MAKALAH
BUMI DALAM ALAM SEMESTA
Oleh :
FUTIKHATUN
RIZKI
IRWAN
SAHALI
IZZAH
ARIYANI
M.
BAHRUDIN
PUTRI
WIDYA PRATIWI
TAMAMI
Mata Kuliah :
ILMU
ALAMIAH DASAR / ILMU BUDAYA DASAR
Jurusan :
EKONOMI
BISNIS SYARIAH
Dosen Pengampu :
SARJA, S.Sos.I, MM.
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
SLAWI
- TEGAL- JAWA TENGAH
2016
BUMI
DALAM ALAM SEMESTA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rasa ingin tahu (curiosity) manusia selalu
muncul ketika dihadapkan pada alam semesta yang di dalamnya mengandung banyak
misteri. Curiosity manusia dapat mengubah nothing menjadi know
a lot of thing. Rasa ingin tahu jugalah yang memunculkan pelbagai
penelitian serta pengujian dari hipotesa akhir dan bila hal itu terbukti
kebenarannya maka akan terbentuk suatu bidang ilmu.
Curiosity
tercerdas dimiliki oleh para ilmuan astronom dahulu. Mereka sangat terangsang
otaknya dengan melihat sesuatu yang sangat sulit dijangkau jasmani. Namun
berkat pemikirannya sekarang kita dapat mengetahui tentang alam semesta.
Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini antara lain untuk mengetahui tentang pembentukan alam semesta dan tata
surya, bagaimana keadaan bumi sebagai planet dan struktur bumi, serta proses pembentukan
benua dan samudra.
PEMBAHASAN
Pembentukan
Alam Semesta dan Tata Surya
1.
Alam Semesta
Alam
semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda ya ng mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Konsep pemikiran
manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya para
ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang diberi
nama teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat
yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris.
Namun setelah itu Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari
dijadikan pusat alam semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru
menyadari bahwa teoti tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan
tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan
bintang dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.
2.
Tata Surya
|
3.
Teori
Terbentuknya Alam Semesta
i.
Teori
Letusan Hebat (Big Bang Theory)
Teori ini menyatakan bahwa alam semsta
ini berasal dari kondisi super padat dan panas yang kemudian meledak,
mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Teori ledakan ini bertolak dari
asumsi adanya suatu masa yang sangat besar sekali dan mempunyai berat jenis
yang sangat besar, meladak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu
kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, masa yang berserak itu
berbentuk kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi
titik pusatnya. Teori ini didukungan oleh kenyataan dari pengamatan bahwa
galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Menurut teori ini
ada beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yakni:
o
Masa batas dinding planck yaitu masa
pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Panck.
o
Masa Jify yaitu masa pada saat alam
semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta 10-13 cm dengan
kerapatnnya 1055 kali kerapatan air.
o
Masa Quark yaitu masa pada saat alam
semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang
tindih da tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang
mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.
o
Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada
saat alam semsta berumur 10- detik.
o
Masa radiasi yaitu masa alama semesta
berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hidrogen
menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta
berumur 105 sampai 106 tahun mepunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
o
Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia
alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut Pilin
yang berputar membentuk piringan raksasa.
o
Masa pembentukan tata surya yaitu pada
usia 4,6 x 109 tahun.
ii. Teori
Keadaan Tetap (steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi
sempurna yang menyatakan, bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu
sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi. Teori ini
menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk tumbuh, menjadi tua dan
akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semsta itu tak terhingga
besarnya dan tak terhingga tuanya.
Dengan di ketahuinya kecepatan radial
galaksi-galaksi dengan bumi dari pemotretan hasil satelit, maka disimpulkan
bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut
menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju ke panjang
gelombang yang lebih besar yaitu kearah merah yang di sebut dengan pergeseran
merah. Hasil penemuan itulah yang menguatkan teori bahwa alam semesta selalu
berekspansi dan berkontraksi.Siklus tersebut diduga berlangsung dalam waktu
30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi serta
bintang-bintangnya.Ekspansi ini di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber
dari reaksi inti hidrogen dan akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang
lebih kompleks. Sedangkan masa kontraksi galaksi dan bintang yang terbentuk,
meredum dan unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga
berupa panas yang sangat tinggi. Dengan demikian harus ada ledakan yang memulai
adanya pengembangan.
iii. Teori Creatio Continua
Dikemukakan oleh Fred hoyle, Bindi dan Gold. Teori
ini menyatakan bahwa saat siciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta
ini selamanya ada dan akan tetap ada,alam semesta tidak pernah bermula dan
tidak pernah berakhir.
4.
Teori
Terbentuknya Tata Surya
Melihat
kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya
yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah
jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi
planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan yang
kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit seperti matahari, bulan
dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian matahari yang terbit
di timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang
demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk
dari material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan
beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:
i.
Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole
Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796).
Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar
yang berpilin di dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang
membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat
putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di
bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan
intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu,
gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut
planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap
berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari.
Teori kabut ini telah
dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah benyak
ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak
hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya banyak teori
baru yang lebih memuaskan.
ii.
Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928)
seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton
(1872-1952) seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena
planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada
sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah
bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi
pasang naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh
sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan
sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan
planetesimal yang kelak kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada
orbitnya dan mengelilingi matahari.
iii.
Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan
Harold Jeffreys (1891) keduanya dari Inggris,
Teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal. Setelah
bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan
matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut
di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu
yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu terputus-putus
membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda,
gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian
tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa
sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran
kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu
itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh
besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.
iv.
Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker
(1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu
partikel-partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola
dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah
dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu
saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi
matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga
terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin
pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.
v.
Teori
Bintang Kembar
Teori ini hampir sama
dengan teori planetesimal.Dahulu matahari mungkin merupakan bintang
kembar,kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena ada
pengaruh gaya gravitasi bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak
mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak
meledak menjadi matahari.
vi.
Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan
Herman.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada
suatu ketika berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya
sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi
ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat
menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang
lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.
Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi
kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi
dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis
dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa
alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun
yang lalu tercipta dari ketiadaan.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan
lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta
melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini
haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di
segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya
diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan
tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi
ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic
Background Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang
radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan
perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang
telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan
astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori
Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah
hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa
konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan
teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika
alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka
unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi
helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang
diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang
dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Bumi
Sebagai Planet
Bumi mengorbit pada matahari dalam lintasan
berbentuk elips (Hukum Keppler I), pada jarak rata-rata 149,6 juta km (93 juta
mil). Karena lintasannya berbentuk elips ini, maka jarak matahari-bumi selalu
berubah. Jarak matahari-bumi yang terdekat (perihelion) terjadi pada tanggal 4
januari, dengan jarak 91,5 juta mil dan jarak matahari-bumi terjauh (apheloin)
terjadi pada tanggal 5 juli dengan jarak 94,5 juta mil, berarti perubahan
matahari-bumi dalam satu tahun sekitar tiga juta mil. Jarak rata- rata dari
pusat matahari ke pusat bumi disebut 1 AU (Astronomical Unit/ Satuan Jarak
Astronomi).
Bumi kita tidak bulat sempurna, tetapi pepat pada
kutub- kutubnya dan menggelembung pada ekuatornya. Jari-jari di kutub bumi ini
disebabkan pada saat baru terbentuk. Bumi belum terlalu padat dan rotasinya
membuat menggelembung pada bagian yang tegak lurus sumbu rotasi, yaitu bagian
ekuator.
Menurut teori, lima miliar
tahun yang lalu, sistem tata surya kita tidak ada. Yang ada hanyalah awan debu
dan gas yang secara perlahan berubah bentuk.sembilan planet, termasuk Bumi,
dibentuk dari materi yang menggumpal, menyerupai gumpalan bola salju, di dalam
kabut. Mengenai teori sejarah asal terbentuknya bumi sebagai berikut;
Proses dimulai sekitar 4,6
miliar tahun yang lalu di pusat nebula matahari.
Matahari terbentuk di pusat
awan ini. Sementara itu, gas dan bahan lain di bagian luarnya menggumpal.
Bebatun kecil berubah
menjadi lebih besar, membentuk cikal bakal planet, atau protoplanet dengan
diameter beberapa kilometre.
Protoplanet saling
bertumbuhan satu sama lain dan menggumpal hingga mencapai ukuran planet
(memiliki diameter beberapa ribu kilometer). Hingga ratusan juta tahun, planet
tersebut dibombardir secara kuat dan terus menerus oleh bebatuan lain.
Sekitar 4,5 miliar tahun
yang lalu, bumitelah diselimuti oleh lautan larva yang berasal dari bebatuan
yang terbakar dan luasnya mencapai beberapa kilometre.
Secara perlahan, lautan
larva tersebut mendingin membentuk kerak yang dihantam terus menerus oleh
berbagai meteor dan komet.
Planet muda kita juga
mengalami aktifitas vulkanik yang melepaskan lapisan udara secara radikal,
lapisan udara ini berbeda dengan lapisan udara saat ini. Keberadaan air
dimungkinkan berassal dari kedalaman bumi atau dibawa dari angkasa oleh komet
dan membentuk laut. Pada saat bersamaan, kerak bumi berupa menjadi benua.
Kemunculan benua, laut, dan
lapisan oksigen rendah menghasilkan proses pembentukan molekul yang lebih
kompleks, yang menuntun terciptanya fenomena yang luar biasa, yaitu kehidupan.
Bahkan lebih mengejutkan lagi, kehidupan dengan sangat cepat muncul dari laut,
kurang dari satu miliar tahun setelah bumi tecipta. Kehidupan memerlukan
beberapa miliar tahun lagi ke daratan.
Struktur Bumi
Pada
awalnya bumi merupakan gumpalan gas dari matahari dalam keadaan berputar.
Karena satu hal maka sebagian gumpalan itu lepas tetapi terus mengelilingi
matahari dan mengalami proses pendinginan sehingga menjadi padat. Padatan
itulah yang menjadi planet termasuk bumi. Dari padatan itu juga terlepas
sebagian yang kemudian mejadi bulan dan satelit.
1.
Hipotesis Kabut
Atau
Hipotesis solar nebula. Menurut
Imanuel Kant (1724-1804) di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar
perlahan-lahan. Bagian tengahnya lama-kelamaan menjadi humpalan gas yang
kemudian menjadi matahari dan bagian yang sekitarnya menjadi planet.
Bumi
kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya
satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Teori ini menceritakan
kejadian tersebut dalam tiga tahap :
a.
Matahari
dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
b.
Kabut
tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi
lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut
sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
b.
Materi-materi
tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
2. Hipotesis Planetesimal (Planet kecil)
Thomas
C Chamberlin (1843-1928) ahli geologi Amerika dalam penelitiannya The origin
of the earth 1916 menurut teori ini Matahari telah ada sebagai suatu
bintang-bintang yang banyak .pada suatu masa, berpapasan dengan satu bintang
sehingga terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun
bintang , pada waktu menjauh sebagian massa dari matahari jatuh kembali ke
permuakaan matahari dan sebagian lagi terhambur yang dinamakan planet kecil
3. Hipotesis Pasang Surut
Tahun
1917 sarjana Inggris James Jeans dan Herald Jeffries berhipotesis dengan nama
Hipotesis Tidal James-Jeffries yang mengemukakan bahwa pada suatu waktu
terdapat bintang yang melintasi matahari yang mengakibatkan pasang pada
matahari yang berbentuk cerutu yang sangat besar dan kemudian mengelilingi
matahari dan pecah menjadi butir-butir tetesan kecil yang kemudian menjadi planet
4. Hipotesis Peledakan Bintang
Fred
Hoyle dari Inggris 1956.kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bintang
(matahari juga bintang) dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada
diantaranya yang memamdat dan mungkin terjerat ke dalam orbit matahari. Banyak
bintang yang meledak akan bebas di ruang angkasa .Teori ini banyak di dukung
ahli astronomi.
5. Hipotesis Kuiper
Astronom
Gerard P. Kuiper mengemukakan bahwa semesta terdiri dari formasi
bintang-bintang. Dari pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan antar
bintang dari gas hydrogen. Pusat yang satu lebih besar menjadi matahari.
Peristiwa
berikutnya kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil karena gaya tarik menarik,
kemudian pecah menjadi protoplanet yang kemudian menjadi planet.
Melalui pengamatan seisomologi (hantaran pada gelombang
gempa bumi) para ahli geologi memperoleh gambaran mengenai susunan bagian dalam
bumi. Karena arah kecepatan dan bentuk gelombang gempa ditentukan oleh
komposisi dan kerapatan bagian dalam bumi.
Bumi ternyata memiliki beberapa lapisan. Lapisan-lapisan
tersebut antara lain:
1.
Inti bumi (Barisfer/ Centrosfer)
Pengetahuan manusia tentang
inti bumi masih sangat terbatas. Inti bumi terdiri dari dua bagian, yaitu inti
luar (tebalnya 2160 km) dan inti dalam (tebalnya 1320 km). Pengaruh panas
matahari hanya terasa paling dalam 20 meter di bawah permukaan bumi. Setelah 20
meter, temperaturnya telah konstan tidak lagi dipengaruhi musim panas dan
dingin. Akan tetapi, makin masuk ke dalam bumi tempraturnya makin tinggi,
umumnya tiap turun 33 m temperatur naik 1 derajat Celcius.
Beberapa alasan tentang
padatnya barisfer, antara lain:
a.
Bila
seandainya barisfer itu cair, maka tentu akan terjadi pasang naik dan pasang
surut yang mungkin akan mengakibatkan permukaan bumi kembang-kempis.
b.
Getaran-getaran
gempa di Jepang dapat diukur di Inggris dengan alat-alat yang halus. Sifat
tersebut menunjukan bahwa inti bumi padat.
c.
Inti
bumi menyebabkan adanya sifat ke magnetan dari bumi. Bumi merupakan magnet
raksasa dengan kutub utara magnet terletak dibagian utara bumi dan kutub
selatan magnet dibagian utara bumi, meskipun ternyata tidak tepat betul pada
kutub bumi menyimpang 17 derajat dilihat dari pusat bumi.
2.
Selimut (Mantel)
Lapisan ini bersifat melindungi bagian dalam bumi
dan terdiri dari tiga bagian yaitu sebagai berikut
:
a.
Listofer,
artinya lithos = batuan,
sphaira = bulatan. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan,
yaitu (1) lapisan “sial” (Silicium dan Aluminium) dan (2) lapisan “sima”
(Silicium dan Magnesium)
b.
Astenosfer,
wujudnya agak kental, tebalnya
100-400 km. Diduga lapisan ini sebagai tempat formasi magma.
Pada lapisan ini pula sintesis batuan dan mineral di bentuk.
b.
Mesofer,
wujudnya padat dengan tebal
sekitar 2400-2750 km, terletak di bawah astenosfer.
Pada perbatasan dengan inti bumi terdapat transisi, dimana kecepatan gelombang
menurun dengan tajam.
3.
Kerak Bumi
Lapisan ini menempati bagian
paling atas dari permukaan bumi dengan tebal rata-rata antara 10-50 km, lapisan ini tidak sama
tebalnya disemua tempat.
Kerak bumi terdiri dari zat
padat yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu gunung berapi, kerikil,
tanah liat, dll). Menurut kejadiannya, batuan di bedakan ata 3 golongan, yaitu:
a.
Batuan
beku (batuan magma), terjadi
dari magma yang cair dan panas membeku di dalam atau diluar bumi akibat
tempraturnya turun.
b.
Batuan
sedimen (endapan), Air, angin, es mengikis batuan dan hasil kikisannya
diendapkan ke tempat lain, misalnya tanah liat, pasir, dll.
c.
Batuan
metamorf (batuan malihan), Batuan sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami
perubahan sifat, karena suhu yang tinggi atau tekanan yang berat.
Bumi
juga memiliki Lapisan Air (Hidrosfer, hydro= air, sphaira=bulatan atau bola) ialah semua
perairan yang berada di bumi, yaitu samudra, lautan, danau, sungai, dan air
tanah. Air yang turun dari langit, sehingga hujan dan salju, boleh dikatakan
tidak mengandung garam atau mineral yang terlarut (air tawar), masuk kesungai,
mengalir diatas permukaan tanah dan bawah permukaan tanah melarutkan garam
mineral yang ada ditanah dibawa kelaut.
Garam mineral yang merupakan bagian besar dari air laut,
yaitu garam dapur (NaCl = Natrium Clorida) dan garam inggris MgSO4 =
Magnesium Sulfat). Kira-kira 71% dari planet bumi ini merupakan lapisan air.
Air dari laut,sungai, danau menguap (evaporasi) ditambah penguapan dari
vegetasi (transpirasi)akan membentuk awan.
Awan yang dibawa oleh angin ketempat yang lebih tinggi
akan mengalami pendinginan (kondensasi) sehingga terurai menjadi titik-titik
air yang karena gaya beratnya akan turun ke muka bumi sehingga hujan
(presipitasi).
Setelah sampai di permukaan bumi, sebagian mengalir di
atas permukaan dan sebagian lagi masuk ke dalam bumi (filtrasi) sehingga
terjadi aliran atas permukaan bumi dan aliran bawah permukaan., mengisi kembali
danau, sungai, dan laut serta diserap kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian
terjadi siklus hidrologi.
Pada saat hujan, air hujan akan membawa Oksigen (O2)
dan karbon dioksida (CO2) yang ada di udara ke dalam sungai, danau,
dan laut sehingga memungkinkan bias ada kehidupan di dalam air.
Lapisan
Udara Bumi (Atmosfer) berasal dari kata atmos = uap/udara, sphaira=bulatan atau bola, adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi yang terdiri
dari campuran gas-gas, debu, dan uap air. Berdasarkan sifatnya atmosfer dibagi
atas beberapa lapisan.
1.
Troposfer,
Lapisan ini yang paling dekat
dengan permukaan bumi. Didaerah tropik, tinggi troposfer bisa mencapai 18 km, sedangkan
didaerah kutub tinggi troposfer hanya 6 km. Gejala cuaca sehari-hari seperti
awan, embun, hujan, salju, angin, terjadi pada lapisan ini.
2.
Stratosfer, Lapisan
ini banyak mengandung gas ozon (O3 ) yang mudah menyerap radiasi
ultraviolet dari matahari. Itulah sebebnya lapisan ini lebih panas dari pada
lapisan troposfer. Pada lapisan ini, suhu udara makin ke atas makin tinggi.
Lapisan ini berada pada ketinggian 18 km- 60 km.
3.
Mesosfer, lapisan ini ditandaioleh penurunan
suhu rata- rata 0,4ºC setiap naik 100 m (suhu udara makin ke atas makin
rendah). Suhu pada bagian teratas dari lapisan ini mencapai -140ºC. lapisan ini
terletak antara ketinggian 60 km sampai 85 km.
4.
Termosfer, lapisan
ini terletak antara ketinggian 85 km sampai 200 atau 300 km. suhu pada lapisan
ini makin ke atas makin tinggi, hingga pada lapisan teratas mencapai 1500ºC.
ini di sebabkan karena oksigen yang ada pada lapisan ini menterap radiasi ultra
violet dari matahari. Di atas lapisan ini masih terdapat lapisan termopause,
yang terletak pada ketinggian 300 km sampai 1000 km. suhu termopause konstan
terhadap ketinggian, tetapi berubah menurut waktu. Pada malam hari suhu
berkisar antara 300ºC - 1200ºC dan pada siang hari berkisar antara 700ºC -
1700ºC.
Kita
dapat mengukur umur bumi dengan empat cara sebagai berikut:
1.
Teori sedimen, Cara
ini didasarkan pada perhitungan tebal lapisan sedimen rata- rata yang membentuk
batuan, yaitu dengan mengetahui tebal lapisan rata- rata yang terbentuk setiap
tahunnya dan dibangdingkan dengan tebal sedimen yang ada di bumi saat ini.
Dengan cara ini, diketahui bahwa bumi kita telah berumur 500 juta tahun.
2.
Teori Kadar Garam, Cara
ini didasarkan atas perhitungan kenaikan kadar garam di laut. Menurut teori
ini, pada saat bumi terbentuk air laut kadar garamnya 0% (tawar). Karena banyak
sungai bermuara ke laut yang membawa dan mengendapkan garam- garam mineral di
laut sehingga air laut menjadi asin. Saat ini, kadar garam di lautan rata- rata
3%. Kadar garam dari 0% sampai 3% digunakan sebagai cara untuk menetukan umur
bumi dan menurut teori ini umur bumi sudah 1000 juta tahun.
3.
Teori Termal, Menurut
teori ini, pada saat bumi terbentuk merupakan batuan yang sangat panas dan
karena bersentuhan dengan udara yang suhunya lebih rendah, maka batuan tersebut
mendingin dan membeku seperti saat ini. Seorang ahli fisika dari Inggris yang
bernama Kelvin menduga bahwa batuan panas seperti saat ini, memerlukan waktu
20.000 juta tahun.
4.
Teori radioktivitas, Menerut
teori in, zat adiktif dalam waktu tertentu akan terurai separuhnya (meluruh)
menjadi saat yan lebih rendah susunan zatnya. Menurut teori ini, umur bumi
sudah 5.000 juta – 7.000 juta tahun.
d.
Pembentukan benua dan samudera di
bumi
Benua
merupakan bagian bumi yang tidak tertutup oleh perairan. Terdapat beberapa
teori tentang terbentuknya benua dan samudra di bumi yaitu:
1.
Teori tentang pergeseran benua (continental
drift) oleh Alfred I Wegener (tahun 1915), dan teori yang di kemukakan pada
saat bumi terbentuk hanya berupa satu benua besar (superkontinental). Pagea,
superkontinental ini retak-retak dan pecah menjadi 3 bagian, yaitu Eropa-Asia,
Amerika Afrika, dan Australia dan Antartika. Kemudian Amerika-Afrika dan
Australian-Antartika pecah, seperti keadaan sekarang.
2.
Pada saat Amerika-Afrika pecah, celah di
antaranya terisi air membentuk samudra Antlantik. Anak benua India yang tadinya
menempel di benua Afrika, retak dan pecah bergerak ke utara dan menempel pada
benua asia, akibatnya terjadi garak vertical, yang naik membentuk pegunungan
Himalaya dan yang turun membentuk samudra india .
3.
Pada saat bumi berotasi, ada sebagian
masanya yang terlempar keluar, yang kemudian membentuk cekungan menjadi samudra
pasifik.
4.
Kedua teori lempeng tektonik (tectonic
plate theory) yang di kemukakkan oleh harry sebagai berikut:
5.
Bumi ini terdiri dari lempeng-lempeng
tipis dan kaku yang retak-retak dengan bentuk yang tidak beraturan dan
dikelompokkan atas lempengan benoa dan lempengan samudra. Lempengan ini terdiri
dari enam lempengan, yaitu lempengan antartika, lempengan amerika, lempengan
afrika, lempengan Eurasia, lempengan india-Australia, dan lempeng pasifik.
Lempeng-
lempeng ini setiap saat mengalami gerakan (horizontal maupun vertical) untuk
mencari kesehimbangan baru. Baik bergerak saling menajauh, saling mendekat
maupun saling bergesekan.
1.
Apabila lempengan benua dan samudra
saling bertabrakan, maka lempengan samudra tersebut akan menyusup atau menujam
ke bawah lempeng benua. Karena lempeng samudra mempunyai berat jenis lebih
besar. Pada bidang pertemuan ke dua lempeng tersebut, akan di temui jalur
palung laut, proses pelipatan dan sesar, di sertai kegiatan pulkanisme serta
merupakan dairah rawan gempa. Contohnya pertemuan antara lempeng benua aurasa
dengan lempeng samudra india- Australia.
2.
Apabila kedua lempeng bergerak saling
menjauh, maka akan terjadi rekahan dan dari rekahan tersebut akan keluar magma
yang banyak mengandung mineral besi dan magnesium, yang kemudian membeku
membentuk kerak bumi yang baru. Contohnya : perekahahan lempeng samudra yang
terjadi samudra atlantik (pematang tengah samudra atlantik).
3.
Apabila dua lempeng saling bergesekan
maka pada bidang batasnya di temukan patahan atau sesar mendatar. Contohnya
sesar San Adreas di Amerika Serikat.
Pembentuan
samudera terjadi karena :
1.
Pergeseran vertikal, yakni Samudera India
(Indonesia) dimana kerak Bumi mengeser kebawah dan sebagai imbangannya bagian
sisi yang lain menggeser keatas menjadi dataran tinggi atau gunung Himalaya
(gunung tertinggi di dunia).
2.
Tertarik oleh benda alam semesta lain
(ingat teori Tidal) dan gaya sentripetal sehingga bagian bumi terlepas menjadi
planet yaitu bulan, maka tebentuk samudera Pasifik. Berdasarkan penelitian
batuan-batuan di Bulan sama dengan batuan-batuan pada dasari Samudera Pasifik,
yaitu batan Silisilium-Magnesium.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa keseluruhan
alam semsta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil
dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejab. Peristiwa ini, yang
dikenal dengan “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 13,7
milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaaan sebagai hasil dari
ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang
merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai
alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang,
tidak ada yang disebut sebagi materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi,
bahkan waktu belum ada dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik,
terciptalah materi, energi, dan waktu.
Bumi dikatakan sebagai planet karena mengorbit
mengelilingi matahari (berevolusi), mempunyai massa yang cukup untuk memiliki
gravitasi tersendiri sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk
kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat), telah mengosongkan orbit agar
tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain
satelitnya sendiri di daerah sekitar orbitnya.
Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga
bagian, sebagai berikut (a) Kerak bumi merupakan kulit bumi bagian luar (b)
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. (c) Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun
utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman
2900-5200 km.
Benua adalah daratan yang sangat luas. Pada awalnya
bumi terbentuk seluruh benua merupakan satu daratan yang amat luas, belum
terbagi-bagi oleh pergeseran kerak bumi.
Semudera atau lautan adalah laut yang luas dan
merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang
dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar.
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dari
benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor–meteor, komet – komet, debu
dan gas antar planet yang beredar mengililinginya. Keseleruhan system ini
bergerak mengililingi pusat galaksi.
Benua dan samudera terbentuk melalui proses yang
sangat panjang. Dahulu bentuk benua dan samudera tidak seperti sekarang ini.
Setelah melalui proses yang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini.
Daftar
Pustaka
http://savitriindrasuari.blogspot.co.id/2014/06/makalah-ilmu-alamiah-dasar-bumi-dan.html, rabu 16 maret 2016
http://miiyanni.blogspot.co.id/2013/04/bumi-dalam-alam-semesta.html, rabu 16 maret 2016
http://ririnsunarti.blogspot.co.id/2012/01/bumi-dalam-alam-semesta.html, rabu 16 maret 2016
http://wahidayantits.blogspot.co.id/2012/12/bumi-dan-alam-semesta-disusun-oleh-1.html, rabu 16 maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar