Minggu, 19 Juni 2016

MAKALAH PROYEKSI KEBUTUHAN




MAKALAH
PROYEKSI KEBUTUHAN




Oleh :
IZZAH ARIYANI
KRIS WINARNI
SOFIYATUN
TAMAMI

Jurusan :
EKONOMI BISNIS SYARIAH

Mata Kuliah :
MANAJEMEN STRATEGIK

Dosen Pengampu :
Alip Toto Handoko, SE, MM.





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
SLAWI - TEGAL- JAWA TENGAH
2016

PROYEKSI KEBUTUHAN

I.         PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik usahanya. Persaingan ini ditentukan oleh bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplementasikan proses perencanaan dan penciptaan produk atau jasanya secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaingnya. Dalam menyusun perencanaan, perusahaan memerlukan data-data yang valid untuk menunjang kebenaran prediksinya dalam pasar.
Dalam memproduksi dan memasarkan produknya, sebelumnya perusahaan harus mengetahui kondisi pasar. Sebelum terjun ke dunia pasar, perusahaan harus membuat peramalan akan produk yang dibutuhkan konsumen ataupun calon pembeli. Seorang pengusaha harus memiliki kemampuan untuk melihat potensi pasar di masa yang akan datang.
Peramalan akan kebutuhan konsumen perlu diproyeksikan guna melihat peluang dan potensi pasar. Analisis faktor penghambat dan pendukung merupakan salah satu pertimbangan untuk meramalkan keberhasilan pemasaran sebuah produk/ jasa. Mendasari akan kebutuhan tersebut, pengusaha memerlukan metode untuk mengetahui perkiraan kebutuhan konsumen.

b.      Tujuan
          Tujuan yang dapat dicapai dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.      Untuk mengetahui kondisi masa depan dan sumber data untuk proyeksi;
2.      Untuk mengetahui cara memperoleh sumber data untuk proyeksi;
3.      Untuk mengetahui ramalan/ forecast kebutuhan di masa depan;
4.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses proyeksi; dan
5.      Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam memproyeksikan/  merencanakan kegiatan pemasaran.

c.       Ruang Lingkup Pembahasan
          Lingkup pembahasan makalah ini adalah sekitar proyeksi kebutuhan masa depan dalam kegiatan usaha.

II.      PEMBAHASAN
a.      Kondisi Masa Depan dan Sumber Data
Kebutuhan merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Kebutuhan masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebutuhan pribadi perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga baik yang bersifat mencari keuntungan ataupun tidak bermotif keuntungan. Semuanya itu merupakan potensi pasar yang terbuka bagi perusahaan untuk menawarkan dan memasarkan produknya agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka itu.
Kebutuhan mereka semua akan sangat tergantung dari perkembangan lingkungan yang tidak pernah statis, akan tetapi selalu dinamis serta berkembang. Apalagi dalam era globalisasi pada saat ini maka perkembangan lingkungan menjadi semakin pesat. Langkah awal dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui pertumbuhan atau perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya terhadap kebutuhannya.
Pertumbuhan kebutuhan tersebut merupakan dasar dari semua rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan, supaya dapat tercapai keseimbangan yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu kita perlu mengetahui perkembangan kebutuhan masyarakat, baik terhadap jenis-jenis kebutuhannya, banyaknya kebutuhan yang mungkin timbul di masa depan maupun mutu yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui hal tersebut maka kita harus membuat proyeksi kebutuhan di masa depan yang sering disebut dengan forecasting atau Pre-Planing.

b.      Sumber Data Untuk Proyeksi
Forecast merupakan ramalan atau estimasi terhadap keadaan di masa depan. Hal ini dapat berupa ramalan terhadap perubahan pemerintahan, perkembangan teknoogi maupun perkembangan duni bisnis yang dapat mempengaruhi perencanaan pemasaran. Untuk dapat mengetahui kesempatan-kesempatan (opportunities) yang terbuka serta apa yang harus diperbuat oleh perusahaan dimasa mendatang maka kita perlu megetahui keadaan di masa depan khususnya pemerintahan dan kebutuhan. Dengan diperolehnya gambaran terhadap keadaan pemerintah atau kebutuhan di masa depan maka kita dapat menyusun rencana-rencana kegiatan kita dengan lebih baik dan menghindari diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan kerugian atau kekeliruan di masa depan. Gambaran terhadap permintaan di masa depan umumnya dapat digali dari penelitian dan analisa pasar. Beberapa sumber data dapat dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar tersebut yaitu :
                               1.      Pendapat Konsumen
Menggali data tentang pendapat konsumen ini tidak mudah, karena tidak hanya sekedar menanyakan apa yang dibutuhkan. Pertanyaan yang disampaikan harus jelas agar data yang diperoleh dapat dipergunakan untuk keperluan analisa selanjutnya. Pertanyaan yang disampaikan haruslah :
·      Mudah dimengerti dan dicernakan oleh dan dengan bahasa konsumen.
·      Petanyaan tersebut memungkinkan gambaran yang dapat diukur secara kuantitatif.

2.      Pendapat Langganan (Customer)
Langganan atau pelanggan adalah orang yang membeli barang atau jasa yang dipasarkan oleh perusahaan. Langganan dapat berbeda dengan pemakai sebab pembeli (langganan) belum tentu pemakai (konsumen). Langganan dapat dimintai keterangan tentang keputusan pembeliannya. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran tentang motif pembelian serta cara atau kebiasaan pembelian mereka.

3.      Catatan dan Pendapat Distributor
Distributor akan mengetahui dengan lengkap dan terperinci tentang kondisi dan situasi langganan ataupun konsumen yang ada di daerahnya. Distributorlah yang berhubungan langsung dengan konsumen ataupun langganan, oleh karena itu study terhadap distributor akan dapat memperoleh informasi tentang permintaan konsumen serta langganan. Wawancara dengan para distributor, lebih-lebih para selesman akan dapat memperoleh gambaran yang baik terhadap kondisi pesaingan dan permintaan pasar. Distributor ini dapat berupa agen atau toko-toko pengecer.

4.      Catatan Penjualan dan Perusahaan Sendiri
Perkiraan terhadap kondisi penjualan di masa depan dapat didasarkan kepada data-data historis dari penjualan masa yang lampau. Data historis biasanya telah tersedia di dalam perusahaan dan merupakan data kuantitatif yang objektif. Pembahasan tentang teknik-teknik forecasting selanjutnya didasarkan pada data utama tersebut yaitu data historis.
Sebagaimana kita ketahui bahwa perencanaan merupakan fungsi manajemen yang paling dasar karena perencanaan menyangkut kegiatan memilih (mengambil keputusan) dari beberapa alternatif tujuan organisasi. Perencanaan yang baik haruslah memperhatikan sifat-sifat dari keadaan di masa yang akan datang. Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin dapat dicapai pada masa depan, menguji alternatif-alternatif tersebut dan memilih alternatif yang dikehendaki, agar dapat ditentukan pula bagaimana cara untuk mencapainya.
Ilmu yang mempelajari tentang masa depan adalah Futurologi. Fungsi dari tinjauan terhadap penglihatan masa depan ini adalah untuk membantu para pengambil keputusan dalam memilih alternatif-alternatif yang menjadi arah keputusannya, dan melihat konsekuensi dari keputusan tersebut dimasa mendatang. Uraian tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang mengandung alternatif-alternatif yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk perencanaan. Bagaimanapun, keadaan masa depan akan selalu mengandung unsur resiko atau ketidak pastian. Namun demikian peramalan akan sangat berguna untuk memberikan arah kebijakan atau policy meskipun biasanya hanya sampai batas normative dan antisipatif. Sebaliknya peramalan dengan jangka waktu yang pendek akan mempunyai aspek kepastian yang lebih besar, karena variable serta interelasi variabelnya lebih jelas, akan tetapi tidak demikian bagi perencanaan jangka panjang.

c.       Kondisi Masa Depan
Perubahan masa kini di bidang ekonomi, sosial, politik serta kebudayaan sebagian besar diakibatkan oleh adanya perkembangan di bidang teknologi. Namun karena perkembangan teknologi bersifar akseleratif dan komulatif, sering kali imajinasi kita tidak dapat mengikutinya. Akibatnya akan bertambah besar pula hasil-hasil perkembangan teknologi yang belum dapat kita bayangkan pada waktu kita membuat antisipasi tersebut. Hal ini tidak mengurangi pentingnya pembuatan gambaran atau skenario masa depan sebagai pedoman perencanaan. Masa depan ini dapat diramalkan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Dengan dasar pertumbuhan tetap, yaitu dengan menggunakan proyeksi sederhana (lineair reggresion) dari masa lampau dan masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari perubahan yang sengaja dilakukan oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
2.      Dengan mempertimbangkan adanya perubahan yang dilaksanakan oleh generasi sekarang serta generasi yang akan datang sebagai usaha mereka untuk menjawab tantangan-tantangan.
3.      Dengan memperhatikan kejadian-kejadian yang mungkin timbul seperti bencana alam, epidemis, gerakan/keadaan politik seperti nasionalisasi perusahaan asing dan sebagainya. Dengan menggunakan teori kemungkinaan atau probabilitas, yang memungkinkan kita untuk meramalkan tingkat ketelitian tertentu atau probabilitas dari terjadinya lagi peristiwa-peristiwa yang telah lampau.
Dalam hal ini terdapat tiga macam keadaan, yaitu:
o   Ketidak pastian (Uncertainty)
Ketidakpastian menunjukan suatu keadaan yang benar-benar tidak ada data yang dapat kita gunakan untuk menaksir atau meramalkan akan terjadinya keadaan tertentu. Keadaan tersebut misalnya bencana alam banjir, gunung meletus, gempa bumi dan sebagainya. Keadaan tersebut disebut keadaan yang tidak pasti atau ketidakpastian.
o   Resiko (Risk)
Keadaan ini menunjukkan keadaan yang tingkat ketidak-pastiannya lebih rendah, dimana dalam hal ini sudah terdapat data-data yang dapat dipergunakan untuk meramalkan terjadinya suatu keadaan tertentu itu. Data-data tersebut telah terkumpul dari data itu kita dapat menghitung probabilitas terjadinya suatu keadaan tertentu. Contoh dari keadaan ini antara lain : kejadian kebakaran gedung, kematiaan seseorang, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan pesawat udara, keselamatan penumpang/ barang dalam angkutan laut dan lain sebagainya. Keadaaan-keadaan tersebut telah terdapat data-data yang dapat menopang perkiraan atau probabilitas akan terjadinya keadaan-keadaan tersebut diatas. Dengan adanya probabilitas kejadian itu maka kita dapat menyusun rencana atas dasar probabilitas tersebut. Keadaan inilah yang disebut keadaan “resiko”. 
o   Kepastian (Certainty)
Keadaan ini menunjukkan keadaan yang sudah pasti terjadi, dan dengan adanya kepastian akan kejadian itu maka peramalan kita akan mendekati kebenaran dan menjadi lebih sederhana.

d.      Faktor-Faktor dalam Proyeksi
Pada umumnya dalam melakukan proyeksi dipergunakan dasar dasar pertumbuhan tetap. Dengan menggunakan dasar ini, maka peramalan dilakukan dalam bentuk regresi garis lurus (lineair reggresion) atau proyeksi sederhana dari masa lampau ke masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari perubahan-perubahan yang sengaja dilakukan oleh masyarakat generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Dalam hal ini berarti kita menggunakan regresi lineair tanpa menganggap adanya usaha-usaha manusia itu sendiri untuk mengubah keadaan tersebut, dan kita hanya mengikuti arah perkembangan yang sudah terjadi itu seperti apa adanya, menurut keadaannya itu sendiri. Dalam hal ini terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
1.      Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan
Arah pertumbuhan ini memiliki aspek perubahan-perubahan yang terjadi dalam jangka panjang. Hal ini sering kali disebut dengan “trend perkembangan”. Pengaruh ini menunjukkan perkembangan-perkembangan, baik perkembangan yang positif (growth)  maupun perkembangan yang negatif (decline).
2.      Pengaruh Musiman (Seasonal Efect)
Setiap usaha akan selalu memiliki pengaruh-pengaruh perubahan dalam satu tahun yang disebabkan oleh pengaruh musiman, baik musim yang bersifat alamiah maupun yang bersifat sosial atau ekonomis. Dengan adanya pengaruh musim maka setiap usaha akan memiliki fluktuasi musimannya masing-masing. Perhitungan yang dapat kita laksanakan untuk memperkirakan fluktuasi musiman tersebut disebut “Indek Musim” atau “Seasonal Index”. Pengaruh musim akan dapat menunjukkan gejala perubahan volume penjualan. Pengaruh musim ini akan dapat diperhitungkan ke dalam forecast kita. Perhitungan itu terlihat dalam perhitungan indeks musim. Perlu diperhatikan disini bahwa arti kata musim tidak saja berarti musim kemarau atau musim penghujan, akan tetapi dapat pula berarti musim ajaran baru atau musim penerimaan mahasiswa baru. Bahkan dapat berarti pula musim turunnya anggaran pembangunan pemerintah.
3.      Pengaruh Konjungtur atau Siklis (Cyclical Efect)
Dalam hal ini kita berusaha untuk memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan sosial ekonomis jangka panjang atau siklus kehidupan ekonomi yang sering disebut dengan pengaruh konjungtur. Pengaruh ini pada umumnya akan terjadi antara lima sampai delapan tahun. Pengaruh ini merupakan gejala fluktuasi perekonomian jangka panjang.
Disamping faktor utama diatas kadang-kadang terdapat pula faktor lain seperti perang, pemogokan, serangan hama, penyakit dan sebagainya.

e.       Metode Proyeksi
Peramalan untuk memperoleh suatu gambaran tentang kondisi masa depan yang akan dijadikan dasar perencanaan kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu :
1.      Metode Time Series atau Trend
Time series atau Runtun Waktu adalah suatu analisa di mana kita berusaha menggambarkan pola perkembangan penjualan dari catatan penjualan pada runtun waktu yang telah lewat untuk dapat memperoleh besar kecilnya tingkat perkembangan penjualan tahunan. Analisa Time Series ini sering juga disebut “Trend Regression” atau sering pula disebut “Least Square”. Data historis dapat memberikan pola penggerak atau pertumbuhan permintaan pasar dan dengan pola tersebut kita berusaha memperkirakan, meramalkan, tentang bagaimana permintaan pasar di masa depan.
2.      Metode Eksponensial
Kadang-kadang bentuk kurva dapat memberikan ketepatan yang tinggi terhadap ramalan yang kita lakukan dibandingkan dengan garis lurus. Bentuk kurva ini berarti menggambarkan adanya pertimbangan atau pengurangan yang tidak selalu sama pada tiap tahun. Di dalam ramalan dalam bentuk garis lurus maka berarti terdapat pertambahan yang selalu sama pada tiap tahunnya.
3.      Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average)
Metode rata-rata sederhana ini pada dasarnya adalah untuk meramalkan adanya fluktuasi musiman dari ramalan penjualan tahunan yang telah diperhitungkan. Metode rata-rata ini berusaha mendapatkan ramalan penjualan bulanan, mingguan atau triwulanan. Tentu saja apabila telah mendapatkan ramalan penjualan bulanan, maka kita dapat mengetahui pula ramalan penjualan tahunan dengan cara menjumlah ramalan bulanan tersebut selama 12 bulan atau setahun.
4.      Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Metode ini menggunakan perhitungan rata-rata yang dilakukan secara bergerak ke depan untuk memperkirakan penjualan pada periode yang kemudian atau yang akan datang. Dari perhitungan moving average dapat diperhitungkan perkiraan tengahnya lagi sehingga dapat diperoleh perkiraan bulanan yang rapi yang dimulai dari awal dan akhir bulan.
5.      Metode Exponential Smooting
Setiap metode forecasting yang kuantitatif memerlukan adanya penyesuaian terhadap fluktuasi permintaan. Di dalam Exponential Smooting ini kita berusaha menambahkan suatu faktor yang disebut smooting constant dan diberikan symbol alpha (α). Faktor penambahan tersebut langsung dihubungkan dengan data penjualan dari tahun yang paling akhir.
6.      Standar Error dari Peramalan
Forecast yang telah kita perhitungkan tentu saja tidak lepas dari kesalahan atas estimasi kita. Ini perlu diperhatikan dan perlu diperhitungkan untuk melakukan judgment di dalam pengambilan keputusan yang akan kita ambil berikutnya. Tingkat kesalahan (error) terhadap sebuah estimasi dapat kita perkecil dengan melakukan estimasi interval. Dalam estimasi-estimasi yang kita kemukakan adalah estimasi titik (point estimasi). Dalam interval estimate maka kita membuat forecast dalam bentuk interval atau satu jumlah dengan jumlah yang lain.
7.      Korelasi
Korelasi merupakan perhitungan sebab akibat antara satu faktor dengan faktor yang lain. Misalnya saja korelasi antara pertambahan penduduk dengan kebutuhan bahan pangan, pertambahan jumlah mahasiswa dengan kebutuhan angkutan kota di sebuah kota, dan sebagainya. Dengan adanya korelasi antara satu variable dengan variable yang lain akan memungkinkan kita membuat ramalan terhadap satu variable tertentu yang belum banyak datanya dari variable lain, yang ditentukan oleh suatu angka yang disebut koefisien korelasi.

III.   KESIMPULAN
Kebutuhan merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Kebutuhan masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu kebutuhan pribadi perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga yang bersifat mencari keuntungan ataupun lembaga yang tidak bermotif keuntungan.
Beberapa sumber data dapat dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar, yaitu : a) Pendapat Konsumen, b) Pendapat Langganan, c) Catatan dan Pendapat Distributor, d) Catatan Penjualan dari Perusahaan Sendiri.
Kondisi di masa depan dapat diramalkan dengan tiga cara, yaitu : 1) Dengan dasar pertumbuhan tetap, 2) Dengan mempertimbangkan adanya perubahan, 3) Dengan memperhatikan kejadian-kejadian yang mungkin timbul. Tiga macam keadaan dalam meramalkan kondisi masa depan, yaitu: 1) Ketidak pastian (Uncertainty), 2) Risiko (Risk), 3) Kepastian (Certainty).
Faktor utama dalam proyeksi kebutuhan yaitu, 1) Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan, 2) Pengaruh Musiman (“Seasonal Efect”), 3) Pengaruh Konjungtur atau Siklis (“Cyclical Efect”).
Metode yang digunakan dalam melakukan proyeksi kebutuhan yaitu : a) Metode Time Series atau Trend, b) Metode Eksponensial, c) Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average), 4) Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average), 5) Metode Exponential Smooting, 6) Standar Error dari Peramalan, 7) Korelasi.


Daftar Pustaka

Gitosudarmo, Indryo. Manajemen Pemasaran, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2012. Hal. 277-306
http://ilmumanajement.blogspot.com/2012/12/bab-ix-proyeksi-kebutuhan.html  diakses 3 Juni 2016
http://rakabudiarsana.blogspot.co.id/2015/03/proyeksi-kebutuhan.html, diakses 3 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar