Senin, 11 April 2016

MAKALAH BUMI DALAM ALAM SEMESTA



 



MAKALAH
BUMI DALAM ALAM SEMESTA




Logo IBN2.jpg
 















Oleh :
FUTIKHATUN RIZKI
IRWAN SAHALI
IZZAH ARIYANI
M. BAHRUDIN
PUTRI WIDYA PRATIWI
TAMAMI

Mata Kuliah :
ILMU ALAMIAH DASAR / ILMU BUDAYA DASAR

Jurusan :
EKONOMI BISNIS SYARIAH

Dosen Pengampu :
SARJA, S.Sos.I, MM.






SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
SLAWI - TEGAL- JAWA TENGAH
2016

 

BUMI DALAM ALAM SEMESTA

              PENDAHULUAN
Latar Belakang
          Rasa ingin tahu (curiosity) manusia selalu muncul ketika dihadapkan pada alam semesta yang di dalamnya mengandung banyak misteri. Curiosity manusia dapat mengubah nothing menjadi know a lot of thing. Rasa ingin tahu jugalah yang memunculkan pelbagai penelitian serta pengujian dari hipotesa akhir dan bila hal itu terbukti kebenarannya maka akan terbentuk suatu bidang ilmu.
Curiosity tercerdas dimiliki oleh para ilmuan astronom dahulu. Mereka sangat terangsang otaknya dengan melihat sesuatu yang sangat sulit dijangkau jasmani. Namun berkat pemikirannya sekarang kita dapat mengetahui tentang alam semesta.

Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain untuk mengetahui  tentang pembentukan alam semesta dan tata surya, bagaimana keadaan bumi sebagai planet dan struktur bumi, serta proses pembentukan benua dan samudra.

              PEMBAHASAN
                    Pembentukan Alam Semesta dan Tata Surya
                               1.      Alam Semesta
Alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda ya ng mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.

                               2.      Tata Surya
1
 
Tata surya terdiri dari matahari, Planet-planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu rasi bintang. Oleh karena itu, tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.

                               3.      Teori Terbentuknya Alam Semesta
i.        Teori Letusan Hebat (Big Bang Theory)
  Teori ini menyatakan bahwa alam semsta ini berasal dari kondisi super padat dan panas yang kemudian meledak, mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu masa yang sangat besar sekali dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meladak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, masa yang berserak itu berbentuk kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukungan oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Menurut teori ini ada beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yakni:
o   Masa batas dinding planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Panck.
o   Masa Jify yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta 10-13 cm dengan kerapatnnya 1055 kali kerapatan air.
o   Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih da tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.
o   Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semsta berumur 10- detik.
o   Masa radiasi yaitu masa alama semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mepunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
o   Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut Pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
o   Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun.

ii.      Teori Keadaan Tetap (steady-state theory)
 Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan, bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi. Teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semsta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya.
Dengan di ketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi dengan bumi dari pemotretan hasil satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu kearah merah yang di sebut dengan pergeseran merah. Hasil penemuan itulah yang menguatkan teori bahwa alam semesta selalu berekspansi dan berkontraksi.Siklus tersebut diduga berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya.Ekspansi ini di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen dan akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang lebih kompleks. Sedangkan masa kontraksi galaksi dan bintang yang terbentuk, meredum dan unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Dengan demikian harus ada ledakan yang memulai adanya pengembangan.

iii.    Teori Creatio Continua
Dikemukakan oleh Fred hoyle, Bindi dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat siciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada,alam semesta tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir.

                               4.      Teori Terbentuknya Tata Surya
Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian matahari yang terbit di timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:
                                            i.         Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan  Piere Simon de Laplace (1796).
Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari.
Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan.
                                          ii.         Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest R.        Moulton (1872-1952) seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.
                                        iii.         Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari Inggris,
Teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal. Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.
                                        iv.         Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.
                                       v.            Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.
                                        vi.         Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.
Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.

