Senin, 11 April 2016

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR DAN ILMU BUDAYA DASAR “EVOLUSI”




MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR DAN ILMU BUDAYA DASAR
“EVOLUSI”











DISUSUN OLEH :
Ø  ASMI SHAUTA QOLBI
Ø  INDRIYANA CANDRASARI
Ø  KRIS WINARNI
Ø  MOHAMAD JAFAR
Ø  NANI SURYANINGSIH
Ø  NUR AJIZAH
Ø  NURJANAH
Ø  PURWANINGSIH
Ø  SOFIYATUN
Ø  ZIMAMUL HAQ


DOSEN PENGAMPU :
SARJA, S.Sos.I., MM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
Jln. Jeruk No 9 Slawi Tegal
TAHUN AJARAN 2016/2017
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut teori evolusi.
Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab tentang semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan makhluk hidup.
Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup dimuka bumi ini.
Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan biosfer ?
2.      Bagaimana teori evolusi kehidupan ?
3.      Bagaimana teori evolusi manusia ?







PEMBAHASAN

A.      BIOSFER
1.    Pengertian
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.
Biosfer disebut sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan hidupnya. Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu:
a.    Litosfer adalah lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat tinggal dan melangsungkan kehidupannya.
b.    Hidrosfer adalah lapisan air, merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan.
c.    Atmosfer adalah lapisan udara, merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk respirasi dan proses fotosintesis diperoleh. Bahkan unsur hara dalam bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga diperoleh dari atmosfer.
2.    Biosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi
(Pengertian Biosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi) – Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan.
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio  yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan.  Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup.
3.    Peta Lokasi Cagar Biosfer di Indonesia
Secara biogeografi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi 7 biogeografi utama, yaitu :
a.    Sumatera.
b.    Jawa dan Bali.
c.    Kalimantan.
d.   Nusa Tenggara termasuk Pulau Wetar.
e.    Sulawesi.
f.     Maluku.
g.    Papua termasuk Pulau Kai dan Aru.
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Indonesia mempunyai 7 cagar biosfer antara lain sebagai berikut :
a.    Cagar Biosfer Pulau Siberut ditunjuk tahun 1981 dengan area inti Taman Nasional Siberut seluas 190.500 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
b.    Cagar Biosfer Gunung Leuser ditunjuk tahun 1981 dengan area inti Taman Nasional Gunung Leuser seluas 792.675 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
c.    Cagar Biosfer Tanjung Puting ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982.
d.   Cagar Biosfer Cibodas ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seluas 15.196 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
e.    Cagar Biosfer Lore Lindu ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Lore Lindu seluas 229.000 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
f.     Cagar Biosfer Komodo dtunjuk pada tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Komodo seluas 173.300 ha yang ditetapkan pada tahun 1990. Pada tahun 1989 Kawasan Komodo juga dideklarasikan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site).
g.    Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau (sedang diusulkan) adalah cagar biosfer hasil kerjasama antara LIPI, Departemen Kehutanan (BBKSDA, Riau), Pemerintah Daerah Provinsi Riau, dan sektor swasta (Sinar Mas Forestry). Keunikan dari ekosistem cagar biosfer Giam Siak adalah banyak ditemukan sumber mata air yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan volume air pada area cagar biosfer bersangkutan.

B.       EVOLUSI KEHIDUPAN
1.    Pengertian Evolusi
Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari kehidupan masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
2.    Teori-Teori Para Ahli Tentang Kehidupan
Adapun dari teori-teori para ilmuan tentang revolusi adalah sebagai berikut:
Teori pertama dikenal dengan nama teori Fixisme dan diyakini oleh para pemikir pada masa-masa terdahulu. Sedang teori kedua dikenal dengan nama teori Transformisme dan diterima oleh para ilmuwan dari sejak abad ke-19 Masehi. Teori pertama meyakini adanya aneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen, artinya manusia berasal dari manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari spesies mereka masing-masing. Akan tetapi, teori kedua beranggapan bahwa penciptaan spesies-spesies yang ada sekarang ini berasal dari makhluk dan spesies-spesies yang berbeda.
Para ilmuwan berkeyakinan bahwa teori Evolusi alam natural paling tidak seusia dengan masa para filosof Yunani. Sebagai contoh, Heraclitus meyakini bahwa segala sesuatu senantiasa mengalami proses dan evolusi. Ia menegaskan, “Kita harus ketahui bersama bahwa segala sesuatu pasti mengalami peperangan, dan peperangan ini adalah sebuah keadilan. Segala sesuatu terwujud lantaran peperangan ini, dan setelah itu akan sirna.” Segala sesuatu selalu berubah dan tidak ada suatu realita yang diam. Ketika membandingkan antara fenomena-fenomena alam dengan sebuah aliran air sungai, ia berkata, “Kalian tidak dapat menginjakkan kaki dalam satu sungai sebanyak dua kali.” Mungkin filosof pertama yang mengklaim teori Transformisme (perubahan gradual karakteristik dan spesies seluruh makhluk hidup) adalah Anaximander. Ia adalah filosof kedua aliran Malthy setelah Thales. Ia beryakinan bahwa elemen utama segala sesuatu adalah substansi (jawhar) yang tak berbatas, azali, dan supra zaman. Anaximander juga berkeyakinan bahwa kehidupan ini berasal dari laut dan bentuk seluruh binatang seperti yang kita lihat sekarang ini terwujud lantaran proses adaptasi dengan lingkungan hidup. Manusia pada mulanya lahir dan terwujud dari spesies binatang lain. Hal ini lantaran binatang-binatang yang lain dapat menemukan sumber makanannya dengan cepat. Akan tetapi, hanya manusia sajalah yang memerlukan masa yang sangat panjang untuk menyusu pada ibu yang telah melahirkannya. Jika manusia memiliki bentuk seperti yang dapat kita lihat sekarang ini sejak dari permulaan, niscaya ia tidak akan dapat bertahan hidup.
Meskipun teori Evolusi kehidupan memiliki masa lalu yang sangat panjang, tetapi teori ini tidak memperoleh perhatian yang semestinya dari para ilmuwan selama masa yang sangat panjang. Dengan kemunculan para ilmuwan seperti Lamarck, Charles Robert Darwin, dan para ilmuwan yang lain, teori ini sedikit banyak telah berhasil menemukan posisi ilmiah yang semestinya.
Di penghujung abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, seorang ilmuwan ilmu alam berkebangsaan Prancis yang bernama Cuvier melontarkan sebuah teori tentang penciptaan makhluk hidup. Ia berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul selama masa yang beraneka ragam dalam tataran geologi. Lantaran revolusi-revolusi besar dan tiba-tiba yang pernah terjadi di permukaan bumi, seluruh makhluk hidup itu musnah. Setelah itu, Tuhan menciptakan kelompok binatang baru dalam bentuk yang lebih sempurna. Periode-periode makhluk selanjutnya juga muncul dengan cara yang serupa. Teori ini dalam ilmu  Geologi  dikenal  dengan  nama  Catastrophisme;  yaitu  revolusi  besar  di  permukaan  bumi.  Ia mengingkari seluruh jenis hubungan kefamilian antara makhluk hidup pada masa kini dan makhluk-makhluk yang pernah hidup sebelumnya. Ia meyakini teori Fixisme.
3.    Aliran-Aliran Teori Revolusi
Lantaran  pandangan  yang  beraneka  ragam  terhadap  struktur  alam,  para  pendukung  teori  Evolusi Spesies memiliki sikap dan haluan yang sangat beragam. Atas dasar ini, pada setiap penggalan sejarah, banyak hipotesis baru yang dilontarkan untuk menepis teori-teori oposisi. Aliran Lamarckisme, Neo Lamarckisme, Darwinisme, Neo Darwinisme, dan teori Mutasi (perubahan secara tiba-tiba) adalah lima aliran yang mendukung teori Evolusi.
a.    Lamarckisme
Lamarck, seorang zoolog berkebangsaan Prancis, ini adalah biologis pertama yang paling tidak telah berhasil mengokohkan teori Evolusi kehidupan berpijak di atas konsep-konsep ilmiah. Ia mendeklarasikan teorinya itu pada tahun 1801 M. dengan menerbitkan bukunya yang berjudul Falsafeh-ye Janevar Shenasi (Filsafat Zoologi). Ia tidak meyakini bahwa undang-undang yang berlaku di alam ini keluar dari kehendak Ilahi yang azali. Tetapi ia berkeyakinan bahwa motor utama penggerak sebuah kesempurnaan adalah sebuah power yang menjadi faktor keterwujudan spesies-spesies yang lebih sempurna melalui kaidah “pemanfaatan dan non-pemanfaatan anggota tubuh”.
Menurut Lamarck, setiap makhluk hidup pada permulaannya sangat hina dan sederhana sekali. Lalu lantaran beberapa kausa dan faktor, makhluk hidup itu mengalami evolusi menjadi spesies yang lebih sempurna. Faktor-faktor tersebut adalah lingkungan hidup, pemanfaatan dan non-pemanfaatan anggota tubuh, kehendak, dan perpindahan seluruh karakteristik yang bersifat akuisitif (iktisâbî).
Substansi klaim Lamarck adalah perubahan lingkungan hidup menyebabkan perubahan anggota tubuh. Seekor binatang untuk menjalani kehidupan terpaksa harus memanfaatkan sebagian anggota tubuhnya melebihi anggota tubuh yang lain. Dengan memperkuat fungsi sebagian anggota tubuhnya dan meminimalkan fungsi sebagian anggota tubuh yang lain, ia melestarikan kehidupannya.
Dengan  kata  lain,  perubahan  kondisi  kehidupan  menimbulkan  kebutuhan-kebutuhan  baru.  Jika makhluk hidup tidak memperdulikan seluruh kebutuhan itu, maka ia akan musnah. Tetapi jika ia harus memenuhi seluruh kebutuhan itu, maka ia memerlukan anggota tubuh yang sesuai. Dengan demikian, sebuah evolusi dalam struktur tubuhnya akan terjadi. Jika ia memanfaatkan sebagian anggota dalam jumlah yang minimal, maka anggota tubuh itu akan melemah dan kadang-kadang akan musnah. Tetapi jika  ia  melakukan  aktifitas  dalam  kadar  yang  maksimal,  maka  anggota-anggota  tubuh  baru  akan muncul. Pada akhirnya, perubahan-perubahan akuisitif (iktisâbî) ini akan diwarisi oleh generasi generasi makhluk hidup berikutnya.
Faktor lain evolusi kehidupan itu adalah kehendak dan keinginan yang dimiliki oleh makhluk hidup. Artinya, ia ingin mengadaptasikan diri dengan lingkungan hidup dan mengatasi seluruh kebutuhan hidupnya.
b.    Neo Lamarckisme
Teori Noe Lamarckisme muncul ke arena ilmu Biologi berkat usaha keras Gope, seorang ahli Biologi berkebangsaan Amerika. Teori ini sangat serupa  dengan teori Lamarck berkenaan dengan evolusi spesies dan peran beberapa faktor penting seperti kondisi lingkungan hidup, pemanfaatan dan non- pemanfaatan anggota tubuh, dan pewarisan karakteristik yang bersifat akuisitas (iktisâbî). Akan tetapi, dalam menanggapi kehendak dan keinginan makhluk hidup untuk mengubah anggota tubuhnya sendiri, teori ini tidak sejalan dengan teori Lamarck. Menurut teori Neo Lamarckisme, makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan mengalami evolusi lantaran pengaruh langsung lingkungan hidup. Generasi-generasi selanjutnya akan mewarisi seluruh perubahan yang bersifat akuisitas ini. Zeo Frouy Saint Hailler, seorang ahli Biologi berkebangsaan Prancis, juga memiliki pemikiran seperti Lamarck. Ketika bukunya yang berjudul Falsafeh-ye Tashrîh beredar pada tahun 1818 M., banyak sekali protes yang tertuju kepadanya pada paruh pertama abad ke-19.
c.    Darwinisme
Teori ketiga dicetuskan oleh Charles Robert Darwin, seorang ahli Biologi berkebangsaan Inggris. Ia lahir pada tahun 1809 M. Di permulaan usianya, ia menekuni ilmu kedokteran. Setelah itu, ia mempelajari ilmu agama. Akan tetapi, ia tidak pernah memiliki keinginan untuk menekuni bidang ilmu kedokteran dan juga tidak berminat untuk melakukan tugas-tugas seorang pendeta. Oleh karena itu, ketika mendengar bahwa sebuah kapal laut ingin melancong keliling dunia, ia ikut bersama kapal laut itu dengan tujuan untuk menjelajahi jagad raya ini. Ia menjelajahi lautan dan daratan selama beberapa tahun lamanya.
Di sela-sela penjelajahan itu, ia melakukan penelitian ilmiah. Ia meneliti tentang tata cara penciptaan dan kondisi tumbuh-tumbuhan dan binatang. Ketika telah kembali ke negaranya, ia merenungkan, memikirkan, dan meneliti seluruh penemuan yang telah dicatat dalam buku hariannya selama dua puluh tahun.
Dari konklusi seluruh hasil penelitiannya ini, ia mengambil kesimpulan bahwa teori kuno harus ditinggalkan dan teori baru; yaitu teori Evolusi Spesies, harus diterima. Menurut keyakinannya, seluruh makhluk hidup berubah menjadi bentuk makhluk hidup yang lain lantaran sebuah proses evolusi dan penyempurnaan, dan tidak ada satu makhluk hidup pun yang diciptakan tanpa adanya sebuah mukadimah dan secara mendadak dan tiba-tiba. Pada tahun 1837 M., Darwin menerbitkan sebuah koran dan memuat buah pemikirannya di koran tersebut secara gradual. Pada tanggal 20 Juli 1854, ia berhasil menamatkan penulisan buku Mansha’-e Anva’ dan menerbitkannya pada tanggal 24 Oktober 1859. Dalam membuktikan teori Tranformisme, Darwin mengajukan riset-riset yang telah dilakukannya tentang embriologi binatang, periode-periode kesempurnaan nenek moyang makhluk hidup sesuai dengan pembuktian fosilologi, dan keserupaan struktur janin manusia dengan ikan dan katak kepada para ahli ilmu Biologi yang hidup semasa dengannya. Ia juga membawakan sebuah bukti bahwa klan manusia masih memiliki hubungan kefamilian dengan klan binatang.

C.       EVOLUSI MANUSIA
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
1.    Manusia Masuk Dalam Kelas Mammalia
Ciri-ciri manusia yang mirip dengan mammalia adalah:
Ø Mempunyai rambut
Ø Mempunyai kelenjar keringat
Ø Menyusui anaknya
2.    Sejarah Penemuan Fosil Manusia
a.    Manusia kera dari Afrika selatan, fosil yg ditemukan:
Ø Australopithecus africanus. Ditemukan oleh Raymond Dart (1924) di desa Taung, Bachunaland. Bagian tubuh yang ditemukan adalah tengkorak
Ø Paranthopus robustus
Ø Paranthropus tranvaalensis
Keduanya merupakan varian dari Australopithecus africanussehingga biasanya disebut dengan Australopithecines. Fosil ini ditemukan di Amerika Selatan , disebut juga manusia kera. Diduga tingginya sekitar 1,50 m, dengan volume otak kira-kira 600mm3, dan hidup di daerah terbuka.
b.    Manusia Purba, fosil yg ditemukan:
Ø Meganthropus paleojavanicus, disebut manusia raksasa jawa yang ditemukan oleh Von Koeningswald (1939-1941) di Sangiran.
Ø Pithecanthropus erectus, di temukan oleh Eugene dubois(1891) di daerah trinil, jawa tengah. Diduga hidupa 500.000-300.000 tahun yang lalu, yaitu pada jaman Pleistosin , bagian yang diketemukan antara lain rahang, beberapa gigi, dan sebagian tulang tengkorak, sehingga diduga volume otaknya 770-1000cm3
Ø Sinanthropus pekinensis, ditemukan oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich di gua naga dekat Peking, China.Volume otaknya sekitar 900-1200cm3. Karena mempunyai sruktur tubuh yang sama dan hidup pada jaman yang sama, maka Sinanthropus pekinensis dianggap varian dari Pithecanthropus erectus. Selain itu Sinanthropus pekinensis diduga sudah dapat menggunakan api. Dari penemuan tengkoraknya kebanyakan terbelah dari bawah sehingga diduga kanibal.
Ø Manusia Heidelberg, ditemukan di Jeman
Ø Manusia kera dan manusia purba dimasukkan dalam satu spesies yaitu Homo erectus.
c.    Manusia Modern, adalah manusia yang hampir menyerupai manusia sekarang, hidup antara 150.000-15.000 tahun yang lalu.Volume otaknya kira-kira 1450 cm3 sama dengan manusia sekarang dan merupakan satu spesies dengan manusia sekarang yaitu Homo sapiens. Fosil yang ditemukan antara lain:
Ø Manusia Neandertal, ditemukan di lembah Neander
Ø Manusia Cro-Magnon, ditemukan di gua-gua Cro-Magnon, Dordogne, Lascaux, Perancis.
Ø Manusia Swanscombe, ditemukan di Inggris
Ø Manusia Steinheim , ditemukan di Jerman
Ø Manusia Gunung Carmel , ditemukan di gua-gua Tabun dan Skhul di Palestina
Ø Manusia Shanidar, ditemukandi Irak
Berdasarkan penelitian, spesies manusia yang pernah ada dibumi hanya ada 2 yaitu Homo erectus dan Homo sapiens. Manusia Cro-Magnon diduga merupakan interhibridisasi antara manusia Neandertal dan manusia Gunung Carmel.
3.    Teori evolusi manusia diantaranya :
a.    Berdasarkan Teori Charles Darwin
Pada teori Darwin ia menyatakan bahwa manusia itu berasal dari nenek moyang mereka yakni kera, dimana karena adanya evolusi maka manusia itu dapat berevolusi sesuai dengan dunianya sekarang, namun teori Darwin juga bertentangan dengan teori alamiah dan teori agama, sebab pada teori alamiah ada juga 3 bukti yang menyatakan bahwa manusia bukan berasal dari kera diantaranya mata, sel dan temuan fosil. Sedangakan untuk teori penciptaan manusia itu ada karena ada yang menciptakannya. Pada teori Darwin ini ia menyatakan bahwa manusia itu ada karena ada unsur ketidaksengajaan, ia berpendapaat manusia berevolusi lebih dari beberapa tahun lalu yang berawal dari beberapa kera.
b.    Berdasarkan Teori Penciptaan
Berdasarkan teori penciptaan, manusia ada karena ada yang menciptakannya. Khusunya  agama Islam manusia pertama yaitu Nabi Adam As. dimana beliau lah yang menjadi nenek moyang umat Islam, dan Siti Hawa sebagai manusia ke-2, Adam diciptakan dari tanah, dan ditiupkan ruh oleh malaikat atas perintah Allah dan akhirnya ia menjadi seorang manusia, sedangkan Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuknya.
c.    Berdasarkan Teori Ilmu Pengetahuan
Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok-belok, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja. Setelah masuk dan terjadi fertilisasi pun, belum tentu si zygot (konseptus) ini menempel di tempat yang tepat di rahim. Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”.











PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Biosfer disebut sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan hidupnya. Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu, Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer .
Lantaran  pandangan  yang  beraneka  ragam  terhadap  struktur  alam,  para  pendukung  teori  Evolusi Spesies memiliki sikap dan haluan yang sangat beragam. Atas dasar ini, pada setiap penggalan sejarah, banyak hipotesis baru yang dilontarkan untuk menepis teori-teori oposisi. Aliran Lamarckisme, Neo Lamarckisme, Darwinisme, Neo Darwinisme, dan teori Mutasi (perubahan secara tiba-tiba) adalah lima aliran yang mendukung teori Evolusi.
Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.





DAFTAR PUSTAKA

http://rahmadaniirma.over-blog.com/makalah-biosfer-dan-makhluk-hidup.html
http://chelsiekr.blogspot.co.id/2014/07/makalah-biologi-evolusi.html
https://rusniarobo.wordpress.com/makalah/makalah-biologi-evolusi-manusia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar