MAKALAH
RISET PEMASARAN
“PERANAN DAN PENGERTIAN RISET PEMASARAN”
DISUSUN OLEH :
Ø ASMI SHAUTA QOLBI
Ø KRIS WINARNI
Ø PURWANINGSIH
DOSEN PENGAMPU :
AHMAD FAQIH UDIN, S.Sos., MM.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya riset
bertujuan untuk mengungkap suatu kebenaran dari suatu permasalahan. Dengan
melakukan riset apa yang menjadi pokok permasalahan akan diketahui, namun yang
menjadi masalah sebenarnya ialah bukan tentang melakukan riset, melainkan
langkah-langkah yang akan di tempuh dalam riset tersebut.
Terkadang penentuan riset
menjadi kendala dalam melakukan suatu riset, maka dari itu dalam penyusunan
makalah ini akan dibahas tentang riset beserta jenisnya sehingga dapat
memberikan sedikit pengetahuan tentang riset itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari riset pemasaran?
2. Bagaimana konsep dari pemasaran?
3. Bagaimana proses riset pemasaran?
4. Apa saja jenis-jenis riset pemasaran?
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI RISET PEMASARAN
Istilah riset pemasaran (marketing research) seringkali
dirancukan dengan riset pasar (market research). Ada perbedaan tersendiri diantara kedua istilah ini. Riset pasar berfokus
pada pasar yang telah ditentukan dengan produk barang atau jasa yang
spesifik. Sedangkan riset
pemasaran diartikan secara meluas, tidak terpaku pada penelitian aspek dari
pasar atau produk saja. Dengan kata lain riset pasar merupakan bagian dari
riset pemasaran. Berikut definisi riset pemasaran dari institusi, pakar, dan
praktisi dibidang pemasaran :
1.
American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan
konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk
mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran, merumuskan, menyempurnakan. dan mengevaluasi tindakan pemasaran, memantau kinerja pemasaran, dan menyempurnakan pemahaman mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat
aktivitas pemasaran lebih efektif
(Crask, dkk., 1995).
2.
Definisi Maholtra, dkk. (1996), yang menjadi acuan banyak referensi buku riset pemasaran, adalah
identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebarluasan informasi
secara sistematis dan objektif dengan
tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan identifikasi dan
pemecahan masalah atau peluang dalam bidang pemasaran (Rangkuti, 1999).
3.
Philip Kotler (2000), salah satu guru pemasaran dunia,mendefinisikannya sebagai perancangan,
pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang
sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi
pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan.
4.
Praktisi riset, Robby Susatyo (Managing Director Synovate Indonesia), mendefinisikan riset pemasaran sebagai suatu identifikasi
yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian informasi yang
bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah
dan penemuan peluang dalam proses
pemasaran (P3M UI, 2003).
Perkembangan riset pemasaran
sendiri dari tahun 1915 tidak bisa lepas
dari perkembangan ilmu-ilmu lain seperti ilmu pemasaran itu sendiri,
perilaku konsumen (psikologi), ilmu
sosial, statistik, hingga teknologi aplikasi komputer.
Pada perusahaan modern
saat ini, sumber informasi pasar dari data internal, riset pasar
reguler, hingga hasil intelegensi pasar, telah
terintegrasikan dalam sistem informasi pemasaran perusahaan (Marketing Management
Information System = MMIS). MMIS merupakan pemasok informasi pasar berbasis teknologi
informasi (IT) yang berkesinambungan, terstruktur, dan cenderung
baku. Sementara riset pemasaran yang dilakukan temporer umumnya bersifat ad
hoc (sementara) namun berkemampuan mengeksplorasi masalah dan identifikasi
peluang pasar secara lebih aktual. Baik berbasis MMIS maupun berdasar riset pemasaran, para
pengambil keputusan pemasaran akan dilengkapi "peta dan
amunisi" yang
lengkap saat memasuki pasar dan menghadapi para kompetitor.
B.
KONSEP PEMASARAN
Konsep pemasaran mengatakan
bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara
lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. Konsep pemasaran yang
telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar
dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat
dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan,
bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara
anda (Burger king).
5. Andalah yang menentukan
(United Airlines).
6. Melakukan segalanya
dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai,
mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat
enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu
organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep
pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi
dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan
distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak
mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara
luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini
adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk
berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri-ciri terbaik.
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja,
organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripada
para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen
dan masyarakat.
6. Konsep pemasaran global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen
strategis yang mantap. Tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi
keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
C. PROSES RISET PEMASARAN
1. Mendefinisikan Masalah,
Alternatif Keputusan, dan Tujuan Riset.
Manajer Pemasaran harus berhati-hati agar tidak mendefinisikan
suatu masalah terlalu luas atau terlalu sempit bagi periset pemasaran. Untuk
membantu memikirkan perancangan riset tersebut, manajemen harus lebih dahulu
menyatakan secara jelas keputusan yang mungkin dihadapi dan kemudian berpikir
ke belakang.
2. Menyusun Rencana riset
Tahap kedua riset pemasaran mengharuskan penyusunan rancangan yang paling
efisien untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran tersebut
perlu mengetahui biaya rencana riset tersebut sebelum menyetujuinya.
Perancangan rencana riset membutuhkan keputusan tentang sumber data, pendekatan
riset, instrument riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.
a. Sumber
Data. Periset dapat mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk maksud lain dan data itu telah
ada di tempat tertentu. Data primer adalah data segar yang dikumpulkan untuk
maksud tertentu atau untuk proyek riset tertentu. Para periset biasanya memulai
penelitian mereka dengan mengkaji data sekunder untuk melihat apakah masalah
mereka dapat diselesaikan sebagian atau seluruhnya tanpa pengumpulan data
primer yang memerlukan biaya tinggi. Data sekunder menjadi titik awal riset dan
memberikan keunggulan karena biayanya murah dan tersedia segera.
b. Pendekatan
Riset. Data primer dapat dikumpulkan dengan empat cara yaitu :
1) Riset
Observasi (Observation Research). Data segar dikumpulkan dengan mengamati
para pelaku dan keadaan yang relevan.
2) Riset Kelompok (Focus
Group Research). Kelompok fokus adalah kumpulan dari enam sampai sepuluh
orang yang diseleksi secara cermat berdasarkan pertimbangan demografik,
psikografik tertentu, atau pertimbangan dan bersama-sama membahas berbagai
topik kepentingan.
3) Riset Survei (Survei
Research). Perusahaan mengadakan survei untuk mempelajari pengetahuan,
keyakinan, preferensi, dan kepuasan orang, serta mengukur besarannya dalam
populasi secara umum.
4) Riset Eksperimen (Experimental
Research). Riset yang paling sahih secara ilmiah adalah riset eksperimen,
yang tujuannya adalah menangkap hubungan sebab akibat dengan menghilangkan
penjelasan yang semrawut tentang hasil pengamatan.
c. Instrumen
Riset. Para periset pemasaran memiliki tiga instrument riset utama dalam
rangka mengumpulkan data primer, yaitu :
1)
Kuesioner. Terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang
disajikan kepada para responden. Karena
fleksibilitasnya, kuesioner merupakan instrument yang paling sering dipakai
dalam pengumpulan data primer.
2)
Ukuran Kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif
untuk mengukur opini konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu cocok
dengan jawaban mereka terhadap pertanyaan survei.
3)
Perkakas Mekanis. Jarang digunakan dalam riset
pemasaran. Sebagai contoh, galvanometers mengukur minat atau emosi
yang timbul setelah melihat iklan atau gambar tertentu. Teknologi telah
menggantikan catatan harian yang digunakan para peserta dalam survei media.
d. Rencana
Pengambilan Sampel. Setelah menentukan pendekatan dan instrument riset,
periset pemasaran harus merancang rencana pengambilan sampel yang memerlukan
tiga keputusan berikut, yaitu :
1) Unit
pengambilan sampel: Siapa yang harus disurvei ?
2) Ukuran sampel: Berapa
orang yang harus disurvei ?
3) Prosedur pengambilan
sampel: Bagaimana cara memilih responden ?
e. Metode
Kontak. Periset pemasaran harus memutuskan bagaimana cara menghubungi
subjek, apakah melalui surat, telepon, bertemu muka, atau wawancara online.
3. Mengumpulkan Informasi
Tahap pengumpulan data
umumnya merupakan tahap yang paling mahal dan paling sering terjadi kesalahan.
Dalam kasus survei misalnya, terdapat empat masalah utama. Sebagian responden mungkin sedang tidak ada dirumah
dan harus dihubungi lagi atau diganti responden lain. Responden lain mungkin
menolak untuk bekerja sama. Juga ada responden yang memberikan jawaban bias
atau tidak jujur. Yang terakhir, beberapa pewawancara terkadang juga bersikap
bias atau tidak jujur.
4. Menganalisis Informasi
Langkah berikutnya
dalam proses riset pemasaran adalah menyaring temuan-temuan yang berguna dari
data yang dikumpulkan. Peneliti membuat tabulasi dan distribusi frekuensinya.
Rata-rata dan ukuran dispersi dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti
juga akan menetapkan sejumlah tekhnik statistik dan model keputusan yang lebih
canggih dengan harapan dapat memperoleh temuan tambahan.
5. Menyajikan Hasil Temuan
Sebagai langkah riset
pemasaran yang terakhir, para peneliti menyajikan temuan-temuan mereka.
Peneliti harus menyajikan temuan-temuan mereka yang relevan dengan keputusan
pemasaran utama yang dihadapi manajemen.
6. Mengambil Keputusan
Para
manajer yang mengadakan riset perlu memberi bobot atas buktinya. Mereka tahu
bahwa temuan-temuan itu bisa mengalami berbagai kesesatan. Sejumlah organisasi
yang sedang bertumbuh menggunakan satu sistem dukungan keputusan pemasaran untuk membantu
para manajer pemasaran mereka mengambil satu keputusan yang lebih baik.
D.
JENIS-JENIS RISET PEMASARAN
Berdasarkan tujuannya, riset pemasaran dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelompok,
meski dimungkinkan adanya kombinasi. Ketiga jenis riset itu adalah :
1. Problem Solving Research, yakni riset yang diadakan untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah-masalah pemasaran. Riset ini memang berorientasi pada masa lalu. Yaitu masalah pemasaran yang pernah terjadi. Dengan mengidentifikasi masalah yang
telah terjadi dan mendapatkan solusinya, hal itu merupakan investasi untuk
tidak mengulanginya dimasa yang akan datang.
2.
Controlling Research, yakni riset yang diadakan untuk pengawasan atau pengendalian proses bisnis dan pemasaran yang sedang berjalan. Dengan melakukan riset ini
secara reguler, proses bisnis
dan pemasaran akan tetap terjaga kinerjanya. Bahkan seperti dalam
riset pengendalian mutu (quality
control) dapat dilakukan perbaikan berkelanjutan sehingga dalam jangka panjang dapat
diperoleh zero effect.
3.
Planning Research, yakni riset yang diadakan untuk mendapatkan informasi
sebagai panduan dalam merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan bisnis
atau pemasaran yang baik tentunya
perlu didasari informasi yang tepat
dan terukur sehingga target akan tercapai secara optimal berdasarkan tahapan perencanaan yang matang.
Sumber data dari riset, baik jenis problem solving, controlling, maupun planning
research tersebut diperoleh dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah objek
riset secara langsung. Melalui
survei di lapangan,
eksperimen, atau observasi (pengamatan). Data primer ini dapat
diperoleh atau dilakukan sendiri oleh perusahaan bersangkutan atau dari
perusahaan jasa riset pasar.
Sedangkan data sekunder dapat diperoleh secara
tidak langsungdari objek riset dalam bentuk
yang telah dikumpulkan dan
diolah untuk publik oleh
institusi riset. Kelebihan data primer dibandingkan data sekunder adalah pada cakupan informasi yang
digali lebih spesifik, fokus, aktual,
dan cukup mendalam. Namun untuk mendapatkan data primer tentunya memerlukan waktu
cukup lama dan biaya yang tidak sedikit. Berbeda dengan data
sekunder yang dapat diperoleh dengan biaya yang relatif cukup murah
dan cepat, seperti dari hasil survei omnibus perusahaan riset, BPS
(Badan Pusat Statistik), annual report, atau
melalui gudang informasi dunia, yakni
akses internet.
Dalam praktiknya, ada empat faktor utama yang
mempengaruhi keputusan manajemen untuk menjalankan sebuah riset
pemasaran,
yakni :
1. Relevansi,
keterkaitan riset dengan kebutuhan informasi pemecahan
masalah atau peluang pasar dalam proses pengambilan keputusan pemasaran.
2.
Ketepatan waktu, umumnya riset dilakukan pada
saat perusahaan
membutuhkan informasi yang terkait, meski tidak sedikit perusahaan yang secara
reguler memanfaatkan hasil riset pasar, seperti data rating iklan atau tracking
brand.
3.
Ketersediaan data, riset diperlukan saat
informasi/data internal perusahaan kurang memadai untuk keputusan strategis pemasaran.
4.
Biaya & manfaat, keputusan terakhir dari perusahan dalam mengadakan riset
ialah alokasi biaya dengan manfaat yang diperoleh
seefisien mungkin.
Apabila keempat faktor tersebut sudah dapat
dipenuhi internal perusahaan, riset
pemasaran bukanlah suatu prestise yang
perlu diada-adakan.
E.
SISTEM RISET PEMASARAN
Perusahaan dapat memperoleh riset pemasaran melalui
berbagai cara. Kebanyakan Perusahaan besar mempunyai departemen riset pemasaran
tersendiri, yang sering memainkan peran penting dalam organisasi. Perusahaan
biasanya menganggarkan riset pemasaran sekitar 1 sampai 2 persen dari penjualan
tahunan perusahaan itu. Persentase yang besar dihabiskan untuk membeli jasa
dari luar perusahaan. Perusahaan-perusahaan riset pemasaran terbagi kedalam
tiga kelompok berikut ini :
1.
Perusahaan riset jasa-sindikasi. Perusahaan
ini mengumpulkan informasi perdagangan dan konsumen yang kemudian dijual dengan
memungut uang jasa. Contoh : Nielsen Media
Research, SAMI/Burke.
2.
Perusahaan riset pemasaran sesuai
pesanan. Perusahaan-perusahaan ini dipakai untuk menjalankan proyek riset pemasaran
khusus. Mereka merancang
penelitian dan melaporkan hasil-hasil temuannya.
3.
Perusahaan riset pemasaran lini-terspesialisasi. Perusahaan ini memberikan
jasa riset yang terspesialisasi. Contoh terbaik adalah perusahaan jasa lapangan
yang menjual jasa wawancara di lapangan kepada perusahaan lain.
Perusahaan-perusahaan kecil
dapat menyewa jasa perusahaan riset pemasaran atau melakukan riset dengan cara
yang kreatif dan biaya yang terjangkau seperti berikut ini :
1. Menugaskan
mahasiswa atau dosen perguruan tinggi untuk merancang dan menjalankan proyek
riset pemasaran.
2.
Menggunakan internet.
3.
Mengamati para pesaing.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Istilah riset pemasaran (marketing research) seringkali
dirancukan dengan riset pasar (market research). Ada perbedaan tersendiri diantara kedua istilah ini. Riset pasar berfokus
pada pasar yang telah ditentukan dengan produk barang atau jasa yang
spesifik. Sedangkan riset
pemasaran diartikan secara meluas, tidak terpaku pada penelitian aspek dari
pasar atau produk saja.
Dalam pemasaran terdapat
enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu
organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep
pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
Proses riset pemasaran
antara lain:
1. Mendefinisikan Masalah,
Alternatif Keputusan, dan Tujuan Riset.
2. Menyusun Rencana riset
3. Mengumpulkan Informasi
4. Menganalisis Informasi
5. Menyajikan Hasil Temuan
6. Mengambil Keputusan
Berdasarkan
tujuannya, riset pemasaran dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, meski dimungkinkan adanya kombinasi. Ketiga jenis riset itu
adalah :
1. Problem Solving Research
1. Controlling Research
2. Planning
Research
Perusahaan dapat memperoleh riset pemasaran melalui
berbagai cara. Kebanyakan Perusahaan besar mempunyai departemen riset pemasaran
tersendiri, yang sering memainkan peran penting dalam organisasi. Perusahaan
biasanya menganggarkan riset pemasaran sekitar 1 sampai 2 persen dari penjualan
tahunan perusahaan itu. Persentase yang besar dihabiskan untuk membeli jasa
dari luar perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomiunanda.blogspot.co.id/2015/10/makalah-riset-pasar.html
tlng beri contoh konkritnya bro...
BalasHapus