                    Bumi Sebagai Planet
Bumi mengorbit pada matahari dalam lintasan berbentuk elips (Hukum Keppler I), pada jarak rata-rata 149,6 juta km (93 juta mil). Karena lintasannya berbentuk elips ini, maka jarak matahari-bumi selalu berubah. Jarak matahari-bumi yang terdekat (perihelion) terjadi pada tanggal 4 januari, dengan jarak 91,5 juta mil dan jarak matahari-bumi terjauh (apheloin) terjadi pada tanggal 5 juli dengan jarak 94,5 juta mil, berarti perubahan matahari-bumi dalam satu tahun sekitar tiga juta mil. Jarak rata- rata dari pusat matahari ke pusat bumi disebut 1 AU (Astronomical Unit/ Satuan Jarak Astronomi).
Bumi kita tidak bulat sempurna, tetapi pepat pada kutub- kutubnya dan menggelembung pada ekuatornya. Jari-jari di kutub bumi ini disebabkan pada saat baru terbentuk. Bumi belum terlalu padat dan rotasinya membuat menggelembung pada bagian yang tegak lurus sumbu rotasi, yaitu bagian ekuator.
Menurut teori, lima miliar tahun yang lalu, sistem tata surya kita tidak ada. Yang ada hanyalah awan debu dan gas yang secara perlahan berubah bentuk.sembilan planet, termasuk Bumi, dibentuk dari materi yang menggumpal, menyerupai gumpalan bola salju, di dalam kabut. Mengenai teori sejarah asal terbentuknya bumi sebagai berikut;
Proses dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu di pusat nebula matahari.
Matahari terbentuk di pusat awan ini. Sementara itu, gas dan bahan lain di bagian luarnya menggumpal.
Bebatun kecil berubah menjadi lebih besar, membentuk cikal bakal planet, atau protoplanet dengan diameter beberapa kilometre.
Protoplanet saling bertumbuhan satu sama lain dan menggumpal hingga mencapai ukuran planet (memiliki diameter beberapa ribu kilometer). Hingga ratusan juta tahun, planet tersebut dibombardir secara kuat dan terus menerus oleh bebatuan lain.
Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, bumitelah diselimuti oleh lautan larva yang berasal dari bebatuan yang terbakar dan luasnya mencapai beberapa kilometre.
Secara perlahan, lautan larva tersebut mendingin membentuk kerak yang dihantam terus menerus oleh berbagai meteor dan komet.
Planet muda kita juga mengalami aktifitas vulkanik yang melepaskan lapisan udara secara radikal, lapisan udara ini berbeda dengan lapisan udara saat ini. Keberadaan air dimungkinkan berassal dari kedalaman bumi atau dibawa dari angkasa oleh komet dan membentuk laut. Pada saat bersamaan, kerak bumi berupa menjadi benua.
Kemunculan benua, laut, dan lapisan oksigen rendah menghasilkan proses pembentukan molekul yang lebih kompleks, yang menuntun terciptanya fenomena yang luar biasa, yaitu kehidupan. Bahkan lebih mengejutkan lagi, kehidupan dengan sangat cepat muncul dari laut, kurang dari satu miliar tahun setelah bumi tecipta. Kehidupan memerlukan beberapa miliar tahun lagi ke daratan.

                    Struktur Bumi
Pada awalnya bumi merupakan gumpalan gas dari matahari dalam keadaan berputar. Karena satu hal maka sebagian gumpalan itu lepas tetapi terus mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan sehingga menjadi padat. Padatan itulah yang menjadi planet termasuk bumi. Dari padatan itu juga terlepas sebagian yang kemudian mejadi bulan dan satelit.
1.   Hipotesis Kabut
Atau Hipotesis solar nebula. Menurut Imanuel Kant (1724-1804) di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengahnya lama-kelamaan menjadi humpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian yang sekitarnya menjadi planet.
Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Teori ini menceritakan kejadian tersebut dalam tiga tahap :
a.       Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
b.      Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
b.      Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

2.  Hipotesis Planetesimal (Planet kecil)
Thomas C Chamberlin (1843-1928) ahli geologi Amerika dalam penelitiannya The origin of the earth 1916 menurut teori ini Matahari telah ada sebagai suatu bintang-bintang yang banyak .pada suatu masa, berpapasan dengan satu bintang sehingga terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang , pada waktu menjauh sebagian massa dari matahari jatuh kembali ke permuakaan matahari dan sebagian lagi terhambur yang dinamakan planet kecil

3.  Hipotesis Pasang Surut
Tahun 1917 sarjana Inggris James Jeans dan Herald Jeffries berhipotesis dengan nama Hipotesis Tidal James-Jeffries yang mengemukakan bahwa pada suatu waktu terdapat bintang yang melintasi matahari yang mengakibatkan pasang pada matahari yang berbentuk cerutu yang sangat besar dan kemudian mengelilingi matahari dan pecah menjadi butir-butir tetesan kecil yang kemudian menjadi planet

4.  Hipotesis Peledakan Bintang
Fred Hoyle dari Inggris 1956.kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bintang (matahari juga bintang) dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada diantaranya yang memamdat dan mungkin terjerat ke dalam orbit matahari. Banyak bintang yang meledak akan bebas di ruang angkasa .Teori ini banyak di dukung ahli astronomi.

5.  Hipotesis Kuiper
Astronom Gerard P. Kuiper mengemukakan bahwa semesta terdiri dari formasi bintang-bintang. Dari pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan antar bintang dari gas hydrogen. Pusat yang satu lebih besar menjadi matahari.
Peristiwa berikutnya kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil karena gaya tarik menarik, kemudian pecah menjadi protoplanet  yang kemudian menjadi planet.

Melalui pengamatan seisomologi (hantaran pada gelombang gempa bumi) para ahli geologi memperoleh gambaran mengenai susunan bagian dalam bumi. Karena arah kecepatan dan bentuk gelombang gempa ditentukan oleh komposisi dan kerapatan bagian dalam bumi.
Bumi ternyata memiliki beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut antara lain:
1.      Inti bumi (Barisfer/ Centrosfer)
Pengetahuan manusia tentang inti bumi masih sangat terbatas. Inti bumi terdiri dari dua bagian, yaitu inti luar (tebalnya 2160 km) dan inti dalam (tebalnya 1320 km). Pengaruh panas matahari hanya terasa paling dalam 20 meter di bawah permukaan bumi. Setelah 20 meter, temperaturnya telah konstan tidak lagi dipengaruhi musim panas dan dingin. Akan tetapi, makin masuk ke dalam bumi tempraturnya makin tinggi, umumnya tiap turun 33 m temperatur naik 1 derajat Celcius.
Beberapa alasan tentang padatnya barisfer, antara lain:
a.       Bila seandainya barisfer itu cair, maka tentu akan terjadi pasang naik dan pasang surut yang mungkin akan mengakibatkan permukaan bumi kembang-kempis.
b.      Getaran-getaran gempa di Jepang dapat diukur di Inggris dengan alat-alat yang halus. Sifat tersebut menunjukan bahwa inti bumi padat.
c.       Inti bumi menyebabkan adanya sifat ke magnetan dari bumi. Bumi merupakan magnet raksasa dengan kutub utara magnet terletak dibagian utara bumi dan kutub selatan magnet dibagian utara bumi, meskipun ternyata tidak tepat betul pada kutub bumi menyimpang 17 derajat dilihat dari pusat bumi.

2.      Selimut (Mantel)
Lapisan ini bersifat melindungi bagian dalam bumi dan terdiri dari tiga bagian yaitu sebagai berikut :
a.       Listofer, artinya lithos = batuan, sphaira = bulatan. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu (1) lapisan “sial” (Silicium dan Aluminium) dan (2) lapisan “sima” (Silicium dan Magnesium)
b.      Astenosfer, wujudnya agak kental, tebalnya 100-400 km. Diduga lapisan ini sebagai tempat formasi magma. Pada lapisan ini pula sintesis batuan dan mineral di bentuk.
b.      Mesofer, wujudnya padat dengan tebal sekitar 2400-2750 km, terletak di bawah astenosfer. Pada perbatasan dengan inti bumi terdapat transisi, dimana kecepatan gelombang menurun dengan tajam.

3.      Kerak Bumi
Lapisan ini menempati bagian paling atas dari permukaan bumi dengan tebal rata-rata antara 10-50 km, lapisan ini tidak sama tebalnya disemua tempat.
Kerak bumi terdiri dari zat padat yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu gunung berapi, kerikil, tanah liat, dll). Menurut kejadiannya, batuan di bedakan ata 3 golongan, yaitu:
a.       Batuan beku (batuan magma), terjadi dari magma yang cair dan panas membeku di dalam atau diluar bumi akibat tempraturnya turun.
b.      Batuan sedimen (endapan), Air, angin, es mengikis batuan dan hasil kikisannya diendapkan ke tempat lain, misalnya tanah liat, pasir, dll.
c.       Batuan metamorf (batuan malihan), Batuan sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat, karena suhu yang tinggi atau tekanan yang berat.

Bumi juga memiliki Lapisan Air (Hidrosfer, hydro= air, sphaira=bulatan atau bola) ialah semua perairan yang berada di bumi, yaitu samudra, lautan, danau, sungai, dan air tanah. Air yang turun dari langit, sehingga hujan dan salju, boleh dikatakan tidak mengandung garam atau mineral yang terlarut (air tawar), masuk kesungai, mengalir diatas permukaan tanah dan bawah permukaan tanah melarutkan garam mineral yang ada ditanah dibawa kelaut.
Garam mineral yang merupakan bagian besar dari air laut, yaitu garam dapur (NaCl = Natrium Clorida) dan garam inggris MgSO4 = Magnesium Sulfat). Kira-kira 71% dari planet bumi ini merupakan lapisan air. Air dari laut,sungai, danau menguap (evaporasi) ditambah penguapan dari vegetasi (transpirasi)akan membentuk awan.
Awan yang dibawa oleh angin ketempat yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan (kondensasi) sehingga terurai menjadi titik-titik air yang karena gaya beratnya akan turun ke muka bumi sehingga hujan (presipitasi).
Setelah sampai di permukaan bumi, sebagian mengalir di atas permukaan dan sebagian lagi masuk ke dalam bumi (filtrasi) sehingga terjadi aliran atas permukaan bumi dan aliran bawah permukaan., mengisi kembali danau, sungai, dan laut serta diserap kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian terjadi siklus hidrologi.
Pada saat hujan, air hujan akan membawa Oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) yang ada di udara ke dalam sungai, danau, dan laut sehingga memungkinkan bias ada kehidupan di dalam air.

Lapisan Udara Bumi (Atmosfer) berasal dari kata atmos = uap/udara, sphaira=bulatan atau bola, adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi yang terdiri dari campuran gas-gas, debu, dan uap air. Berdasarkan sifatnya atmosfer dibagi atas beberapa lapisan.
1.      Troposfer, Lapisan ini yang paling dekat dengan permukaan bumi. Didaerah tropik, tinggi troposfer bisa mencapai 18 km, sedangkan didaerah kutub tinggi troposfer hanya 6 km. Gejala cuaca sehari-hari seperti awan, embun, hujan, salju, angin, terjadi pada lapisan ini.
2.      Stratosfer, Lapisan ini banyak mengandung gas ozon (O3 ) yang mudah menyerap radiasi ultraviolet dari matahari. Itulah sebebnya lapisan ini lebih panas dari pada lapisan troposfer. Pada lapisan ini, suhu udara makin ke atas makin tinggi. Lapisan ini berada pada ketinggian 18 km- 60 km.
3.      Mesosfer, lapisan ini ditandaioleh penurunan suhu rata- rata 0,4ºC setiap naik 100 m (suhu udara makin ke atas makin rendah). Suhu pada bagian teratas dari lapisan ini mencapai -140ºC. lapisan ini terletak antara ketinggian 60 km sampai 85 km.
4.      Termosfer, lapisan ini terletak antara ketinggian 85 km sampai 200 atau 300 km. suhu pada lapisan ini makin ke atas makin tinggi, hingga pada lapisan teratas mencapai 1500ºC. ini di sebabkan karena oksigen yang ada pada lapisan ini menterap radiasi ultra violet dari matahari. Di atas lapisan ini masih terdapat lapisan termopause, yang terletak pada ketinggian 300 km sampai 1000 km. suhu termopause konstan terhadap ketinggian, tetapi berubah menurut waktu. Pada malam hari suhu berkisar antara 300ºC - 1200ºC dan pada siang hari berkisar antara 700ºC - 1700ºC.

Kita dapat mengukur umur bumi dengan empat cara sebagai berikut:
1.      Teori sedimen, Cara ini didasarkan pada perhitungan tebal lapisan sedimen rata- rata yang membentuk batuan, yaitu dengan mengetahui tebal lapisan rata- rata yang terbentuk setiap tahunnya dan dibangdingkan dengan tebal sedimen yang ada di bumi saat ini. Dengan cara ini, diketahui bahwa bumi kita telah berumur 500 juta tahun.
2.      Teori Kadar Garam, Cara ini didasarkan atas perhitungan kenaikan kadar garam di laut. Menurut teori ini, pada saat bumi terbentuk air laut kadar garamnya 0% (tawar). Karena banyak sungai bermuara ke laut yang membawa dan mengendapkan garam- garam mineral di laut sehingga air laut menjadi asin. Saat ini, kadar garam di lautan rata- rata 3%. Kadar garam dari 0% sampai 3% digunakan sebagai cara untuk menetukan umur bumi dan menurut teori ini umur bumi sudah 1000 juta tahun.
3.      Teori Termal, Menurut teori ini, pada saat bumi terbentuk merupakan batuan yang sangat panas dan karena bersentuhan dengan udara yang suhunya lebih rendah, maka batuan tersebut mendingin dan membeku seperti saat ini. Seorang ahli fisika dari Inggris yang bernama Kelvin menduga bahwa batuan panas seperti saat ini, memerlukan waktu 20.000 juta tahun.
4.      Teori radioktivitas, Menerut teori in, zat adiktif dalam waktu tertentu akan terurai separuhnya (meluruh) menjadi saat yan lebih rendah susunan zatnya. Menurut teori ini, umur bumi sudah 5.000 juta – 7.000 juta tahun.

d.      Pembentukan benua dan samudera di bumi
Benua merupakan bagian bumi yang tidak tertutup oleh perairan. Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya benua dan samudra di bumi yaitu:
1.      Teori tentang pergeseran benua (continental drift) oleh Alfred I Wegener (tahun 1915), dan teori yang di kemukakan pada saat bumi terbentuk hanya berupa satu benua besar (superkontinental). Pagea, superkontinental ini retak-retak dan pecah menjadi 3 bagian, yaitu Eropa-Asia, Amerika Afrika, dan Australia dan Antartika. Kemudian Amerika-Afrika dan Australian-Antartika pecah, seperti keadaan sekarang.
2.      Pada saat Amerika-Afrika pecah, celah di antaranya terisi air membentuk samudra Antlantik. Anak benua India yang tadinya menempel di benua Afrika, retak dan pecah bergerak ke utara dan menempel pada benua asia, akibatnya terjadi garak vertical, yang naik membentuk pegunungan Himalaya dan yang turun membentuk samudra india .
3.      Pada saat bumi berotasi, ada sebagian masanya yang terlempar keluar, yang kemudian membentuk cekungan menjadi samudra pasifik.
4.      Kedua teori lempeng tektonik (tectonic plate theory) yang di kemukakkan oleh harry sebagai berikut:
5.      Bumi ini terdiri dari lempeng-lempeng tipis dan kaku yang retak-retak dengan bentuk yang tidak beraturan dan dikelompokkan atas lempengan benoa dan lempengan samudra. Lempengan ini terdiri dari enam lempengan, yaitu lempengan antartika, lempengan amerika, lempengan afrika, lempengan Eurasia, lempengan india-Australia, dan lempeng pasifik.
Lempeng- lempeng ini setiap saat mengalami gerakan (horizontal maupun vertical) untuk mencari kesehimbangan baru. Baik bergerak saling menajauh, saling mendekat maupun saling bergesekan.
1.      Apabila lempengan benua dan samudra saling bertabrakan, maka lempengan samudra tersebut akan menyusup atau menujam ke bawah lempeng benua. Karena lempeng samudra mempunyai berat jenis lebih besar. Pada bidang pertemuan ke dua lempeng  tersebut, akan di temui jalur palung laut, proses pelipatan dan sesar, di sertai kegiatan pulkanisme serta merupakan dairah rawan gempa. Contohnya pertemuan antara lempeng benua aurasa dengan lempeng  samudra india- Australia.
2.      Apabila kedua lempeng bergerak saling menjauh, maka akan terjadi rekahan dan dari rekahan tersebut akan keluar magma yang banyak mengandung mineral besi dan magnesium, yang kemudian membeku membentuk kerak bumi yang baru. Contohnya : perekahahan lempeng samudra yang terjadi samudra atlantik (pematang tengah samudra atlantik).
3.      Apabila dua lempeng saling bergesekan maka pada bidang batasnya di temukan patahan atau sesar mendatar. Contohnya sesar San Adreas di Amerika Serikat.

Pembentuan samudera terjadi karena :           
1.      Pergeseran vertikal, yakni Samudera India (Indonesia) dimana kerak Bumi mengeser kebawah dan sebagai imbangannya bagian sisi yang lain menggeser keatas menjadi dataran tinggi atau gunung Himalaya (gunung tertinggi di dunia).
2.      Tertarik oleh benda alam semesta lain (ingat teori Tidal) dan gaya sentripetal sehingga bagian bumi terlepas menjadi planet yaitu bulan, maka tebentuk samudera Pasifik. Berdasarkan penelitian batuan-batuan di Bulan sama dengan batuan-batuan pada dasari Samudera Pasifik, yaitu batan Silisilium-Magnesium.

              KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa keseluruhan alam semsta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejab. Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 13,7 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tidak ada yang disebut sebagi materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belum ada dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu.
Bumi dikatakan sebagai planet karena mengorbit mengelilingi matahari (berevolusi), mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat), telah mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri di daerah sekitar orbitnya.
Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut (a) Kerak bumi merupakan kulit bumi bagian luar (b) Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. (c) Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900-5200 km.
Benua adalah daratan yang sangat luas. Pada awalnya bumi terbentuk seluruh benua merupakan satu daratan yang amat luas, belum terbagi-bagi oleh pergeseran kerak bumi.
Semudera atau lautan adalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar.
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dari benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor–meteor, komet – komet, debu dan gas antar planet yang beredar mengililinginya. Keseleruhan system ini bergerak mengililingi pusat galaksi.
Benua dan samudera terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu bentuk benua dan samudera tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini.


Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar