MAKALAH
INDEKS HARGA SAHAM
INDIVIDU DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
Oleh :
INDRIYANA CANDRASARI
KRIS WINARNI
TAMAMI
Jurusan :
EKONOMI BISNIS SYARIAH
Mata Kuliah :
PASAR UANG DAN PASAR
MODAL SYARIAH
Dosen Pengampu :
SAEFUL MUJAB, M.EI.
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
SLAWI
- TEGAL- JAWA TENGAH
2016
INDEKS
HARGA SAHAM INDIVIDU
DAN
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
I.
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Dalam pasar
modal, ada instrumen yang digunakan dalam Bursa Efek. Instrumen tersebut
sebagai indikator perdagangan saham serta mengenai baik buruknya kinerja
perusahaan dan naik turunnya harga saham pada waktu-waktu tertentu.
b.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang beberapa Instrumen pasar modal, diantaranya Indeks
Harga Saham Individu (IHSI) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
c.
Ruang
Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah
ini adalah seputar Indeks Harga Saham Individu (IHSI) dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
II. PEMBAHASAN
a. Pengertian Indeks Harga Saham
Secara
sederhana yang di sebut dengan indeks
harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa
dibandingkan dengan suatu peristiwa lainnya.
Angka
indeks atau sering disebut dengan indeks saja, pada dasarnya merupakan suatu
angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan
perbandingan antara kegiatan yang sama dalam dua waktu yang berbeda.[1]
Indeks
harga saham adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan perubahan
harga saham dari waktu ke waktu, apakah suatu harga saham mengalami penurunan
atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Indeks harga saham sebagai
indikator perdagangan saham, yang disusun dengan satu formula tertentu yang
berlangsung di bursa efek.
Setiap
bursa efek memiliki indeks harga saham yang berbeda-beda. Di New York Stock
Exchange (NYSE) dikenal indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang berisi
30 jenis saham unggulan. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) kita mengenal beberapa
indeks harga saham, diantaranya :
1.
Indeks yang berisi totalitas saham yang
tercatat di bursa disebut dengan IHSG.
2.
Indeks LQ 45 yang berisi 45 jenis saham.
Setiap periode tertentu 45 jenis saham itu akan dievaluasi sehingga
komposisinya mengalami perubahan. Ada yang keluar dan ada yang baru masuk.
3.
indeks sektoral, seperti Indeks
Keuangan, Indeks Properti dan sebagainya.
4.
Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic
Index), terdiri dari 30 jenis saham yang bisnisnya sesuai dengan Syariat Islam.
5.
Indeks Papan Utama dan Indeks Papan
Pengembangan, berisi saham yang tercatat di BEI sesuai kelompok papan utama dan
papan pengembangan.
Indeks
berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan
kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu.
Dengan
adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini,
apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator
penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan
atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam
hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam
hitungan waktu yang cepat pula. Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks
di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu.
Seperti
dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham kita
memerlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku. Waktu
dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu yang berlaku
merupakan waktu di mana kegiatan akan diperbandingan dengan waktu dasar.
Fungsi Indeks di Pasar Modal,
antara lain :
1. Sebagai
indikator trend pasar,
2. Sebagai
idikator tingkat keuntungan,
3. Sebagai
tolak ukuran (brandmark) kinerja suatu portofolio,
4. Memfasilitasi
pembentukan portofolio dengan strategi pasif,
5. Memfasilitasi
perkembangan produk derivatif.
b. Indeks Harga Saham Individu (IHSI)
Indeks
harga saham individu adalah indeks yang menggambarkan pergerakan harga dari
masing-masing saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada
contoh tabel diatas, terdapat daftar 10 saham teraktif pada kurun waktu
tertentu. Saham teraktif adalah saham yang paling sering diperjualbelikan di
bursa efek. Saham yang teraktif didapatkan dengan menghitung Indeks Harga Saham
Individual (IHSI).
Indeks
harga saham individu hanya menunjukan perubahan dari suatu harga saham suatu
perusahaan. Indeks ini tidak bisa untuk mengukur harga dari suatu saham
perusahaan tertentu. Atau dapat dikatakan bahwa indeks harga saham individu
merupakan suatu nilai yang mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja kerja suatu
saham tertentu terhadap harga dasarnya.
c. Metode Perhitungan IHSI
Seperti
sudah dijelaskan pada uraian sebelumnya, untuk menghitung saham kita memerlukan
waktu dasar dan waktu yang berlaku. Harga dasar sering disebut Ho
dan harga yang berlaku sering disebut dengan Ht. Harga dasar
ditetapkan sebesar 100%. Secara sederhana rumus untuk menghitung indeks harga
saham adalah berikut ini.
IHS=(
Ht/Ho)x 100%
HIS = Indeks harga saham
Ht
= Harga pada waktu yang
berlaku
Ho
= Harga pada waktu dasar
Pergerakan
nilai indeks akan menunjukan prubahan situasi pasar yang terjadi. Pasar yang
sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukan dengan indeks
harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi ini yang biasanya menunjukan
keadaan yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukan dengan indeks harga saham
yang tetap, sedangkan pasar yang lesu ditunjukan dengan indeks harga saham yang
mengalami penurunan.
Karena
waktu dasar merupakan komponen yang penting dalam penentuan indeks harga saham,
maka untuk menentukan waktu dasar harus dilakukan dengan benar karena akan
dipakai sebagai patokan.
Waktu
dasar dipilih pada saat situasi stabil. Pada saat situasi tidak stabil,
misalkan pada saat indeks harga tinggi, untuk penentuan indeks harga
selanjutnya hasilnya kurang valid, karena akan menunjukan bahwa indeks harga
cenderung terus menerus menurun. Sebaliknya jika penentuan waktu dasar pada
saat pasar sedang lesu, indeks harga akan cenderung menunjukan peningkatan.
Indeks saham individu sangat penting, khususnya bagi calon investor dalam
penetuan jenis saham yang akan dibeli.
Indeks
saham individu tidak akan berubah jika harga pasar saham tersebut tidak
berubah. Hal ini disebabkan karena harga dasar bersifat tetap. Besarnya harga
dasar ini akan tetap, sepanjang tidak ada perubahan harga pasar akibat dari
harga teoritis baru suatu saham sebagai hasil prhitungan dari pengaruh aksi
emiten seperti rights issue, stock split, saham bonus, dividen saham, warrant
redeption, dan sebagainya (Robbert Ang,1997).
d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks
harga saham gabungan adalah indeks yang digunakan sebagai indikator pergerakan
harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) akan menunjukan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di
bursa efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan sebagai acuan tentang
perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG dapat digunakan untuk menilai
situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan
atau penurunan. Indeks harga ini melibatkan seluruh harga saham yang tercatat
di bursa.
Dari
angka indeks kita dapat mengetahui, apakah kondisi pasar sedang ramai, lesu
atau dalam keadaan stabil. Kondisi pasar modal dikatakan sedang ramai jika
angka IHSG menunjukkan di atas 100, jika angka IHSG menunjukkan di bawah 100
maka kondisi pasar modal sedang lesu, dan kondisi pasar dalam keadaan stabil
jika angka IHSG menunjukkan nilai 100.
e. Metode Perhitungan IHSG
Situasi
pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui indeks harga saham
gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini, caranya hampir
sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi harus menjumlahkan
seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung indeks harga saham
gabungan (IHSG) adalah sebagai berikut.
IHSG=(∑Ht/∑Ho)
x 100%
∑Ht
= Total harga semua saham pada waktu yang berlaku
∑Ho=
Total harga semua saham pada waktu dasar
Dari
harga indeks inilah kita bisa mengetahui apakah kondisi pasar sedang ramai,
lesu, atau dalam keadaan stabil. Angka IHSG menunjukan di atas 100 berarti
kondisi pasar sedang ramai, sedangkan pada saat IHSG menunjukan dibawah 100
berarti kondisi pasar sedang lesu, IHSG menunjukan nilai 100 berarti pasar
dalam keadaan stabil.
Kedua
cara di atas dalam menentukan baik indeks harga saham individu maupun indeks
harga saham gabungan merupakan cara yang sederhana (tertimbang).
Indeks
tertimbang merupakan indeks yang mempertimbangkan faktor-faktor yang akan
mempengaruhi naik turunya angka indeks tersebut. Besar kecilnya bobot
tergantung dari besarnya pngaruh dari perubahan harga saham tersebut
mempengaruhi keseluruhan harga sahan yang ada. Saham yang berperan kecil dalam
mempengaruhi pasar akan diberi bobot kecil.
Metode
perhitungan angka indeks dengan menggunakan timbangan (pembobotan) dikemukakan
ole Laspeyres dan Paasche. Kedua orang ini menggunakan factor timbangan yang
berbeda. Laspeyres mendasarkan pada jumlah saham pad awaktu dasar, sedangkan
Paasche menggunakan jumlah saham pada waktu yang berlaku.
Pembobotan
saham dipengaruhi oleh jumlah saham yang didaftarkan oleh perusahaan. Semakin
besar jumlah saham yang didaftarkan, semakin besar pula bobotnya. Biasanya
dengan besarnya jumlah saham yang didaftarkan, saham ini akan semakin likuid
dalam perdagangan atau transaksi. Jumlah saham yang dipakai pada saat waktu
dasar didasarkan pada saat perusahaan melakukan go public atau melakukan emisi
perdana.
Cara
yang mendasarkan pembobotan pada waktu dasar ini ditemukan oleh Laspeyres.
Adapun untuk perhitungan menggunakan rumus berikut.
IHSG=
[ (∑Ht.Ko)/(∑Ho.Ko) ]x 100%
Ko
= Jumlah semua saham yang beredar pada waktu dasar
Sedangkan
untuk perhitungan angka indeks dengan menggunakan waktu berlaku sebagai bobot
dikemukakan oleh Paasche. Rumus yang digunakan adalah berikut.
IHSG=
[ (∑Ht/∑Ho.Ko) ]x 100 %
Kt
= Jumlah semua saham yang beredar pada waktu yang berlaku.
Jika
diperbandingkan, sebenarnya dilihat dari segi praktis, rumus yang dikemukakan
oleh Laspeyres lebih baik, karena bobot yang dipakai tidak berubah, tetapi
secara teoritis kurang baik, karena yang berpengaruh tehadap harga sebenarnya
adalah jumlah saham pada waktu yang berlaku.
Sebaliknya
secara teoritis rumus Paasche sangat baik, karena perubahan jumlah saham
diperhitungkan pengaruhnya terhadap perubahan harga, tetapi dari segi praktis,
cukup sulit diterapakan.
Untuk
menjembatani kedua rumus di atas baik Laspeyres maupun Paasche, maka ada dua
rumus lain yang digunakan untuk menghitung indeks harga saham gabungan, yaitu
menurut Irving Fisher dan Drobisch.
Rumus
Irving Fisher :
IHSG=
√ IHSGL x IHSGP
IHSGL
= Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Laspeyres
IHSGP
= Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Paasche
Rumus
IHSG menurut Drobisch :
IHSG=
(IHSGL + IHSGP)/2
Karena
jumlah saham yang tercatat sangat banyak , seringkali jika harus menghitung
semua saham yang tercacat akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, dalam
perhitungan hanya menggunkan sampel dari keseluruhan saham yang tercatat.
Yang
perlu diperhatikan disini adalah bagaimana cara pengambilan sampel sehingga
didapat hasil yang mewakili. Sampel ini diambil dari perkiraan saham yang
diyakini memiliki peran penting dalam mempengaruhi pasar.
III. KESIMPULAN
Indeks harga adalah suatu angka
yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dibandingkan dengan suatu
peristiwa lainnya.
Angka indeks atau sering disebut
dengan indeks saja, pada dasarnya merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan
yang sama dalam dua waktu yang berbeda.
Indeks harga saham adalah suatu
angka yang digunakan untuk membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke
waktu, apakah suatu harga saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan
dengan suatu waktu tertentu.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) kita
mengenal beberapa indeks harga saham, diantaranya : (1) IHSG, (2) Indeks LQ 45
yang berisi 45 jenis saham, (3) Indeks sektoral, (4) Indeks Syariah atau JII
(Jakarta Islamic Index), (5) Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan.
Fungsi
Indeks di Pasar Modal, antara lain : (1) Sebagai indikator trend pasar, (2) Sebagai
idikator tingkat keuntungan, (3) Sebagai tolak ukuran (brandmark) kinerja suatu
portofolio, (4) Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, (5)
Memfasilitasi perkembangan produk derivatif.
Indeks harga saham individu adalah
indeks yang menggambarkan pergerakan harga dari masing-masing saham yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Indeks harga saham individu hanya
menunjukan perubahan dari suatu harga saham suatu perusahaan. Indeks ini tidak
bisa untuk mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu.
Rumus untuk menghitung indeks harga
saham adalah IHS=( Ht/Ho)x
100%, dimana HIS = Indeks harga saham, Ht = Harga pada waktu yang berlaku, Ho
= Harga pada waktu dasar.
Indeks saham individu tidak akan
berubah jika harga pasar saham tersebut tidak berubah. Hal ini disebabkan
karena harga dasar bersifat tetap
Indeks harga saham gabungan adalah
indeks yang digunakan sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
Kondisi pasar modal dikatakan
sedang ramai jika angka IHSG menunjukkan di atas 100, jika di bawah 100 maka
kondisi pasar modal sedang lesu, dan kondisi pasar dalam keadaan stabil jika
menunjukkan nilai 100.
Rumus untuk menghitung indeks harga
saham gabungan (IHSG) adalah IHSG =
(∑Ht/∑Ho) x 100%, dimana ∑Ht = Total harga semua saham pada waktu yang
berlaku, ∑Ho= Total harga semua saham
pada waktu dasar
Daftar
Pustaka
http://ekonomisku.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-dan-macam-indeks-harga-saham.html
https://bluang23.wordpress.com/2009/06/19/indeks-harga-saham-dalam-pasar-modal/
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Harga_Saham_Gabungan
ijin copy yaaa
BalasHapus