MAKALAH
PENGARUH
KELUARGA DAN RUMAH TANGGA TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMEN
Oleh :
PURWANINGSIH
PUTRI WIDYA PRATIWI
SOFIYATUN
TAMAMI
Jurusan
:
EKONOMI BISNIS SYARIAH
Mata
Kuliah :
PERILAKU KONSUMEN
Dosen
Pengampu :
SONHAJI, SE, M.Kom.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
SLAWI - TEGAL- JAWA TENGAH
2016
PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMEN
I.
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Ada
banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan proses pengambilan keputusannya
dalam pembelian suatu barang. Salah satu factor tersebut adalah keluarga dan
rumah tangga. Keberadaan keluarga dan rumah tangga sangat berpengaruh terhada
pola hidup dan prilaku konsumsi seseorang. Hal ini didasari pada gaya hidup
keluarga maupun rumah tangga itu sendiri. Semakin tinggi derajat keluarga,
semakin tinggi juga kebutuhan hidup.
b. Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh keluarga
dan rumah tangga terhadap pembelian dan konsumen
c. Ruang
Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah
ini adalah seputar pengaruh keluarga dan rumah tangga terhadap pembelian dan
konsumen.
II.
PEMBAHASAN
Secara
ilmiah keluarga (family) dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari
dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang
tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama. Keluarga besar (extended
family) mencakup keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek,
paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang
dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of orientation), sementara
keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi (family
of procreation).
Sedangkan
rumah tangga (household) adalah
semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah
unit rumah. Rumah tangga adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para
pemasar sewaktu mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan
keluarga. Rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun
yang tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun
keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro
maupun pemasaran.
Keluarga
maupun rumah tangga akan mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan
pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Misalnya
kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan
makanan bayi, dan lain-lain.
Seseorang
umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya dalam keluarga, klub,
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota keluarga dapat
mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua
macam keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber
orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan,
disini adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Pemasar
dapat memahami keluarga dan keputusan rumah tangga yang lebih baik dengan
memeriksa dimensi sosiologis tentang bagaimana keluarga membuat keputusan
konsumen. Tiga variabel sosiologis yang membantu menjelaskan bagaimana fungsi
keluarga meliputi kohesi, adaptasi, dan komunikasi.
1.
Kohesi adalah ikatan emosional antara
anggota keluarga. Itu mengukur seberapa dekat satu sama lain merasa anggota keluarga
pada tingkat emosional. Kohesi mencerminkan rasa keterhubungan atau
keterpisahan dari anggota keluarga lainnya.
2.
Adaptasi adalah mengukur kemampuan
sebuah keluarga untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peran, dan
aturan hubungan dalam respon terhadap stres situasional dan perkembangan.
Tingkat adaptasi menunjukkan seberapa baik keluarga dapat memenuhi tantangan
yang disajikan oleh situasi berubah.
3.
Komunikasi adalah dimensi memfasilitasi,
penting untuk gerakan pada dua dimensi lainnya. Keterampilan komunikasi positif
(seperti empati, mendengarkan reflektif, komentar mendukung) memungkinkan
anggota keluarga untuk berbagi kebutuhan mereka berubah karena mereka
berhubungan dengan kohesi dan kemampuan beradaptasi. Keterampilan komunikasi
negatif (seperti pesan ganda, ganda mengikat, kritik) meminimalkan kemampuan
untuk berbagi perasaan, sehingga membatasi gerakan dalam dimensi kohesi dan
kemampuan beradaptasi. Memahami apakah keluarga anggota puas dengan pembelian
keluarga membutuhkan komunikasi dalam keluarga. Untuk menentukan bagaimana
keluarga membuat keputusan pembelian dan bagaimana keluarga mempengaruhi
perilaku pembelian masa depan anggotanya, hal ini berguna untuk memahami fungsi
yang disediakan dan peran yang dimainkan oleh anggota keluarga untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi mereka.
Studi
tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah
penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga dalam pembelian timbul
karena dua alasan, yaitu :
1. Banyak
produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebgai unit keluarga.
Contoh : jika pasangan baru membeli
rumah barangkali mereka akan melibatkan anak, orang tua, nenek dan keluarga
besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan
dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk
favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke
pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota
keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali
bahan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam
memutuskan di restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga
yang dapat digunakan.
2. Ketika
pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan
mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.
Contoh : Anak-anak mungkin membeli
pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja
mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan
saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana
pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang
yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin
bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi
dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai
makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil
yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam
keputusan konsumen benar-benar meresap.
Pengaruh rumah tangga dan konsumen
terhadap prilaku konsumen itu sendiri disebabkan oleh banyak hal yang
memungkinkan terjadi atau tidaknya suatu keputusan pembelian dari konsumen
terhadap suatu produk tertentu.
Di dalam pengambilan keputusan terdapat
peran–peran tertentu yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga. Peranan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan
pembelian antara lain :
1) Penjaga
pintu (gatekeepers)
Perannya adalah mengatur dan
mengendalikan informasi yang akan masuk ke keluarga. Yang berperan
sebagai penjaga pintu ini berperan untuk menerima, meneruskan atau
menolak/menghentikan informasi yang akan disampaikan kepada anggota keluarga.
Contoh :
Pada proses pembelian laptop, saya
mempunyai seorang kakak yang kuliah di perguruan tinggi. Dia akan lebih
mengetahui mana laptop yang bagus spesifikasinya dan mana yang tidak. Sehingga
kakak akan berperan sebagai penjaga pintu (gatekeepers) untuk informasi mana
yang harus diteruskan, diterima atau ditolak kakak sebelum disampaikan kepada
keluarga mengenai informasi laptop tersebut.
2) Pemberian
Pengaruh (influencer)
Peranannya adalah memberi pengaruh
kepada anggota keluarga lain untuk mengambil keputusan. Pemberi pengaruh akan
mengevaluasi alternatif – alternatif yang tersedia. Pemberi pengaruh mempunyai
peran penting dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pemelihan, penggunaan
atau penghentian suatu produk atau jasa.
Contoh :
Adik saya ingin membeli handphone
yang canggih seperti Android, maka saya sebagai kakak akan menyarankan untuk
mencari – cari informasi mengenai spesifikasi dan harga handphone Android.
Karena saya memakai handphone Samsung, maka saya juga akan memberikan
pengetahuan kepada adik saya mengenai handphone Samsung. Sehingga, adik saya
tertarik untuk membeli handphone Samsung. Disini saya sebagai kakak berperan
sebagai influencer / pemberi pengaruh terhadap keputusan pembelian adik saya.
3) Pengambil
Keputusan (decision maker)
Peranannya adalah memutuskan produk
/jasa yang akan dibeli. Di dalam keluarga peran ini bisa diperankan oleh suami
atau istri atau anak tergantung dari produk yang dibeli dan kondisi dominasi
pengambilan keputusan dalam keluarga.
Contoh :
Suatu keluarga ingin membeli sebuah
mobil, karena yang lebih mengetahui mengenai mobil adalah ayah, maka yang
berperan sebagai pengambilan keputusan disini adalah ayah. Jika mobil Honda CRV
mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, maka ayah akan
mengambil keputusan untuk membeli mobil tersebut.
4) Pembeli
(buyer)
Peranannya adalah membeli atau
melakukan transaksi atas barang atas jasa.
Contoh :
Jika suatu keluarga ingin membeli
kulkas, maka yang berperan sebagai pembeli disini adalah ibu. Karena ibu akan
lebih mengetahui mana kulkas yang bagus dan tidak.
5) Penyiap
(Preparer/installer)
Perannya menyimpan segala
sesuatunya sehingga produk atau jasa siap digunakan/dikonumsi.
Contoh :
Di keluarga saya sangat senang dengan
makan es krim, maka ibu akan membeli es krim dan menyimpannya hingga pada saat
kami berkumpul maka ibu akan menyajikan es krim tersebut sebagai cemilan untuk
keluarga kami.
6) Pengguna
(user)
Perannya memakai produk atau
menggunakan produk/jasa yang dibeli.
Contoh :
Suatu keluarga membeli peralatan
memasak, yang berperan sebagai pengguna dari peralatan memasak disini adalah
ibu. Karena ibu yang setiap harinya memasak dan menggunakan peralatan memasak
tersebut.
7) Pemelihara
(Maintainer)
Peranannya adalah merawat daan
melakukan usaha yang memungkinkan produk atau jasa dapat digunakan dan dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan jangka waktunya.
Contoh :
Jika di suatu keluarga mempunyai
mobil, maka ayah akan berperan sebagai maintainer, yaitu dengan cara menservice
setiap bulannya, membawa ke bengkel, mencuci mobil, dsb. Hal ini akan ayah
lakukan untuk merawat mobilnya agar tetap aman dan nyaman pada saat digunakan.
8) Pembuang
(Disposer)
Peranannya adalah berinisiatif
menghentikan atau tidak melanjutkan penggunaan produk atau jasa yang digunakan.
Contoh :
Ibu saya biasanya menggunakan
produk MSG seperti Royco / Masako untuk menyedapkan makanan. Karena saya
mengetahui bahwa produk MSG itu tidak baik untuk kesehatan, maka saya akan
meminta ibu untuk menghentikan penggunaan produk MSG lagi. Hal ini saya lakukan
karena saya mencintai keluarga saya dan saya peduli terhadap kesehatan keluarga
saya. Sehingga dalam hal ini saya berperan sebagai pembuang (disposer).
9) Pencetus
(Initiator)
Yaitu
anggota keluarga yang mempunyai ide atau gagasan untuk memilih dan membeli.
Contoh :
Seorang anak ingin dibelikan
biscuit oleh ibunya. Kakaknya yang ikut mencoba memakan biscuit itu dan
akhirnya menyukainya, maka sang kakak menyarankan ibunya untuk membeli biscuit
untuk dikonsumsi keluarganya setiap hari. Dalam hal ini sang adik berperan
sebagai pencetus (initiator).
10) Organizer
(pengatur)
Peranannya
adalah mengatur apakah produk tersebut bisa dimulai dipakai, dibuang atau
dihentikan.
Contoh
:
Pada
pemakaian produk popok bayi (diapers). Maka seorang ibu akan mengatur kapan ia
akan menggunakan popok bayi pada anaknya, misalnya pada saat berumur 1 bulan –
3 tahun atau pada saat bepergian jauh. Selain itu, seorang ibu juga akan
membuangnya apabila popok bayi yang digunakan sudah penuh pada saat dipakai
anaknya. Dan seorang ibu akan menghentikan penggunaan produk popok bayi
tersebut jika terjadi iritasi pada anaknya ataupun jika anaknya sudah cukup
umur untuk tidak menggunakan popok bayi lagi.
Menurut Engel dkk (1995), secara umum struktur peran
Suami dan Istri dalam pengambilan keputusan, adalah sebagai berikut:
•
Otonom.
Keputusan yang bisa dilakukan oleh istri atau suami, yang bisa dilakukan tanpa
tergantung dari salah satunya.
•
Suami yang
dominan dalam mengambil keputusan.
•
Istri yang
dominan dalam mengambilan keputusan.
•
Sinkratis,
bila kebanyakan keputusan dibuat bersama oleh suami maupun istri. Sinkratis lebih
memungkinkan dalam situasi berikut:
1. Ketika
tingkat resiko yang dirasakan dalam pembelian tinggi
2. Ketika
keputusan pembelian penting untuk keluarga
3. Ketika
ada sedikit tekanan waktu (tersedia cukup waktu)
4. Untuk
kelompok demografi tertentu.
•
Rumah tangga dengan pendapatan menengah akan sangat
mungkin terjadi keputusan bersama,
sedangkan dalam rumah tanga yang berpendapatan
rendah istri lebih dominan dan dalam rumah tangga berpendapatan lebih tinggi suami lebih
dominan.
•
Keluarga muda / belum memiliki anak
•
Jika hanya satu orang tua yang bekerja
Sosiolog
Talcott Parsons membagi Peran Perilaku Keluarga dan kelompok lain menjadi peran
instrumental dan ekspresif.
·
Peran instrumental, juga dikenal sebagai
peran fungsional atau ekonomi, melibatkan keuangan, kinerja, karakter
performasi, dan sifat “fungsional” lain seperti kondisi pembelian serta fungsi
lainnya yang dilakukan oleh anggota kelompok.
·
Peran Ekspresif melibatkan pendukung
anggota keluarga yang lain dalam proses pengambilan keputusan dan
mengekspresikan kebutuhan keluarga estetika atau emosional, termasuk
norma-norma keluarga menegakkan.
Berbagai
anggota keluarga akan berperan dalam peran instrumental maupun peran ekspresif,
bergantung pada jenis keputusan pembelian dan karakteristik individual dari
anggota keluarga yang bersangkutan.
Iklan
yang sehari–hari kita lihat juga mempunyai makna peran instrumental maupun
peran ekspresif. Iklan keluarga yang menampilkan peran instrumental akan lebih
menonjolkan aspek keuangan maupun fungsional dari anggota keluarganya. Misalnya
pada peran ayah, seorang ayah akan lebih ditampilkan dalam iklan tersebut
sebagai sosok yang pekerja keras, yang dapat memberikan materi dan bertujuan
untuk meringankan beban bagi individu (anak). Contoh iklan untuk peran
instrumental ini adalah asuransi.
Pada
iklan peran ekspresif yang ditampilkan adalah dorongan atau dukungan anggota
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya dalam memilih suatu produk. Jadi
disini anggota keluarga yang ingin memutuskan untuk membeli suatu produk
mendapat pengaruh dari anggota keluarga lainnya. Selain itu, anggota keluarga
yang menjadi kelompok acuan disini yang lebih mempunyai banyak kesamaan dengan
calon konsumen tersebut.
Contoh
iklan yang menggambarkan peran instrumental dan ekspresif di dalam keluarga
adalah :
1.
Iklan Biskuat Semangat Ibu dan Anak
(Instrumental)
Iklan
ini menunjukkan bahwa sosok seorang ibu yang tidak ingin anaknya menang dengan
cara ibunya yang mengalah. Namun sang ibu ingin anaknya menang dengan
kemampuannya sendiri. Sang ibu akan merasa dirinya menang jika melihat anaknya
dapat mengalahkan dirinya dengan kemampuan anaknya sendiri. Pada iklan tersebut
sang ibu memberikan semangat lewat produk biskuat agar anaknya rajin berlatih
dan dapat mengalahkan dirinya. Hal ini menunjukkan adanya peran instrumental
berupa peran fungsional dari seorang ibu.
2.
Iklan Tropicana Slim versi Seperti Papa
(Ekspresif)
Iklan
ini menceritakan tentang seorang anak yang selalu ingin seperti ayahnya.
Ayahnya suka makanan manis, dia pun ikut menyukai makanan manis. Tetapi ketika
ayahnya terkena penyakit diabetes, untuk pertama kalinya dia tidak ingin
menjadi seperti ayahnya. Oleh karena keturunan diabetes 6 kali lebih berisiko,
ibunya menganjurkan suami dan anaknya untuk mengkonsumsi gula Tropicana Slim
Diabetes (suami) dan Tropicana Slim Classic (anak). Padahal mungkin saja
anaknya ini ingin mengkonsumsi gula biasa misalnya Gulaku. Akan tetapi karena
ada pengaruh dari anggota keluarga lain yaitu ibu dan ayahnya, sehingga ia juga
turut mengkonsumsi Tropicana Slim Classic. Peran ekspresif yang ditampilkan
disini terlihat dari seorang anak yang ingin seperti ayahnya dan mengkonsumsi
sesuatu yang sama dengan ayahnya.
Faktor spesifik yang menentukan dalam membuat
keputusan pembelian pada sebuah keluarga adalah:
1. Kebutuhan
antar pribadi, tingkatan seseorang pada investasi dalam kelompok, misalnya
seorang remaja bisa lebih peduli tentang apa yang dibeli keluarganya untuk
rumah tangga daripada seorang mahasiswa yang sementara tinggal di asrama.
2. Keterlibatan
dan manfaat produk, yaitu produk mana akan digunakan atau akan memuaskan sebuah
kebutuhan.
3. Pertanggungjawaban,
(usaha memperoleh, maintenance, pembayaran dan seterusnya), orang lebih
menyukai tidak setuju dengan sebuah keputusan jika itu membawa konsekuensi dan
komitmen jangka panjang.
4. Kekuasaan,
keputusan membeli dalam keluarga dipengaruhi oleh keputusan yang lainnya. Pada
keluarga tradisional suami cenderung mempunyai kekuasaan lebih daripada istri,
kemudian pada anak yang lebih tua dan seterusnya.
Konflik timbul karena hal-hal sebagai berikut: (1)
alasan untuk pembelian suatu barang
atau jasa; (2) mengevaluasi pilihan alternatif. Strategi untuk menyelesaikan konflik:
1. Strategi
susunan peran (role structure strategy): Adalah suatu strategi dimana
konflik dalam keluarga diatasi dengan menunjuk seorang anggota keluarga untuk
bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.
2. Strategi
anggaran (budget strategy): Pada strategi ini, keputusan diambil
berdasarkan pada besar anggaran belanja yang dialokasikan untuk membeli produk
tersebut.
3. Strategi
pemecahan masalah (problem solving strategy): Strategi ini digunakan
ketika seluruh anggota keluarga sepakat terhadap tujuan yang akan dicapai,
tetapi terhadang banyak
pilihan merek yang tersedia di pasar. Dalam problem solving strategy, dapat digunakan
cara-cara :
a.
Menunjuk seorang ahli (expert)
yang dianggap memiliki pengetahuan tehnis mengenai produk yang akan dibeli.
Ahli yang dipilih bisa merupakan anggota keluarga dan bisa dari luar keluarga.
b.
Dengan “pemecahan masalah secara lebih
baik” (better solution). Cara ini digunakan melalui diskusi keluarga
untuk mencari pemecahan masalah yang lebih baik daripada yang diusulkan secara
sendiri-sendiri.
c.
Apabila tersedia banyak pilihan dengan
“pembelian berganda” (multiple purchase), yaitu membeli beberapa
alternatif
yang dikemukakan oleh anggota keluarga.
III.
KESIMPULAN
Keluarga
(family) dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal bersama.
Sedangkan rumah tangga (household)
adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati
sebuah unit rumah.
Tiga
variabel sosiologis yang membantu menjelaskan bagaimana fungsi keluarga
meliputi kohesi, adaptasi, dan komunikasi.
Pentingnya
keluarga dalam pembelian timbul karena dua alasan, yaitu (1) Banyak produk
dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebgai unit keluarga. (2) Ketika pembelian dibuat oleh individu,
keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh
anggota lain dalam keluarganya.
Peranan anggota
keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain : (1) Penjaga
pintu (gatekeepers), (2) Pemberian Pengaruh (influencer),
(3) Pengambil Keputusan (decision maker), (4) Pembeli
(buyer), (5) Penyiap (Preparer/installer), (6) Pengguna
(user), (7) Pemelihara (Maintainer), (8) Pembuang
(Disposer), (9) Pencetus (Initiator), (10) Organizer (pengatur)
Menurut Engel dkk (1995), secara umum struktur peran
Suami dan Istri dalam pengambilan keputusan, adalah Otonom, Suami, Istri, Sinkratis (bersama-sama)
Sosiolog
Talcott Parsons membagi Peran Perilaku Keluarga dan kelompok lain menjadi peran
instrumental dan ekspresif.
Faktor spesifik yang menentukan dalam membuat
keputusan pembelian pada sebuah keluarga adalah: (1) Kebutuhan antar pribadi,
tingkatan seseorang pada investasi dalam kelompok, (2) Keterlibatan dan manfaat
produk, yaitu produk mana akan digunakan atau akan memuaskan sebuah kebutuhan,
(3) Pertanggungjawaban, (4) Kekuasaan.
Strategi untuk menyelesaikan konflik: (1) Strategi
susunan peran (role structure strategy), (2) Strategi anggaran (budget
strategy), (3) Strategi pemecahan masalah (problem solving strategy).
Daftar
Pustaka
https://renoajietriwibowo.wordpress.com/2015/12/17/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga-terhadap-pembelian-dan-konsumsi/
http://selvi28.blogspot.co.id/2015/01/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga.html
http://aindapryl.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-keluarga-terhadap-perilaku.html
http://vanisarahadzianti.blogspot.co.id/2015/11/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga.html
http://onlykusuma.blogspot.co.id/2015/01/a-pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar