih spesifik, fokus, aktual, dan cukup mendalam. Namun untuk mendapatkan data primer tentunya memerlukan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit. Berbeda dengan data sekunder yang dapat diperoleh dengan biaya yang relatif cukup murah dan cepat, seperti dari hasil survei omnibus perusahaan riset, BPS (Badan Pusat Statistik), annual report, atau melalui gudang informasi dunia, yakni akses internet.
          Dalam praktiknya, ada empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan manajemen untuk menjalankan sebuah riset pemasaran, yakni :
1.      Relevansi, keterkaitan riset dengan kebutuhan informasi pemecahan masalah atau peluang pasar dalam proses pengambilan keputusan pemasaran.
2.      Ketepatan waktu, umumnya riset dilakukan pada saat perusahaan membutuhkan informasi yang terkait, meski tidak sedikit perusahaan yang secara reguler memanfaatkan hasil riset pasar, seperti data rating iklan atau tracking brand.
3.      Ketersediaan data, riset diperlukan saat informasi/data internal perusahaan kurang memadai untuk keputusan strategis pemasaran.
4.      Biaya & manfaat, keputusan terakhir dari perusahan dalam mengadakan riset ialah alokasi biaya dengan manfaat yang diperoleh seefisien mungkin.
          Apabila keempat faktor tersebut sudah dapat dipenuhi internal perusahaan, riset pemasaran bukanlah suatu prestise yang perlu diada-adakan.

E.       SISTEM RISET PEMASARAN
          Perusahaan dapat memperoleh riset pemasaran melalui berbagai cara. Kebanyakan Perusahaan besar mempunyai departemen riset pemasaran tersendiri, yang sering memainkan peran penting dalam organisasi. Perusahaan biasanya menganggarkan riset pemasaran sekitar 1 sampai 2 persen dari penjualan tahunan perusahaan itu. Persentase yang besar dihabiskan untuk membeli jasa dari luar perusahaan. Perusahaan-perusahaan riset pemasaran terbagi kedalam tiga kelompok berikut ini :
1.         Perusahaan riset jasa-sindikasi. Perusahaan ini mengumpulkan informasi perdagangan dan konsumen yang kemudian dijual dengan memungut uang jasa. Contoh : Nielsen Media Research, SAMI/Burke.
2.         Perusahaan riset pemasaran sesuai pesanan. Perusahaan-perusahaan ini dipakai untuk menjalankan proyek riset pemasaran khusus. Mereka merancang penelitian dan melaporkan hasil-hasil temuannya.
3.         Perusahaan riset pemasaran lini-terspesialisasi. Perusahaan ini memberikan jasa riset yang terspesialisasi. Contoh terbaik adalah perusahaan jasa lapangan yang menjual jasa wawancara di lapangan kepada perusahaan lain.
          Perusahaan-perusahaan kecil dapat menyewa jasa perusahaan riset pemasaran atau melakukan riset dengan cara yang kreatif dan biaya yang terjangkau seperti berikut ini :
1.      Menugaskan mahasiswa atau dosen perguruan tinggi untuk merancang dan menjalankan proyek riset pemasaran.
2.      Menggunakan internet.
3.      Mengamati para pesaing.












PENUTUP

A.      KESIMPULAN
          Istilah riset pemasaran (marketing research) seringkali dirancukan dengan riset pasar (market research). Ada perbedaan tersendiri diantara kedua istilah ini. Riset pasar berfokus pada pasar yang telah ditentukan dengan produk barang atau jasa yang spesifik. Sedangkan riset pemasaran diartikan secara meluas, tidak terpaku pada penelitian aspek dari pasar atau produk saja.
          Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
          Proses riset pemasaran antara lain:
1.      Mendefinisikan Masalah, Alternatif Keputusan, dan Tujuan Riset.
2.      Menyusun Rencana riset
3.      Mengumpulkan Informasi
4.      Menganalisis Informasi
5.      Menyajikan Hasil Temuan
6.      Mengambil Keputusan
          Berdasarkan tujuannya, riset pemasaran dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, meski dimungkinkan adanya kombinasi. Ketiga jenis riset itu adalah :
1.      Problem Solving Research
1.      Controlling Research
2.      Planning Research
          Perusahaan dapat memperoleh riset pemasaran melalui berbagai cara. Kebanyakan Perusahaan besar mempunyai departemen riset pemasaran tersendiri, yang sering memainkan peran penting dalam organisasi. Perusahaan biasanya menganggarkan riset pemasaran sekitar 1 sampai 2 persen dari penjualan tahunan perusahaan itu. Persentase yang besar dihabiskan untuk membeli jasa dari luar perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA


http://ekonomiunanda.blogspot.co.id/2015/10/makalah-riset-pasar.html

1 komentar: