MAKALAH
PROYEKSI
KEBUTUHAN
Oleh
:
IZZAH ARIYANI
KRIS WINARNI
SOFIYATUN
TAMAMI
Jurusan
:
EKONOMI BISNIS SYARIAH
Mata
Kuliah :
MANAJEMEN STRATEGIK
Dosen
Pengampu :
Alip Toto Handoko, SE, MM.
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
SLAWI
- TEGAL- JAWA TENGAH
2016
PROYEKSI KEBUTUHAN
I.
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Persaingan yang semakin ketat dalam
dunia usaha menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik
usahanya. Persaingan ini ditentukan oleh bagaimana sebuah perusahaan dapat
mengimplementasikan proses perencanaan dan penciptaan produk atau jasanya
secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaingnya.
Dalam menyusun perencanaan, perusahaan memerlukan data-data yang valid untuk
menunjang kebenaran prediksinya dalam pasar.
Dalam memproduksi dan memasarkan
produknya, sebelumnya perusahaan harus mengetahui kondisi pasar. Sebelum terjun
ke dunia pasar, perusahaan harus membuat peramalan akan produk yang dibutuhkan
konsumen ataupun calon pembeli. Seorang pengusaha harus memiliki kemampuan
untuk melihat potensi pasar di masa yang akan datang.
Peramalan akan kebutuhan konsumen
perlu diproyeksikan guna melihat peluang dan potensi pasar. Analisis faktor
penghambat dan pendukung merupakan salah satu pertimbangan untuk meramalkan
keberhasilan pemasaran sebuah produk/ jasa. Mendasari akan kebutuhan tersebut,
pengusaha memerlukan metode untuk mengetahui perkiraan kebutuhan konsumen.
b.
Tujuan
Tujuan yang dapat dicapai dari
penyusunan makalah ini antara lain:
1.
Untuk mengetahui kondisi masa depan dan
sumber data untuk proyeksi;
2.
Untuk mengetahui cara memperoleh sumber
data untuk proyeksi;
3.
Untuk mengetahui ramalan/ forecast kebutuhan di masa depan;
4.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi proses proyeksi; dan
5.
Untuk mengetahui metode yang digunakan
dalam memproyeksikan/ merencanakan
kegiatan pemasaran.
c.
Ruang Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan makalah ini adalah
sekitar proyeksi kebutuhan masa depan dalam kegiatan usaha.
II. PEMBAHASAN
a. Kondisi Masa Depan dan Sumber Data
Kebutuhan
merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Kebutuhan masyarakat dapat
dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebutuhan pribadi perorangan beserta
rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga baik yang bersifat mencari
keuntungan ataupun tidak bermotif keuntungan. Semuanya itu merupakan potensi
pasar yang terbuka bagi perusahaan untuk menawarkan dan memasarkan produknya
agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka itu.
Kebutuhan
mereka semua akan sangat tergantung dari perkembangan lingkungan yang tidak
pernah statis, akan tetapi selalu dinamis serta berkembang. Apalagi dalam era
globalisasi pada saat ini maka perkembangan lingkungan menjadi semakin pesat.
Langkah awal dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui pertumbuhan atau
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya terhadap kebutuhannya.
Pertumbuhan
kebutuhan tersebut merupakan dasar dari semua rencana kerja yang harus
dilakukan oleh perusahaan, supaya dapat tercapai keseimbangan yang
menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu kita perlu mengetahui
perkembangan kebutuhan masyarakat, baik terhadap jenis-jenis kebutuhannya,
banyaknya kebutuhan yang mungkin timbul di masa depan maupun mutu yang
diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui hal tersebut maka kita harus membuat
proyeksi kebutuhan di masa depan yang sering disebut dengan forecasting atau Pre-Planing.
b.
Sumber
Data Untuk Proyeksi
Forecast
merupakan ramalan atau estimasi terhadap keadaan di masa depan. Hal ini dapat
berupa ramalan terhadap perubahan pemerintahan, perkembangan teknoogi maupun
perkembangan duni bisnis yang dapat mempengaruhi perencanaan pemasaran. Untuk
dapat mengetahui kesempatan-kesempatan (opportunities)
yang terbuka serta apa yang harus diperbuat oleh perusahaan dimasa mendatang
maka kita perlu megetahui keadaan di masa depan khususnya pemerintahan dan
kebutuhan. Dengan diperolehnya gambaran terhadap keadaan pemerintah atau
kebutuhan di masa depan maka kita dapat menyusun rencana-rencana kegiatan kita
dengan lebih baik dan menghindari diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan
kerugian atau kekeliruan di masa depan. Gambaran terhadap permintaan di masa
depan umumnya dapat digali dari penelitian dan analisa pasar. Beberapa sumber
data dapat dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar tersebut yaitu
:
1.
Pendapat
Konsumen
Menggali
data tentang pendapat konsumen ini tidak mudah, karena tidak hanya sekedar
menanyakan apa yang dibutuhkan. Pertanyaan yang disampaikan harus jelas agar
data yang diperoleh dapat dipergunakan untuk keperluan analisa selanjutnya. Pertanyaan
yang disampaikan haruslah :
· Mudah
dimengerti dan dicernakan oleh dan dengan bahasa konsumen.
· Petanyaan
tersebut memungkinkan gambaran yang dapat diukur secara kuantitatif.
2. Pendapat Langganan (Customer)
Langganan
atau pelanggan adalah orang yang membeli barang atau jasa yang dipasarkan oleh
perusahaan. Langganan dapat berbeda dengan pemakai sebab pembeli (langganan)
belum tentu pemakai (konsumen). Langganan dapat dimintai keterangan tentang
keputusan pembeliannya. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran tentang motif
pembelian serta cara atau kebiasaan pembelian mereka.
3. Catatan dan Pendapat Distributor
Distributor
akan mengetahui dengan lengkap dan terperinci tentang kondisi dan situasi
langganan ataupun konsumen yang ada di daerahnya. Distributorlah yang
berhubungan langsung dengan konsumen ataupun langganan, oleh karena itu study
terhadap distributor akan dapat memperoleh informasi tentang permintaan
konsumen serta langganan. Wawancara dengan para distributor, lebih-lebih para
selesman akan dapat memperoleh gambaran yang baik terhadap kondisi pesaingan
dan permintaan pasar. Distributor ini dapat berupa agen atau toko-toko
pengecer.
4. Catatan Penjualan dan Perusahaan
Sendiri
Perkiraan
terhadap kondisi penjualan di masa depan dapat didasarkan kepada data-data
historis dari penjualan masa yang lampau. Data historis biasanya telah tersedia
di dalam perusahaan dan merupakan data kuantitatif yang objektif. Pembahasan
tentang teknik-teknik forecasting selanjutnya didasarkan pada data utama
tersebut yaitu data historis.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa perencanaan merupakan fungsi manajemen yang paling dasar
karena perencanaan menyangkut kegiatan memilih (mengambil keputusan) dari
beberapa alternatif tujuan organisasi. Perencanaan yang baik haruslah
memperhatikan sifat-sifat dari keadaan di masa yang akan datang. Perencanaan
dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memikirkan alternatif-alternatif yang
mungkin dapat dicapai pada masa depan, menguji alternatif-alternatif tersebut
dan memilih alternatif yang dikehendaki, agar dapat ditentukan pula bagaimana
cara untuk mencapainya.
Ilmu
yang mempelajari tentang masa depan adalah Futurologi. Fungsi dari tinjauan
terhadap penglihatan masa depan ini adalah untuk membantu para pengambil
keputusan dalam memilih alternatif-alternatif yang menjadi arah keputusannya,
dan melihat konsekuensi dari keputusan tersebut dimasa mendatang. Uraian
tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang mengandung
alternatif-alternatif yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk perencanaan.
Bagaimanapun, keadaan masa depan akan selalu mengandung unsur resiko atau
ketidak pastian. Namun demikian peramalan akan sangat berguna untuk memberikan
arah kebijakan atau policy meskipun
biasanya hanya sampai batas normative dan antisipatif. Sebaliknya peramalan
dengan jangka waktu yang pendek akan mempunyai aspek kepastian yang lebih
besar, karena variable serta interelasi variabelnya lebih jelas, akan tetapi
tidak demikian bagi perencanaan jangka panjang.
c.
Kondisi
Masa Depan
Perubahan
masa kini di bidang ekonomi, sosial, politik serta kebudayaan sebagian besar
diakibatkan oleh adanya perkembangan di bidang teknologi. Namun karena
perkembangan teknologi bersifar akseleratif dan komulatif, sering kali
imajinasi kita tidak dapat mengikutinya. Akibatnya akan bertambah besar pula
hasil-hasil perkembangan teknologi yang belum dapat kita bayangkan pada waktu
kita membuat antisipasi tersebut. Hal ini tidak mengurangi pentingnya pembuatan
gambaran atau skenario masa depan sebagai pedoman perencanaan. Masa depan ini
dapat diramalkan menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Dengan
dasar pertumbuhan tetap, yaitu dengan menggunakan proyeksi
sederhana (lineair reggresion) dari
masa lampau dan masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari perubahan
yang sengaja dilakukan oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
2.
Dengan
mempertimbangkan adanya perubahan yang dilaksanakan oleh
generasi sekarang serta generasi yang akan datang sebagai usaha mereka untuk
menjawab tantangan-tantangan.
3.
Dengan
memperhatikan kejadian-kejadian yang mungkin timbul
seperti bencana alam, epidemis, gerakan/keadaan politik seperti nasionalisasi
perusahaan asing dan sebagainya. Dengan menggunakan teori kemungkinaan atau
probabilitas, yang memungkinkan kita untuk meramalkan tingkat ketelitian
tertentu atau probabilitas dari terjadinya lagi peristiwa-peristiwa yang telah
lampau.
Dalam hal ini terdapat tiga macam keadaan, yaitu:
o
Ketidak
pastian (Uncertainty)
Ketidakpastian
menunjukan suatu keadaan yang benar-benar tidak ada data yang dapat kita
gunakan untuk menaksir atau meramalkan akan terjadinya keadaan tertentu.
Keadaan tersebut misalnya bencana alam banjir, gunung meletus, gempa bumi dan
sebagainya. Keadaan tersebut disebut keadaan yang tidak pasti atau
ketidakpastian.
o
Resiko
(Risk)
Keadaan
ini menunjukkan keadaan yang tingkat ketidak-pastiannya lebih rendah, dimana
dalam hal ini sudah terdapat data-data yang dapat dipergunakan untuk meramalkan
terjadinya suatu keadaan tertentu itu. Data-data tersebut telah terkumpul dari
data itu kita dapat menghitung probabilitas terjadinya suatu keadaan tertentu. Contoh
dari keadaan ini antara lain : kejadian kebakaran gedung, kematiaan seseorang,
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan pesawat udara, keselamatan penumpang/ barang
dalam angkutan laut dan lain sebagainya. Keadaaan-keadaan tersebut telah
terdapat data-data yang dapat menopang perkiraan atau probabilitas akan
terjadinya keadaan-keadaan tersebut diatas. Dengan adanya probabilitas kejadian
itu maka kita dapat menyusun rencana atas dasar probabilitas tersebut. Keadaan
inilah yang disebut keadaan “resiko”.
o
Kepastian
(Certainty)
Keadaan
ini menunjukkan keadaan yang sudah pasti terjadi, dan dengan adanya kepastian
akan kejadian itu maka peramalan kita akan mendekati kebenaran dan menjadi
lebih sederhana.
d.
Faktor-Faktor
dalam Proyeksi
Pada
umumnya dalam melakukan proyeksi dipergunakan dasar dasar pertumbuhan tetap.
Dengan menggunakan dasar ini, maka peramalan dilakukan dalam bentuk regresi
garis lurus (lineair reggresion) atau proyeksi sederhana dari
masa lampau ke masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari
perubahan-perubahan yang sengaja dilakukan oleh masyarakat generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang. Dalam hal ini berarti kita menggunakan
regresi lineair tanpa menganggap adanya usaha-usaha manusia itu sendiri untuk
mengubah keadaan tersebut, dan kita hanya mengikuti arah perkembangan yang
sudah terjadi itu seperti apa adanya, menurut keadaannya itu sendiri. Dalam hal
ini terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Arah Pertumbuhan atau Arah
Perkembangan
Arah
pertumbuhan ini memiliki aspek perubahan-perubahan yang terjadi dalam jangka
panjang. Hal ini sering kali disebut dengan “trend perkembangan”. Pengaruh ini
menunjukkan perkembangan-perkembangan, baik perkembangan yang positif (growth)
maupun perkembangan yang negatif (decline).
2. Pengaruh Musiman (Seasonal Efect)
Setiap
usaha akan selalu memiliki pengaruh-pengaruh perubahan dalam satu tahun yang
disebabkan oleh pengaruh musiman, baik musim yang bersifat alamiah maupun yang
bersifat sosial atau ekonomis. Dengan adanya pengaruh musim maka setiap usaha
akan memiliki fluktuasi musimannya masing-masing. Perhitungan yang dapat kita
laksanakan untuk memperkirakan fluktuasi musiman tersebut disebut “Indek Musim”
atau “Seasonal Index”. Pengaruh musim
akan dapat menunjukkan gejala perubahan volume penjualan. Pengaruh musim ini
akan dapat diperhitungkan ke dalam forecast kita. Perhitungan itu terlihat
dalam perhitungan indeks musim. Perlu diperhatikan disini bahwa arti kata musim
tidak saja berarti musim kemarau atau musim penghujan, akan tetapi dapat pula
berarti musim ajaran baru atau musim penerimaan mahasiswa baru. Bahkan dapat berarti
pula musim turunnya anggaran pembangunan pemerintah.
3. Pengaruh Konjungtur atau Siklis (Cyclical Efect)
Dalam
hal ini kita berusaha untuk memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari perkembangan sosial ekonomis jangka panjang atau siklus
kehidupan ekonomi yang sering disebut dengan pengaruh konjungtur. Pengaruh ini
pada umumnya akan terjadi antara lima sampai delapan tahun. Pengaruh ini
merupakan gejala fluktuasi perekonomian jangka panjang.
Disamping faktor utama diatas kadang-kadang
terdapat pula faktor lain seperti perang, pemogokan, serangan hama, penyakit
dan sebagainya.
e.
Metode
Proyeksi
Peramalan
untuk memperoleh suatu gambaran tentang kondisi masa depan yang akan dijadikan
dasar perencanaan kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai metode
yaitu :
1. Metode Time Series atau Trend
Time
series atau Runtun Waktu adalah suatu analisa di mana kita berusaha
menggambarkan pola perkembangan penjualan dari catatan penjualan pada runtun
waktu yang telah lewat untuk dapat memperoleh besar kecilnya tingkat
perkembangan penjualan tahunan. Analisa Time Series ini sering juga disebut “Trend Regression” atau sering pula
disebut “Least Square”. Data historis
dapat memberikan pola penggerak atau pertumbuhan permintaan pasar dan dengan pola
tersebut kita berusaha memperkirakan, meramalkan, tentang bagaimana permintaan
pasar di masa depan.
2. Metode Eksponensial
Kadang-kadang
bentuk kurva dapat memberikan ketepatan yang tinggi terhadap ramalan yang kita
lakukan dibandingkan dengan garis lurus. Bentuk kurva ini berarti menggambarkan
adanya pertimbangan atau pengurangan yang tidak selalu sama pada tiap tahun. Di
dalam ramalan dalam bentuk garis lurus maka berarti terdapat pertambahan yang
selalu sama pada tiap tahunnya.
3. Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average)
Metode
rata-rata sederhana ini pada dasarnya adalah untuk meramalkan adanya fluktuasi
musiman dari ramalan penjualan tahunan yang telah diperhitungkan. Metode
rata-rata ini berusaha mendapatkan ramalan penjualan bulanan, mingguan atau
triwulanan. Tentu saja apabila telah mendapatkan ramalan penjualan bulanan,
maka kita dapat mengetahui pula ramalan penjualan tahunan dengan cara menjumlah
ramalan bulanan tersebut selama 12 bulan atau setahun.
4. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Metode
ini menggunakan perhitungan rata-rata yang dilakukan secara bergerak ke depan
untuk memperkirakan penjualan pada periode yang kemudian atau yang akan datang.
Dari perhitungan moving average dapat diperhitungkan perkiraan tengahnya lagi
sehingga dapat diperoleh perkiraan bulanan yang rapi yang dimulai dari awal dan
akhir bulan.
5. Metode Exponential Smooting
Setiap
metode forecasting yang kuantitatif memerlukan adanya penyesuaian terhadap
fluktuasi permintaan. Di dalam Exponential Smooting ini kita berusaha
menambahkan suatu faktor yang disebut smooting constant dan diberikan symbol
alpha (α). Faktor penambahan tersebut langsung dihubungkan dengan data
penjualan dari tahun yang paling akhir.
6. Standar Error dari Peramalan
Forecast
yang telah kita perhitungkan tentu saja tidak lepas dari kesalahan atas
estimasi kita. Ini perlu diperhatikan dan perlu diperhitungkan untuk melakukan
judgment di dalam pengambilan keputusan yang akan kita ambil berikutnya.
Tingkat kesalahan (error) terhadap sebuah
estimasi dapat kita perkecil dengan melakukan estimasi interval. Dalam
estimasi-estimasi yang kita kemukakan adalah estimasi titik (point estimasi).
Dalam interval estimate maka kita membuat forecast dalam bentuk interval atau
satu jumlah dengan jumlah yang lain.
7. Korelasi
Korelasi
merupakan perhitungan sebab akibat antara satu faktor dengan faktor yang lain.
Misalnya saja korelasi antara pertambahan penduduk dengan kebutuhan bahan
pangan, pertambahan jumlah mahasiswa dengan kebutuhan angkutan kota di sebuah
kota, dan sebagainya. Dengan adanya korelasi antara satu variable dengan
variable yang lain akan memungkinkan kita membuat ramalan terhadap satu
variable tertentu yang belum banyak datanya dari variable lain, yang ditentukan
oleh suatu angka yang disebut koefisien korelasi.
III.
KESIMPULAN
Kebutuhan merupakan sumber dari
adanya potensi pasar. Kebutuhan masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
macam yaitu kebutuhan pribadi perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan
organisasi atau lembaga yang bersifat mencari keuntungan ataupun lembaga yang
tidak bermotif keuntungan.
Beberapa sumber data dapat
dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar, yaitu : a) Pendapat
Konsumen, b) Pendapat Langganan, c) Catatan dan Pendapat Distributor, d) Catatan
Penjualan dari Perusahaan Sendiri.
Kondisi di masa depan dapat
diramalkan dengan tiga cara, yaitu : 1) Dengan dasar pertumbuhan tetap, 2)
Dengan mempertimbangkan adanya perubahan, 3) Dengan memperhatikan
kejadian-kejadian yang mungkin timbul. Tiga macam keadaan dalam meramalkan
kondisi masa depan, yaitu: 1) Ketidak pastian (Uncertainty), 2) Risiko (Risk),
3) Kepastian (Certainty).
Faktor utama dalam proyeksi
kebutuhan yaitu, 1) Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan, 2) Pengaruh
Musiman (“Seasonal Efect”), 3)
Pengaruh Konjungtur atau Siklis (“Cyclical
Efect”).
Metode yang digunakan dalam
melakukan proyeksi kebutuhan yaitu : a) Metode Time Series atau Trend, b)
Metode Eksponensial, c) Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average), 4) Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average), 5) Metode Exponential
Smooting, 6) Standar Error dari
Peramalan, 7) Korelasi.
Daftar
Pustaka
Gitosudarmo,
Indryo. Manajemen Pemasaran, BPFE-Yogyakarta,
Yogyakarta, 2012. Hal. 277-306
http://ilmumanajement.blogspot.com/2012/12/bab-ix-proyeksi-kebutuhan.html
diakses 3 Juni 2016
http://rakabudiarsana.blogspot.co.id/2015/03/proyeksi-kebutuhan.html,
diakses 3 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar